This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Bayangan Sang Rubah Putih (1)



Bayangan Sang Rubah Putih (1)

0"Sial! Jangan halangi jalanku!"     

"Da!!"     

Semuanya terkejut oleh teriakan Luca yang penuh amarah dan kejengkelan. Sebaliknya, Luca tidak menyadari sama sekali bahwa ia telah mengeluarkan emosi amarahnya dan dengan kekuatan penuh menonjok orang-orang yang menahannya itu. Liviu yang berada di punggungnya juga hendak membantu tapi segera dicegah oleh Luca karena Liviu belum bisa mengendalikan sihirnya.     

Namun, gerombolan orang ini yang menggunakan seragam khas penjaga distrik memiliki gerak-gerik yang aneh.     

Mereka bergerak sangat lambat dan mata mereka kosong seperti mata ikan mati. Luca sudah menggunakan kekuatan penuhnya dan biasanya tidak akan ada yang bisa hidup setelah mengenai kekuatannya secara langsung. Namun, para penjaga ini, walaupun kepalanya mulai mengucurkan darah pun, mereka masih berdiri. Di saat yang bersamaan, lebih banyak lagi penjaga yang berdatangan dan menghalangi Luca.     

'Apa yang terjadi dengan mereka?!' Luca berdecak kesal. Ia hanya ingin bertemu Mihai dan membawanya pulang sesegera mungkin!     

"Keparat!" umpatnya kembali mendaratkan pukulan lain secara bertubi-tubi tapi semuanya sia-sia.     

Gerombolan penjaga semakin banyak dan mulai menyerang Steve dan yang lainnya juga.     

"Luca! Pergilah! Kami akan menahannya untukmu!" pinta Steve.     

"Serahkan pada kami, Tuan!" seru para pelayan hampir bersamaan.     

Adrian yang masih sakit kepala dan Silver juga ikut melawan sosok-sosok itu. mereka semua bertarung sambil melindungi Ioan dan keluarganya yang tidak memiliki kekuatan. Namun, keluarga Asaka tidaklah lemah.     

Para penjaga ini walaupun jumlahnya banyak dan seperti tidak bisa mati, pergerakan mereka lambat dan tidak ada yang menggunakan sihir. Jadi, half-beast yang tidak bisa menggunakan sihir pun bisa mengalahkan para penjaga itu.     

Bahkan, Cezar yang paling lembut pun menjatuhkan hampir 10 dari penjaga itu dalam sekali putaran hingga membuat para incubus di sana bergumam kagum. Adrian bahkan terbelalak dan mematung sebentar sebelum kembali dari keterkejutannya.     

Ioan berdecak kesal. "Mereka tidak ada habis-habisnya!"     

Luca yang sudah dibuatkan jalan bahkan kembali dihalangi oleh gerombolan penjaga baru.     

Satu jatuh, yang lain akan segera menyerbu, dan yang jatuh pun kembali bangun. Jika begini terus, sebelum mereka menemukan Mihai, mereka sudah akan pingsan duluan karena kehabisan tenaga. Namun, mereka juga tidak memiliki jalan keluar karena sihir untuk melumpuhkan pergerakan pun tidak mempan.     

Ioan menggigit bibir bagian bawahnya penuh keraguan. Ia sedang menimbang-nimbang sesuatu.     

'Apa aku lakukan saja? Tapi jika keberadaannya terungkap dan aku menyusahkan mereka? Tapi Mihai dalam bahaya! Aku harus menyelamatkannya!'     

Tiga puluh penjaga menyerang Luca secara bersamaan. Luca ingin mengeluarkan sihirnya dan menyerang ketiga puluh itu tapi sakit di jantungnya tiba-tiba menguat membuat energi sihirnya segera mati.     

"Daa!!" seru Liviu cemas.     

"Luca!" Steve hendak membantu tapi langsung terhalang gerombolan penjaga lainnya membuat ia mengumpat.     

Para pelayan juga tidak bisa bergerak apalagi Silver dan Adrian yang berada di barisan paling belakang dan paling jauh dari Luca.     

Entah sejak kapan, ketigapuluh penyerang itu memiliki pisau besi di tangannya. Jika itu menancap Luca, walaupun ia abadi, tentunya sakitnya masih akan sangat luar biasa.     

"TUAN!"     

Api hitam tiba-tiba muncul dan membakar kepala seluruh penjaga di sana. Pergerakan mereka segera berhenti.     

Semua orang di situ terkaget-kaget. Api hitam yang membakar kepala penjaga itu sama seperti api hitam yang menyelimuti bangunan. Mereka menjadi was-was sambil mencari sosok yang telah membakar bangunan itu.     

