Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Menjadi Orang Tua Super Untukmu



Menjadi Orang Tua Super Untukmu

0"Merindukan nenek lagi, ya?"     

Melihat kakeknya sedang memegang sebuah foto di tangannya, Beiming Yechen jadi ingin mencuri lihat foto itu.     

Walau demikian, gerakan Kakek Beiming sangat cepat, ia mengambil tongkat di tangannya dan memukulkan tongkat itu ke arah Beiming …     

"Aduh Kek, pelan-pelan!!! Apa kamu menginginkan cucumu ini pincang?"     

Kakek Beiming pun secara diam-diam mengambil foto itu dan memasukkannya ke dalam laci dan menutupnya kembali. Kemudian Kakek Beiming memasang ekspresi wajah yang serius.      

Jika memperhatikan ekspresi orang tua itu, tampaknya Kakek Beiming memang ingin memarahi Beiming Yechen. Akan tetapi saat melihat Ji An'an lagi, seketika wajahnya langsung berubah tersenyum seperti bunga matahari.     

"Kenapa harus begitu misterius? Lagi pula, membiarkan aku melihat foto nenek saja tidak boleh..." Ucap Beiming Yechen dengan sedih.     

"Dia adalah pasangan hidupku! Memang apa lagi yang mau kamu lihat, hah!" Aura milik Kakek Beiming seketika terasa mendominasi.     

Beiming Yechen tersenyum melihat Ji An'an, "Katanya kamu sangat mirip dengan nenek pada saat muda, aku ingin membuktikan seberapa mirip nenek denganmu."     

Ji An'an kemudian tersenyum, "Justru kamu yang sangat mirip dengan kakek sekarang!"     

Kakek merasa tidak senang dan membalas, "Sembarangan, aku lebih tampan dari dia."     

Beiming Yechen langsung tertegun mendengar komentar kakeknya itu.     

Kakek dengan ramah memegang tangan Ji An'an, "An'an setidaknya sudah pulang. Ayo, temani kakek untuk makan siang. Selain itu, aku lihat kamu sekarang sudah terlalu kurus, sudah seharusnya ikut makan siang di sini bersama kakek!"     

"Kakek, cucumu juga sudah sangat kurus…. Jadi, ajak aku makan siang bersama juga ya…!"     

"Pergi."     

Wajah Beiming Yechen ternyata cukup tebal dan masih berani ikut campur dalam pembicaraan kakek dan kakak iparnya itu dari belakang. Ia terkadang menarik rambut keriting Ji An'an dan mengerutkan keningnya.     

Di sisi lain, Ji An'an sebenarnya ingin menggunakan kesempatan ini untuk melaporkan berbagai sikap Beiming Shaoxi yang beberapa kali menyiksanya….     

"Mengenai teguran kepada sekolah, apakah Kakek bisa membuat dia mencabut keputusannya?"     

"An'an kamu jangan khawatir, aku ini bagaikan angin hangat di musim dingin dan es krim di musim panas…. Aku adalah orang tuamu yang paling luar biasa! Aku bisa melakukan apapun demi keluarga…."     

*****     

Selama kegiatan makan siang, kakek dan cucu menantunya ini saling berbicara tentang Beiming Mingshi yang akan pulang dalam dua hari ini.     

Ji An'an baru sadar bahwa keluarga Beiming memiliki seorang cucu perempuan yang sedang bersekolah di Inggris.     

Perempuan itu katanya berusia dua tahun lebih tua dari Beiming Yechen dan saudara ke dua dalam silsilah keluarga ini.     

Ji An'an sangat heran bertanya, "Kamu seharusnya dipanggil Tuan Ketiga, kenapa semuanya memanggilmu Tuan Kedua?"     

Kakek Beiming seketika menyindirnya dengan ringan, "Karena dia bodoh."     

Mendengar itu, Ji An'an tentu tertawa. Melihatnya tampak senang, Kakek Beiming pun ikut senang. Di sisi lain, Beiming Yechen juga ikut menertawakan sindiran kakeknya.     

Suasana yang sangat bahagia itu, tiba-tiba berubah karena merasakan ada aura yang sangat dingin datang ke arah mereka.     

"Tuan Muda, Anda sudah pulang. Apakah sudah makan siang?" Tanya Nanny Porti dengan sopan.     

Saat sepatu boot Beiming Shaoxi mengetuk ke lantai yang terbuat dari marmer itu, suara langkahnya seolah membuat suasana semakin dingin.      

Biasanya Tuan muda tidak pernah pulang ke rumah siang hari, dan selalu makan siang di perusahaannya. Hari ini adalah pengecualian.     

"Menyiksa An'an dan masih ingin makan, pergi makan makanan anjing sana!" Tegur Kakek Beiming dengan kemarahannya.     

Beiming Shaoxi dengan dingin berdiri di samping meja dan sepasang matanya menatap ke arah Ji An'an.     

Seragam biru laut yang di pundaknya terdapat jahitan berbentuk seekor raja singa, terlihat mulia dan mewah.     

'Hash… Suami Ji An'an sudah membuat dunia mendung dan tampaknya akan hujan seharian.'     

Ji An'an yang dilihat dengan cara demikian pun merasa sangat tidak nyaman.     

Beiming Yechen lalu membuat ini lebih parah dengan menambahkan, "Kakak, hari ini kamu sudah mengantarkan gadis desa ini ke sekolah dan dia tidak merasa sama sekali telah diantar olehmu."     

Beiming Shaoxi hanya diam tidak membalas.     

"Kalau kamu masih ingin bermain perang dingin denganku, nanti aku bisa menyiapkan panggung besar untuk kalian."     

Tidak lama kemudian, Ji An'an menendang Beiming Shaoxi dari bawah meja.     

Akan tetapi, serangannya itu dapat ditangkis dan pergelangan tangan Ji An'an malah ditarik….     

Ya, Beiming Shaoxi kelihatannya sangat marah, tatapannya menyipit dan tidak memperdulikan teriakan dari kakeknya. Ia bahkan menarik Ji An'an ke atas begitu saja.     

Beiming Shaoxi sudah lama menunggu wanita ini minta maaf padanya.     

Hanya saja, Ji An'an malah mengabaikannya dan mencari kakek agar mendukungnya.     

Beiming Shaoxi sudah tidak diperdulikan sama sekali dan istrinya itu tidak merasa bahwa dirinya sudah sangat kesal dengan sikapnya!     

Ji An'an ditarik dengan paksa masuk ke dalam ruangan dan dilempar ke atas sofa.     

Ji An'an baru ingin membungkuk dan duduk, tetapi lutut pria itu sudah berada tepat di atasnya. Hal ini secara langsung membuatnya tetap terbaring di atas sofa dan tidak bisa bergerak.     

Sungguh, napas suaminya ini sudah sangat liar dan menerpa ke seluruh tubuhnya….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.