Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Kamu, Kenapa Mau Kembali



Kamu, Kenapa Mau Kembali

0Hanya saja, saat ini demam wanita ini malah semakin tinggi.     

Kalau keadaannya tidak seperti ini, Beiming Shaoxi sudah pasti tidak akan memperdulikan apapun dan bercumbu dengannya untuk melampisankan semua amarah yang terpendam selama tiga tahun ini.     

Saat disentuh, Ji An'an mengerutkan kening dan tubuhnya juga mulai panas.     

Beiming Shaoxi mengambil air panas dan membuka kancing bajunya satu-persatu dan membersihkan noda di tubuhnya.     

Ji An'an sangat kurus, sekujur tubuhnya yang putih itu seperti giok yang cantik, jarinya yang kasar menyentuh kulitnya dengan ringan. Kulit Ji An'an yang putih, perlahan-lahan memperlihatkan bekas merah saat disentuh olehnya. Ya, kulit wanita ini masih sama sensitifnya seperti tiga tahun yang lalu.      

Tatapan Beiming Shaoxi berubah menjadi gelap, tenggorokannya bergerak naik-turun dengan cepat.     

Mengapa keberadaan Ji An'an begitu menyiksa Beiming Shaoxi? Mengapa ia harus merasa tersiksa seperti ini?     

Selain itu, bibirnya… bibir yang merah merona itu begitu menggoda.     

Beiming Shaoxi mencondongkan badannya dan tidak tahan untuk mencium bibirnya. Ia ingin menikmati dengan perlahan-lahan dan telapak tangannya yang panas mulai menjamah lehernya.     

Di malam yang tenang, samar-samar terdengar suara.     

Bibir merah Ji An'an itu agak bengkak dan tubuhnya semakin lama semakin panas. Tidak hanya itu, kulit yang berwarna putih agak merah merona ini juga menunjukkan keinginan lebih mengenai sesuatu yang lain.     

Beiming Shaoxi sangat terkejut dengan reaksi tubuh Ji An'an. Ji An'an yang sedang tertidur ternyata bisa menunjukkan reaksi yang begitu kuat terhadap ciumannya?     

"Ji An'an, mengapa kamu mau pulang!"     

Beiming Shaoxi memegang dagunya sambil bertanya dalam gelapnya pikirannya itu.     

Dahulu, Ji An'an telah pergi sampai membuatnya hampir mati. Sejak saat itu, dalam hatinya selalu menganggap Ji An'an telah mati...     

Tiga tahun lalu, perasaan cintanya yang amat dalam dan panas itu telah menunggunya sampai terasa mati kesepian. Bahkan waktu itu, Beiming Shaoxi pertama kali menembak ke arahnya. Alhasil, Ji An'an sama sekali tidak membalikkan kepala.      

Kemudian, ia mengarahkan pistol itu ke kepalanya dan menembakkan peluru itu ke bagian kepalanya. Dalam sekejap, ia pun terbaring di atas ranjang rumah sakit selama beberapa bulan. Beiming Shaoxi pun merasa bingung karena tidak memiliki sandaran lagi untuk mempertahankan hidupnya.      

Sampai akhirnya, ia mendapat kabar tentang kelahiran Leo….     

Ya, mereka masih memiliki seorang anak.     

"Apakah kamu tidak ingin aku pulang?" Dia bertanya dengan pelan dan hatinya menciut.     

Tatapannya yang panas dan mengila, seperti api yang membara dan ingin membakar Ji An'an….     

"Aku tentu bermimpi agar kamu cepat pulang…." Beiming Shaoxi tersenyum jahat, "Kamu sendiri yang berjalan ke depan pintuku dan memprovokasi…"     

Beiming Shaoxi memegang dagunya dengan keras dan melihat jelas wajah yang indah itu.     

Mata Beiming Shaoxi yang merah itu dengan murka menatap ke Ji An'an dan jarinya menyentuh dengan hangat.     

"Uh….hmmm…." Ji An'an mengeluarkan suara desahan yang sedang terengah-engah.     

Suara Ji An'an membuat jantung Beiming Shaoxi berdebar dengan sangat kencang. Kemudian, tangannya masuk ke dalam selimut bulu angsa itu.     

Sentuhan yang lembut dan aroma wangi itu.     

Tubuhnya seperti telur yang dikupas. Seluruh tubuhnya terasa halus dan licin.     

Jakun Beiming Shaoxi terlihat bergerak naik-turun dengan cepat, sekujur tubuhnya seperti api yang siap melahap apa saja.     

Ya, pria ini sangat ingin memeluk dan bercumbu dengannya, tidak ingin berpisah lagi dengannya.     

*******     

Ombak menggulung dan menghantam daratan di malam hari.     

Rumah kaca besar di tepi pantai pun dapat menyajikan pemandangan indah di luar sana seperti berada di negeri dongeng.     

Lantai pertama berisi dengan hamparan taman bunga, taman itu sangat indah saat disinari matahari. Bahkan, malam ini angin dengan lembut meniup kelopak bunganya.     

Tirai jendela kaca itu bergerak tertiup angin, sementara itu, terdengar suara ranjang yang berdecit.     

Suasananya tentu terasa memalukan. Namun saat gambaran dan detail itu seolah diperbesar….     

Di ruang ganti yang semuanya cermin itu, terlihat Beiming Shaoxi dengan panas bercumbu dengannya.     

Lalu dengan keras menggigit bibirnya.     

Ji An'an yang masih setengah sadar itu mungkin merasa bahwa cumbuan ini hanyalah bunga tidur belaka. Walau demikian, wajahnya yang merah merona itu mulai berkeringat dan tubuhnya sudah menunjukkan bekas merah yang imut.     

"Beiming Shaoxi…." Ji An'an memanggil namanya dengan samar-samar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.