Hanya Cezar dan Viorel yang mematung di tempat dengan mata terbelalak pada papa mereka.     

"Pa—Papa…."     

"Itu…."     

Gumaman mereka tertangkap oleh para incubus dan sekarang semuanya menemukan Ioan yang sudah berkeringat dingin. Tangannya terulur dan lingkaran sihir kecil berwarna hitam menghiasi telapak tangannya.     

Tidak ada yang menduga hal ini.     

"I—Io…." Steve bahkan terlalu terkejut hingga ekspresi wajahnya yang tampan terlihat sedikit bodoh.     

'Api hitam ini dibuat oleh Ioan! Tapi … bagaimana mungkin half-beast ini memiliki sihir?'     

Ioan tahu semua ini akan mengundang kebingungan yang besar tapi tidak ada waktu untuk menjelaskan. "Api hitam yang membakar gedung ini bukan milikku tapi yang membakar kepala-kepala penjaga adalah milikku," ujarnya untuk mencegah kesalahpahaman seraya mulai berlari lagi.     

"Ayo! Kita harus menyelamatkan Mihai!"     

Yang paling pertama tersadar dari keterkejutan ini adalah Luca. Mihai lebih penting sekarang dan jika terjadi sesuatu pada istrinya, ia mungkin akan membakar satu kota ini dan membunuh semua orang.     

Jika kalian bertanya apakah ini hanyalah perumpamaan yang dilebih-lebihkan, kalian telah salah. Luca benar-benar akan melakukan hal esktrim itu.     

"Mihai! Di mana kau?!"     

"Mihai!"     

"Jika kau dengar, jawab kami!"     

Mereka berlari ke berbagai ruangan sambil menghindari reruntuhan pondasi yang berjatuhan. Keringat membasahi tubuh mereka karena semakin dalam mereka berlari, semakin kuat dan panas api yang berkobar. Setiap kali ada gerombolan penjaga yang datang, Ioan akan melemparkan api hitam dan gerombolan itu segera berhenti bergerak.     

"Hiii mohon ampun!"     

Samar-samar teriakan histeris seseorang tertangkap telinga Ioan. Di saat yang sama, insting Luca mengatakan bahwa Mihai sudah dekat. Ia segera berbelok ke arah di mana Ioan juga berbelok. Semuanya ikut dan mereka menemukan kusen pintu yang membawa mereka ke sebuah ruangan lelang.     

Suara seseorang yang dicekik kesakitan semakin jelas terdengar.     

Semuanya semakin tegang dan cemas dan mempercepat langkah kaki mereka. Mereka takut orang yang tercekik itu adalah….     

Luca menggeleng kepalanya kuat. Ia tidak ingin memikirkan kemungkinan buruk seperti itu.     

"Mihai!" teriaknya ketika masuk ke dalam ruangan tapi tiba-tiba langkah kakinya berhenti.     

Satu per satu dari mereka pun sampai ke dalam ruangan dan semuanya ikut mematung di tempat. Mata mereka terbelalak lebar hingga terasa akan lepas dari kelopaknya. Ioan bahkan ternganga lebar saking terkejutnya.     

Tidak jauh dari mereka, seorang penjaga tergantung pada dinding. Bagian lehernya dicekik oleh sebuah tangan yang memiliki cakar panjang membuat penjaga itu kehilangan nafasnya. Penjaga itu terus meronta dan dari ujung tenggorokannya yang terasa akan remuk, ia berusaha memohon tapi tidak ada yang keluar dari mulutnya selain bunyi tersedak yang aneh. Tangannya terkepal, hendak mengeluarkan sihir tapi tidak ada yang muncul dari tangannya membuat penjaga itu semakin putus asa.     

Pemilik tangan itu hanya berdiri diam dan tenang. Pria itu berambut panjang putih bersih dengan sepasang tanduk hitam dan sepasang telinga rubah di kepalanya. Tubuhnya berbalut pakaian berlapis tiga berwarna putih yang panjang dan berlengan lebar. Wajahnya tertutup oleh sebuah cadar putih dan dari balik cadar yang melambai dimainkan oleh angin itu, sepasang mata kuning keemasan menusuk dingin pada penjaga itu. Tangannya yang mencekik leher penjaga itu semakin mengerat hingga urat-urat biru muncul dengan jelas pada permukaan kulit.     

Penjaga itu semakin sesak. Matanya melotot hingga saraf-saraf merah ditepi matanya terlihat jelas. Air mata mengalir deras membasahi wajahnya dan celananya sudah basah oleh air seni. Benar-benar menyedihkan tapi sosok berambut putih itu tidak memperlihatkan secercah rasa kasihan pun.     

"Itu…."     

"Mihai…?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.