Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Mencekik Lehernya



Mencekik Lehernya

0"Kamu sudah melihat kuburan ini? Sebelum Beiming Shaoxi melakukan operasi, dia sudah membangun ini. Dia mengatakan kalau aku pergi, maka dia tidak akan hidup lagi." Ji An'an menatap dengan serius. Sebagian tubuhnya terdapat bekas darah Beiming Yechen.      

Kemudian, ia lanjut berkata dengan dingin, "Kamu pasti juga melihat tulisan yang terukir pada batu nisannya, kan? Kalau tidak ada diriku, maka jantungnya akan berhenti berdebar."     

Dada Xin Keqi yang naik-turun karena murka, sekejap kemudian tatapannya berubah menjadi dingin.     

"Dia sekarang tidak ada bedanya dengan orang yang sedang koma. Kalau aku sudah mati, maka dia sama saja seperti menemaniku. Aku sama sekali tidak takut!"     

Di sisi lain, tangan Beiming Shaoxi yang memegang pistol dan menatapnya, tatapannya juga masih saja terlihat dingin.     

Hanya dengan perintah dari Xin Keqi, pria ini sudah bisa menembak tepat ke dada Ji An'an.     

Namun bisa mati di tangan Beiming Shaoxi, Ji An'an sama sekali tidak merasa sedih.     

Ia hanya sedih, jika Beiming Shaoxi malah akan mengetahui kebenarannya suatu hari nanti. Bukankah pria ini akan sangat menderita?     

"Beiming Shaoxi, maaf. Aku bukan sengaja mengusirmu kemarin, emosiku tidak baik. Setelah kamu pergi, aku juga sangat sedih, sangat takut bila kamu menghadapi masalah karena diterpa badai salju. Kemudian, aku menyuruh Yechen mengikutimu dari jauh dan siap memberikanmu pertolongan sepanjang perjalanan pulangmu. Aku tidak mungkin mau menghiraukanmu."     

Ji An'an berbicara demikian sambil berjalan ke arah Beiming Shaoxi.     

"Aku telah melihat hadiah hari Valentine yang kamu siapkan untukku, melihat bola memori di dalam kepala Beiming Xiaoxi dan semua yang kamu lakukan kepadaku…. Aku terlalu terlambat untuk mengetahuinya!"     

Ji An'an mulai tersenyum dan air matanya terus mengalir….     

"Di sini, kamu pernah menganggapnya sebagai rumah masa depanmu. Kalau aku bisa mati disini, maka ini adalah rumah masa depanku juga."     

Mata biru Beiming Shaoxi yang serius dan kaku, menatapnya dengan dingin.     

"Aku telah melahirkan dua anak denganmu. Pertama adalah Leo… lalu masih ada seorang putri yang sangat mirip denganmu. Dia memiliki sepasang mata berwarna biru."     

Raut wajah Xin Keqi berubah, Ji An'an masih memiliki seorang putri?     

Sejak kapan Ji An'an memiliki seorang putri…     

Akan tetapi, siapa yang peduli? Lagi pula, dua anak ini juga akan dibunuh dengan cepat!     

"Bukankah kamu sangat mengharapkan anak perempuan? Kamu juga telah mengatakan bahwa sangat menginginkan anak yang berasal dari darah-daging kita sendiri!"     

"Beiming Shaoxi, aku mencintaimu. Dari dulu, sekarang dan selamanya…"     

"Aku juga tidak pernah berhenti mencintaimu!"     

"Setiap kali aku mendorongmu dan tidak menginginkanmu, sejujurnya semua itu karena aku berharap kamu bisa lebih baik dari ini. Beiming Shaoxi, apakah kamu sadar? Sekarang sudah begitu banyak orang yang menunggumu. Kalau kamu tidak sadar, maka semua orang yang ada di sini akan mati di tangan Xin Keqi."     

Ji An'an berjalan ke depannya, mendekati pistol yang mengarah ke arahnya tepat ke dahinya.     

"Kalau kamu memang menginginkannya, maka langsung tembak saja aku sampai mati. Jadi, semuanya akan langsung hilang dan kamu bisa bangun dari mimpimu…."     

Ya, Jika Beiming Shaoxi tidak juga tersadar, maka semua kekuasaan Keluarga Beiming akan dikontrol oleh Xin Keqi.     

Tidak hanya dia, Beiming Yechen dan kedua anaknya juga tidak akan bisa hidup.     

"Kalau kamu tidak menginginkannya, maka kamu harus bangun dan bertanggung jawab lah sebagai seorang ayah!"     

Phak!      

Kemurkaan Xin Keqi sudah sampai puncak, ia sampai menampar wajah Ji An'an tanpa rasa sungkan. Ia menamparnya dengan kuat dan membuatnya terjatuh ke tanah.     

Ji An'an yang tidak menyadari serangannya, tubuhnya yang jatuh seketika menabrak satu batu besar di tanah.     

Xin Keqi langsung memegang kepalanya dan membenturkannya ke batu nisan itu….     

Kepala Ji An'an pun menjadi pusing, kepalanya merasa sangat sakit, dan darah terus menetes ke batu nisan itu.     

Warna merah yang menggoda.     

Xin Keqi dengan gila memukul dan menendang tubuh Ji An'an yang lemah.     

Namun karena Ji An'an juga tidak ingin ditindas begitu saja, beberapa saat kemudian ia langsung menahan serangannya. Ia juga balik menendang Xin Keqi hingga terjatuh ke tanah. Lalu, Ji An'an lanjut menampar wajah Xin Keqi dengan kuat dan mencekik lehernya.      

Kemudian Xin Keqi menunjukkan permata hitamnya. Ia juga berteriak, "Shaoxi… tolong aku…."     

Beiming Shaoxi bergerak dengan kaku, mengulurkan tangan menahan pergerakan Ji An'an.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.