Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Ji An’an, Aku Sakit!



Ji An’an, Aku Sakit!

0"Aku telah mencari di kamus, nama yang paling bagus adalah namamu. Jadi, apa nama yang pas untuk anak kita?!"     

Jari tangan Ji An'an yang gemetar, lalu membalikkan lembar berikutnya. Di sana terlihat ada selembar yang semuanya ditulis oleh tangannya. Tangannya gemetar semakin kuat….     

Selembar itu penuh dengan nama-nama, ada nama untuk anak laki-laki dan juga ada nama untuk anak perempuan.     

Air mata menetes ke kertas dan menelannya dengan cepat.     

Ji An'an gemetar menutup matanya, ia teringat dengan sebuah peristiwa yang pernah terjadi di pulau antara mereka berdua. Beiming Shaoxi tiba-tiba dengan bersemangat memeluknya dan berputar beberapa kali di dalam pelukannya.      

Saat itu, pria itu dengan sangat senang berteriak dengan pelan, "Aku memiliki seorang anak…. Ji An'an nama anakku!"     

Ji An'an membelakanginya sambil bersandar di meja belajar. Ia teringat kembali mengenai anak yang telah digugurkannya dengan tanpa ragu itu.     

Apalagi, saat itu ia teringat dengan hal-hal yang dilakukan Beiming Shaoxi beberapa waktu lalu. Pria itu mulai membaca buku tentang pendidikan anak dengan serius dan menonton CD tentang pembelajaran mengenai perawatan kandungan yang kekanak-kanakan….     

Melihat beberapa foto yang terakhir, air matanya membuat penglihatannya kabur dan menangis dengan tersedu-sedu.     

Ini adalah foto ketika dirinya dipukul tepat di dadanya dan pingsan.     

"Kamu membunuhnya…. Apakah sakit? Ji An'an, aku sakit!"     

"Ah….. uhuk…."     

Ji An'an terisak menangis dan tangannya mengepalkan tinjuan yang tidak tahu mau dipukul ke mana, bagaimana cara melampiaskan kesakitannya ini?     

Beiming Shaoxi dari awal sudah mengetahui dirinya telah mengugurkan anaknya, tetapi tidak mengatakan apapun.     

Kesakitan Beiming Shaoxi yang sampai masuk ke tulang itu, memelototi Ji An'an yang tertidur lemas, ingin rasanya menarik wanita ini masuk ke nereka.     

Terakhir Ji An'an bangun, ia juga hanya bisa dengan terdiam menatapnya. Ia tidak menunjukkan emosi sama sekali.     

Di dalam foto ini menunjukkan wajah pucat Ji An'an. Pemandangan ini menunjukkan dirinya yang sedang mengenakan celemek ketika memasak di dapur dengan sibuk.     

"Nona Ji, kalau kamu sudah memiliki orang yang kamu sukai, mengapa masih membuat aku jatuh cinta kepadamu!"     

"Aku sudah kehilangan anakku, tidak mungkin aku membiarkan diriku kehilanganmu…."      

Apakah ini alasan yang membuat Beiming Shaoxi memilih untuk diam saja?     

Beiming Shaoxi takut kalau dirinya murka maka Ji An'an akan pergi?     

Sedangkan Ji An'an? Dengan terang-terangan melukainya, ia tidak pernah begitu membenci dirinya sendiri karena tidak memiliki perasaan apapun padanya.      

Ji An'an bahkan sama sekali tidak pernah memiliki keinginan…. Atau memikirkan cara…. untuk melahirkan anak ini….     

"Ji An'an, apakah kamu benar-benar begitu menginginkan surat kontrak perceraian ini?"     

"Aku melepaskan kamu pergi, sedangkan kamu? Kapan kamu akan kembali?"     

"Kamu merupakan penyakit paling ganas yang sulit kusembuhkan untuk selamanya. Pertama, kamu telah membuatku jatuh cinta. Setelahnya, kamu justru membuatku terbakar sampai menjadi abu."     

Melihat sampai lembar terakhir, Ji An'an sudah menangis sampai tidak ada suara. Mengingat kemarin malam saat Beiming Shaoxi yang bermata merah berdiri di kamarnya dan menatapnya dalam-dalam. Kemudian, pria itu dengan penuh emosional mempertanyakannya….     

Semua rahasia yang disimpan dan ditahan di dalam hatinya, langsung terlampiaskan begitu saja di bawah pengaruh minuman keras.     

Sedangkan reaksi pertama ketika dirinya bangun adalah ketakutan?     

Bahkan jauh sebelum kejadian ini, ia masih belum tahu tentang hal-hal yang telah dikorbankannya. Saat itu Beiming Shaoxi menembak tangannya sendiri tanpa mengedipkan matanya. Nyatanya, ia takut dengannya…. Yang seorang wanita.     

"Tuan, kemarin malam keluar dan sampai sekarang belum kembali…."     

Suara pelayan yang terdengar di luar pintu.     

Di sisi lain, Wei'er melihat bahwa di dalam kamar sudah tidak ada orang sama sekali. Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari pelayan dan bertanya.     

"Nyonya, kamu bilang kemarin malam Tuan mencari kamu, apakah dia sempat mengatakan tujuan kepergiannya?" Wei'er bertanya sambil berjalan masuk ke dalam kamar dan tatapannya sedang mencari sesuatu.      

"Di kantor ada masalah yang sangat penting, aku perlu mencari Tuan secepat mungkin." Tambahnya. Kalau tidak, Wei'er juga tidak mungkin datang ke sini sendiri.     

Akal sehat Ji An'an kembali, menghapus air mata yang berantakan dengan serak bertanya, "Kamu sudah menelponnya?"     

"Tidak diangkat."     

Ji An'an langsung terdiam, dirinya sudah menelepon banyak sekali ke nomor telepon Beiming Shaoxi dan tidak mendapat jawaban. Sekarang, bahkan panggilan Wei'er pun juga tidak diangkat?     

Ada prasangka yang tidak baik membuat Ji An'an menahan kesedihannya. Ia pun menenangkan dirinya terlebih dahulu, "Ke mana dirinya pergi ketika sedang bersedih? Aku akan menemani kamu pergi mencarinya."     

******     

Pada saat ini, Beiming Shilan mendengarkan laporan dari pelayannya bahwa Ji An'an sedang keluar dari rumah keluarga Beiming dengan mobil.     

Beiming Shilan selalu menunggu kesempatan, bagaimana mungkin bisa melewatkan kesempatan yang begitu bagus?     

Setelah meninggalkan rumah Keluarga Beiming, meski Ji An'an memiliki masalah apapun juga tidak mungkin akan menyalahkan Beiming Shilan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.