Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Dia Sedang Perang Dingin Dengan Aku



Dia Sedang Perang Dingin Dengan Aku

0Setelah mengenang begitu lama, Beiming Shaoxi akhirnya tersadar dari lamunannya dan menyimpan kembali liontin itu ke dalam laci.     

Pria ini sekarang sudah menjadikan Ji An'an sebagai miliknya. Kalau wanita itu bersedia, Beiming Shaoxi juga akan rela setia padanya dan menjaga hubungannya ini.     

Tidak lama kemudian ponsel di atas meja itu tiba-tiba bergetar, Beiming Shaoxi langsung mengambilnya dan melihat layarnya dengan tatapan suram.     

Dalam hati Beiming Shaoxi merasa kesal, 'Ji An'an, dasar wanita yang menyebalkan! Apa dia sungguh tidak bisa menghubunginya sampai sekarang?'     

Apakah tekanan yang diberikan pada saat di sekolah masih belum cukup?!     

*******     

Saat ini, Ji An'an bersandar di dinding bercorak bunga itu. Dalam hati ia bertanya, 'Apakah Gu Nancheng masih belum pulang?'     

Kontak pribadinya sebagai Su Qianmo seperti email dan aplikasi penerima pesan seharusnya tidak ada yang berubah. Ia sebenarnya juga masih mengirimkan beberapa pesan kepada Gu Nancheng, tetapi tidak pernah mendapat balasan sama sekali.     

Gu Nancheng tidak membalas pesannya dan tidak membeli rumah bekas kediaman Gu waktu itu.     

Ji An'an menggigit bibirnya dan merasa sangat sedih sampai akhirnya ia melihat ada sepasang kaki terdiam berdiri di depannya.     

Dalam sekejap jantung Ji An'an berdebar sangat kencang dan hampir tidak bisa berbicara.     

Kemudian, perempuan ini mendongakkan kepalanya perlahan dan menyadari bahwa pemilik kaki tersebut adalah Beiming Yechen. Melihat wajah Beiming Yechen, Ji An'an jadi merasa kesal dan ingin memukulnya. Sungguh, ia merasa kecewa karena telah berpikir berlebihan tentang Gu Nancheng.     

"Menunggu orang, ya?" Beiming Yechen berbicara demikian sambil memberikan sebotol minuman rasa buah kepada Ji An'an.     

Ji An'an pun berteriak dengan geram, "Aku sudah menyuruhmu untuk tidak mengikutiku!"     

Ponselnya berbunyi dan panggilan tersebut berasal dari Sana….     

Beiming Yechen duduk di sebelah Ji An'an dan bertanya dengan bingung, "Di sini panas sekali... Ayo, kita mencari pohon dan menunggu di sana?"     

Ji An'an yang baru saja selesai menerima panggilan itu, kemudian melihat pria itu mengambil sebungkus besar berbagai makanan ringan. Tampaknya tidak hanya itu saja, makanan untuk makan siang pun juga sudah dibelinya.      

Menyadari persiapannya yang selengkap ini, sepertinya memang sudah dipersiapkan untuk berlama-lama duduk bersama Ji An'an.     

"Beiming Yechen! Kamu kenapa mengikutiku terus!?"     

"Menghindarkanmu dari pencuri, perampok dan orang jahat lainnya. Kamu begitu cantik, tidak akan aman bila sendirian di jalan." Pria itu mengikut gaya bicara Ji An'an.     

"Kamu telepon kakakku sekarang agar segera menarik teguran terhadap sekolah." Ji An'an ingin mencubit kuat lengan pria itu.     

Beiming Yechen berkata, "Dengan sikapnya itu, kamu seharusnya juga tahu, kan! Andai aku ikut campur, bukankah dia akan menjadi sangat marah padaku? Masalah ini terjadi karena ulahmu, dia sedang menunggumu untuk meminta maaf."     

Wajah Ji An'an berubah. Lagi pula, apa yang mengharuskannya untuk minta maaf?     

"Sejak awal kemarin, kakakku sudah pulang ke rumah. Saat makan malam, dia juga tidak bertemu denganmu. Ia pun jadi sangat kesal…. Aku jadi kasihan dengan para pembantu yang menghadapi kemarahannya." Ucap Beiming Yechen.     

Kemudian, lelaki itu tertawa terbahak-bahak dan menambahkan, "Di dalam ruang belajar, dia menunggumu sampai jam 11. Pada akhirnya saat dia menunggumu pulang, kamu malah memilih untuk langsung tidur."      

"Asal kamu tahu, Beiming Shaoxi sangat marah sampai semalaman tidak tidur dan terus-terusan mengamati kontrak kalian sampai pagi hari." Tutup Beiming Yechen.     

Ji An'an mengerutkan kening dan mengingat hal yang terjadi kemarin malam. Saat itu ia tertidur dan tidak ada hawa dingin apapun di dalam kamar.     

Saat pagi hari dan sudah bangun pun, ia juga tidak bertemu dengan Beiming Shaoxi….     

"Ketika pagi ini kalian pergi ke sekolah bersama, apa yang terjadi di dalam mobil? Aku lihat kakakku begitu marah." Tanya Beiming Yechen.     

Ji An'an tampak bingung, "Dia pergi kesekolah bersamaku?"     

Beiming Yechen tersedak dengan makanannya, "Tidak? Apakah kakakku yang berdiri di depanmu itu sama sekali tidak kelihatan???"     

Ji An'an terdiam, ia tidak paham dengan maksud ucapan pria itu.     

"Kalau begitu, dia sedang perang dingin denganmu. Apa kamu juga tidak menyadarinya sama sekali?"     

Ji An'an baru sadar, ".... dia sedang perang dingin denganku?"     

Seketika wajah Beiming Yechen sangat kagum.     

Ji An'an berdiri dengan kaki yang sudah agak pegal, "Ayo pulang, sudah waktunya jam makan siang."     

Ya, Ji An'an memiliki dukungan, ia perlu mencari kakeknya….     

Beiming Yechen agak tertegun dengan ajakan itu. Lagi pula, setengah bungkus biskuit ini sudah membuatnya kenyang.     

******     

Kakek Beiming dengan sangat bersemangat megambil satu foto dan berdiri di depan jendela.     

Gadis kecil yang ada di dalam foto itu sangat cantik dan elegan, mengenakan baju berkuda yang sangat keren dan duduk di kuda kecil berwarna merah marun.     

Dagunya yang kecil terlihat angkuh dan kelihatannya sangat keras kepala, tetapi juga imut.     

Foto itu terlihat sudah agak kekuningan dan tidak terlalu jelas, apalagi foto ini sudah termasuk foto lama.     

Kakek Beiming mengelapnya sejenak, kemudian ia melihat kedatangan Ji An'an. Sepasang mata wanita itu serta tatapannya pun…. Terasa sangat mirip dengan gadis kecil di foto tadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.