Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Bak Dengan Air Merah…



Bak Dengan Air Merah…

0Sambil berbaring di dalam bak, air yang panas membuat kulitnya menjadi merah.     

Ji An'an menatap tubuhnya yang penuh dengan memar, pergelangan tangan yang ramping mengambil kepingan keramik yang paling tajam menjadi pisau…     

Tubuhnya yang sudah kaku, seolah tidak merasakan sakit.     

Ji An'an tentu melihat darah segar yang menodai air di dalam bak, memegang kepingan keramik itu dan sekali lagi menggores dengan kuat!     

Dalam benaknya sedang membayangkan seorang pria…     

Dalam imajinasinya itu, Ji An'an sedang berdiri di dalam rumah. Pada saat ini, Gu Nancheng yang angkuh sedang memanggil namanya dan berjanji bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkannya.     

Ketika pertama kali datang ke rumah Beiming Shaoxi, Kakek Beiming sudah begitu menyayanginya dan tidak memperbolehkan orang lain untuk menyakitinya…     

Beiming Yechen yang selalu mengikutinya juga bersedia menjadi dewa penjaganya.     

Beiming Shaoxi yang menyampaikan bahwa dirinya amat mencintainya pun, juga tidak akan melepaskannya dan bersedia menjadi apapun sesuai keinginan Ji An'an!     

Ayah Su yang pernah mencintainya seperti nyawanya sendiri, serta Ibu Su yang hangat dan lembut, bahkan Ayah Ji juga menjaganya.     

Sayangnya, pada saat ini, tidak ada yang menemaninya untuk menjadi sandaran bagi hidup.     

Ji An'an seperti seekor anjing kecil yang ditinggalkan, tidak pernah begitu tidak berdaya. Ia sudah sangat menderita dan tidak berharap tinggal terlalu lama di dunia ini.      

Atau…      

Kalau masih diberi kesempatan untuk bereinkarnasi, dirinya ingin menjadi sekuntum bunga yang tidak bisa berbicara dan tenang. Ia hanya memperdulikan kecantikannya dan terhuyung ditiup oleh angin.     

Jika demikian, tidak ada orang yang akan menuduhnya sebagai pembohong besar, juga tidak menggunakan tangannya untuk melukai orang lain.     

Ji An'an memeluk kedua lututnya di sudut bak sambil menangis tidak bersuara. Ia tidak berani mengeluarkan suara.     

Seketika darah segar terus mengalir dari pergelangan tangannya, air bak mandi berubah menjadi merah…     

Pikirannya perlahan-lahan menjadi kosong, seolah menunjukkan tubuh tanpa jiwa.     

Ji An'an menutup matanya, seolah kembali ke bawah pohon besar waktu itu. Cahaya matahari yang hangat membuatnya bisa berjemur dengan nyaman. Ya, ia masih menyukai dirinya yang masih kecil, masih begitu polos dan naif.     

Gu Nancheng, ibu, ayah Ji, selamat jalan.     

Semua orang yang mencintainya, orang yang dicintainya, ia meminta maaf.     

Beiming Yechen, Kakek Beiming, maaf….     

'Aku bukan sengaja untuk melukai kalian, maaf!!!'     

*******     

"Ji An'an!!!" Teriakan yang sangat nyaring terdengar bersamaan dengan ketukan pintu.     

Ketika mendengar laporan dari pengawalnya mengenai aksi Ji An'an yang memecahkan satu vas bunga, Beiming Shaoxi sudah merasakan firasat yang buruk. Ia pun mengetuk pintu beberapa kali dan tidak ada jawaban.     

Pria ini pun langsung menendang beberapa kali pintu dan masuk ke dalam kamar mandi.     

Darah yang mengejutkan mewarnai penglihatannya menjadi merah, menetes ke dalam bak mandi yang meluap.     

Ji An'an terbaring di dalam air darah, tubuhnya yang sudah ternodai merah lalu rambut panjangnya seperti rumput laut…     

Gambaran ini seperti sudah terukir di dalam otaknya sangat lama.     

Seperti pisau Ji An'an yang menusuk ke dalam hatinya, membuatnya gemetar, seumur hidup juga tidak akan terlupakan.     

Beiming Shaoxi tertegun, berdiri ditempat dengan sangat terkejut.     

Kemudian, ia langsung berlari ke depan dan memeluk Ji An'an ke dalam tangannya dari dalam bak mandi. Tangan wanita ini tidak berhenti mengeluarkan darah.     

Sambil mengambil handuk untuk menahan lukanya, ia langsung memeluk Ji An'an keluar dari kamar mandi dan meletakkan ke atas ranjang!     

Ranjang yang putih, langsung ternoda dengan air darah.     

Bibir Ji An'an sudah pucat, wajahnya yang kurus dan kecil, tubuh yang kaku dan dingin, napasnya juga lemah!     

Alarm dari rumah Keluarga Beiming sudah dinyalakan!     

Beiming Shaoxi berdiri di samping ranjang, matanya yang menatap fokus dan tangannya tidak mau melepaskan pegangannya di dagu Ji An'an yang kecil itu. Pria ini terus berteriak, "Ji An'an, bangun! Cepat bangun!"     

Napas Ji An'an yang lemah, beberapa kali terasa bahwa napasnya sudah mau berhenti.     

Tangan Beiming Shaoxi terus memegangnya dengan erat. Seakan tidak peduli apapun, ia terus memanggilnya, "Kamu berani mati! Cepat buka matamu sekarang, Ji An'an! Kamu jangan berharap bisa mati begitu saja!"     

Malam yang semakin larut, suara angin yang kencang juga diiringi dengan derasnya hujan yang memukul ke kaca jendela.     

Tubuh Ji An'an yang sudah mulai dingin dan kaku, membuat Beiming Shaoxi tidak hentinya merasa ketakutan. Ia panik dan matanya mulai mengeluarkan air. Pandangannya pun memburam seakan kehilangan kemampuan melihatnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.