Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Ini Adalah Terakhir Kalinya



Ini Adalah Terakhir Kalinya

0Hati Ji An'an yang terasa amat sakit pun membuatnya hanya bisa menutup mata. Luka batin yang dideritanya sudah terlalu banyak, apa ada gunanya untuk mengatakan semua ini?     

 "Kapan kamu baru bersedia melepaskan aku?"     

Kini tatapan kesakitan pun muncul di mata Beiming Shaoxi. Mendapat pertanyaan seperti itu, jiwanya seolah hilang setengahnya. "Aku sudah mengatakan, tunggu kesembuhan tubuhmu dulu. Setelahnya, buktikan bahwa kamu bisa turun dari ranjang dengan baik…."      

"... Selama kamu di rawat di sini, aku tidak akan mengganggumu. Apakah bertemu denganku begitu membuatmu tidak senang?" Kemudian Beiming Shaoxi bertanya demikian.     

Perkataan Beiming Shaoxi ini seakan menyatakan bahwa dirinya berharap Ji An'an yang justru memintanya untuk menemaninya.     

Sayangnya, Ji An'an selalu bersikap dirinya tidak ingin bertemu dengannya. Beiming Shaoxi pun jadi merasa bahwa dirinya sudah menjadi sumber semua penderitaan wanita ini. Ya, ia hanya bisa menghilang dari kehidupan wanita ini.      

Hati Ji An'an yang sakit….     

Akhirnya, ia memutuskan untuk memalingkan mata dan tidak menjawab.     

******     

Mulai hari ini, Beiming Shaoxi seperti menghilang dari dunia ini. Walau demikian, Ji An'an menyadari bahwa kamera cctv masih tetap memperhatikannya. Ketika seorang pelayan mengantarkannya ke toilet, kamera cctv itu juga perlahan-lahan bergerak mengikutnya.     

Saat ini, Ji An'an dihidangkan sebuah makanan yang amat familiar. Ia pun juga tahu bahwa makanan ini sangat tidak enak… rasanya benar-benar tidak enak sampai membuatnya meneteskan air mata selama beberapa kali saat makan.     

Tidak hanya itu, Ji An'an pun menyadari bahwa setiap malam selalu ada pelayan yang akan menyalakan lilin aroma terapi. Lilin itu dinyalakan untuk membantunya tidur dengan tenang sampai keesokan paginya...     

Di sisi lain, bersamaan dengan Beiming Shaoxi yang bersembunyi di dalam ruangan itu, ia pun juga mencium aroma terapi itu.      

Ji An'an juga menyadari bahwa perban yang menutupi luka di bagian perutnya juga diganti setiap hari. Sayangnya, cara seseorang yang mengganti kain kasanya itu terlihat tidak rapi dan tidak profesional.      

Hal yang lebih aneh lagi adalah saat dirinya telah menutup matanya. Padahal suasananya sangat gelap, namun Ji An'an selalu merasakan mata biru Beiming Shaoxi di balik kegelapan tersebut. Tatapan mata biru itu selalu menatapnya selama dirinya tidur.      

Ehmm… mengapa?      

Bukankah lelaki itu sudah sangat kecewa dengannya, tidak percaya dengannya, dan menginginkan kematiannya di dunia ini?     

Mengapa masih mau diam-diam melakukan semua ini?     

Merasa dalam situasi yang membuatnya tidak nyaman ini, Ji An'an lebih bersedia bila matanya menjadi buta dan tidak bisa melihat apapun.     

******     

Karena selalu mendapat perasaan yang tidak nyaman. Sekarang sebelum tidur, Ji An'an tidak tahan untuk mematikan lilin itu dan minum beberapa gelas susu.     

Ketika tengah malam, Ji An'an membuka mata dengan rasa kantuk yang berat, namun ingin pergi ke toilet.     

Lampu berwarna kuning redup pun masuk ke dalam penglihatannya. Di sana terlihat dengan samar sosok Beiming Shaoxi yang duduk di samping ranjang. Satu tangannya memegang wajah kecilnya hingga menempel ke wajahnya sendiri.      

Jika dilihat dengan seksama, rambut pria itu tampak kacau seperti sarang burung. Kumisnya juga terlihat belum dipotong selama beberapa hari dan warna matanya tampak cukup merah seakan belum tidur selama beberapa waktu ini. Hal yang mengagetkan, pria ini masih mengenakan pakaian beberapa hari yang lalu.     

Wajah pria itu kelihatan sangat lelah, ekspresi wajahnya juga kosong dan tidak bersemangat.     

Telapak tangannya memegang tangan kecil Ji An'an dengan erat, lalu menatap gaun tidurnya yang terbuka. Benar, pria ini tampaknya baru saja mengganti kain kasa untuk mengobati lukanya itu.     

"Mengapa kamu tidak kembali tidur di kamarmu?" Ji An'an bertanya dengan nada yang serak.     

Beiming Shaoxi tertegun, segera merapikan baju tidurnya dan melepaskan tangannya, "Oh, aku hanya berjalan ke kamar yang salah…."     

Mata Ji An'an yang agak gelap dan basah, berbaring di atas ranjang dengan tenang menatap Beiming Shaoxi.     

"Apakah aku telah membangunkanmu? Kalau begitu maaf, kamu bisa melanjutkan tidurmu saja."     

Gerakan Beiming Shaoxi saat berdiri sangat panik. Pria ini bahkan tidak berhati-hati dalam berjalan dan tanpa sadar menabrak kepala ranjang. Suara sandungannya pun terdengar cukup jelas di telinga Ji An'an.     

Beiming Shaoxi memegang barang yang ada di kepala ranjang itu lalu berkata, "Nona Ji jangan khawatir, besok aku akan menyuruh orang untuk menguncinya."     

Beiming Shaoxi dengan tergesa-gesa keluar dan ketika ingin membuka pintu….     

Sekejap kemudian, Ji An'an yang menggigit bibirnya pun seketika berkata, "Beiming Shaoxi, apakah kamu selalu suka melakukan hal yang seperti ini?"     

Tubuh yang besar dan tinggi itu agak tampak agak gemetar. Beiming Shaoxi pun terdiam di pintu untuk sejenak. Kemudian dengan suara yang serak, ia berkata, "Ini adalah terakhir kalinya aku bersikap seperti ini. Setelahnya, aku pasti tidak akan mengganggumu lagi."     

Pada dasarnya, Beiming Shaoxi juga ingin pergi tanpa membuat masalah. Hanya saja, ia tidak bisa menahannya….     

Benar, di manapun Ji An'an berada, Beiming Shaoxi pasti ingin pergi ke tempat itu.     

Apalagi setelah semua ini, Beiming Shaoxi juga tidak bisa bertemu dengannya lagi.     

"Lain kali, walaupun aku ingin mengganggumu juga sudah tidak ada kesempatan untuk melakukannya lagi." Meski terdengar acuh tak acuh, Beiming Shaoxi mengatakan seolah dadanya telah dirobek oleh sesuatu.     

Bibir Ji An'an tampak gemetar. Beberapa hari ini, kesakitan di jantungnya rasanya semakin meningkat parah.     

Wanita ini sudah hampir merasa gila karena menahan perasaan ini….     

Dokter mengatakan bahwa pemulihannya sangat bagus, lukanya juga pulih dengan normal dan dalam beberapa hari sudah bisa turun dari ranjang dan berjalan dengan normal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.