Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Merebut Kasih Sayang Milikku



Merebut Kasih Sayang Milikku

0Beiming Shilan akhirnya memilih membuka hadiah yang dibawanya dari Inggris. Sayangnya, hal itu juga masih belum bisa menarik perhatian Beiming Yechen.     

Ketika mendengar Ji An'an pulang, Beiming Shilan baru berdiri dari sofa. Saat kakinya menyentuh lantai, ia langsung berlari ke pintu…. Seperti orang yang mau menghadapi perang dan ingin melarikan diri!     

Ji An'an pulang dan Beiming Yechen menjadi pengikut di belakangnya. Ke manapun Ji An'an berjalan, Beiming Yechen pasti ada di belakangnya. Kenyataan ini jauh lebih keterlaluan daripada sikap kakek dan kakaknya itu!     

"Wajahmu begitu besar, jangan kau perlihatkan terus di depanku!" Ji An'an merasa tidak tahan dan mengusir Beiming Yechen.     

"Hem…, wajah besar! Ternyata, aku cukup penting di dalam hatimu, ya?…. "     

Tidak lama kemudian, Kakek Beiming berjalan keluar dari dapur dan memanggil Ji An'an, "An'an, sudah pulang? Cepat minum sup ini dulu. Sup ini baru saja matang!"     

"Terima kasih Kakek." Hanya ketika di depan kakek, Ji An'an baru bisa menunjukkan sikap hangat dan lembut.     

"Hari ini pasti ada kejadian yang menarik. Cepat ceritakan kepada Kakek!"      

Tiga pria di rumah Beiming langsung mengelilingi Ji An'an.     

Kakak pertamanya yang selalu dingin langsung menarik Ji An'an dalam pelukannya dan memeluknya dengan erat.     

Adiknya yang selalu bersemangat dan ceria duduk di sebelah kiri Ji An'an dan memberikan beberapa ceri kepada Ji An'an. Adiknya itu juga memberitahu wanita itu mana ceri-ceri yang paling manis.     

Di sisi lain, Kakek Beiming selalu tersenyum seperti angin musim semi. Ia duduk di sebelah kanan dan memegang tangan Ji An'an seperti seorang anak perempuan tertua yang sedang ingin dimanjakan…..     

Sedangkan Beiming Shilan, cucunya sendiri…. Keberadaannya seakan menguap ke udara dan tidak diajak bicara atau mendapat perhatian dari mereka bertiga!     

Wajah Beiming Shilan semakin kesal. Posisinya di hati ketiga pria di rumah ini telah rebut oleh wanita lain. Perasaan sayang yang biasa didapatkannya telah berubah menjadi sikap dingin tanpa perhatian.     

Perbedaan ini sudah bagaikan surga dan neraka, kenyataan ini hampir membuatnya gila.     

"Prank!"     

Tangan Beiming Shilan yang gemetar akibat tidak bisa membendung kemarahannya pun tanpa sengaja menjatuhkan gelas. Gelas yang berisi teh merah itu kini tergeletak di lantai dan membasahi ubin rumah ini.     

Saat mendengar itu, para pria di dalam rumah ini baru menyadari keberadaanya.     

Kakaknya dengan dingin menatapnya sekilas, namun tatapannya kembali ke wajah Ji An'an.     

Tidak hanya itu, adiknya juga sama sekali tidak memperdulikannya. Ia hanya berkata ringan, "Hadiah yang kamu kasih, nanti saja dibuka, ya!"     

Kakek melambaikan tangan berkata, "Shilan, sini. Kamu dan An'an pasti akan menjadi teman yang baik…."     

Beiming Shilan menahan amarahnya dengan susah payah. Namun ia berhasil tersenyum dan terpaksa berkata, "Tentu, kami akan berhubungan dengan baik!"     

Waktu makan malam sudah tiba, amarahnya semakin lama semakin parah.     

Setengah makanan dimeja adalah dibuat untuk Ji An'an dan sisanya baru untuk mereka.     

Padahal Beiming Shilan baru pulang hari ini, bukankah dirinya yang menjadi pemeran utama dalam acara makan malam ini? Seharusnya, banyak makanan yang dihidangkan adalah makanan-makanan yang disukai olehnya!     

Hanya kakeknya yang memberikan perhatiannya. Kedua pria lainnya sudah tidak perlu ditanya, mereka pasti mengikuti keinginan Ji An'an.     

*****     

Setelah selesai makan malam, Ji An'an kembali ke kamarnya. Saat ini, ia baru berjalan keluar dari kamar mandi dan di samping pintu terlihat sesosok orang yang bersandar di sana.     

"Ji An'an, seseorang memang tidak bisa dilihat hanya dari penampilannya, ya! Apa jenis ilmu hitam yang kamu gunakan untuk membuat semua keluargaku jadi seperti ini?" Ucap Beiming Shilan dengan angkuh dan penuh kebencian.     

Ji An'an mengerutkan kening dan hanya memandang wajah Beiming Shilan yang tampak sangat marah.     

"Aku tidak akan membiarkan semua kekayaan Keluarga Beiming menjadi milikmu. Dari mana asalmu? Apa hakmu sampai bisa menikah dengan keluarga ini dan merebut kasih sayang milikku!"     

Ji An'an memegang dagunya dan ingin menjelaskan sesuatu.     

"Lihat saja, aku akan mengusirmu keluar! Kamu lebih baik pergi sendiri dari sini sekarang! Jangan menyalahkan aku kalau aku sampai bersikap terlalu kejam!"     

"Nona kedua, aku sama sekali tidak tertarik dengan kekayaan Keluarga Beiming."     

"Baguslah! Kalau begitu, segera bereskan barang-barangmu dan keluar dari rumahku! Ini adalah peringatan terakhirku untukmu!"     

"Aku juga sangat ingin pergi dan tidak tertarik menjadi musuhmu. Kalau kamu bisa mengatakan kepada Kakek dan Beiming Shaoxi, aku bisa menerima kapan saja diceraikan olehnya!" Ji An'an menatap wajah wanita yang penuh kebencian itu.      

Astaga, Ji An'an sudah mendapat satu musuh, benar-benar akan sangat merepotkan. Lagi pula, kenapa musuhnya juga harus nona kedua?     

"Jadi maksudmu, kamu ingin memaksaku untuk melakukannya sendiri? Dengan pemahamanku tentang rumah ini, kamu ingin mengalahkan aku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.