Bos, Aku Membencimu: Tetapi Kamu Membuatku Jatuh Cinta

Peluru Tuan Ketiga



Peluru Tuan Ketiga

0Leo memegang wajah kecilnya, ia sudah sering mengikuti Ji An'an melihat Aixi.     

Tetapi dirinya tidak tahu ini adalah adiknya.     

"Beiming Shaoxi, apakah kamu juga melihat? Bisakah kamu melihatnya?" Ji An'an membalikkan wajah untuk menatap Beiming Shaoxi.     

Tatapannya hanya melihat ke wajah Ji An'an, tidak melihat yang lain.     

Ji An'an memegang wajahnya, lalu berbalik untuk melihat Aixi. Sayangnya, tatapan pria itu masih menatap ke arah Ji An'an.     

Ji An'an tidak memiliki cara lagi, hanya menyuruh pelayan membuka tabung itu. Ia menahan tubuh yang sakit untuk memeluk Aixi dengan pelan.     

Mata Beiming Shaoxi hanya menatap ke wajah Ji An'an, sama sekali tidak menatap ke bayi yang sedang dipeluk.     

Ji An'an kemudian memegang tangan Aixi yang menutup wajahnya….     

"Ini adalah anakmu, Beiming Shaoxi! Namanya adalah Beiming Aixi, dia memiliki sepasang mata biru yang sama persis denganmu!"     

Nyatanya kabar yang begitu bahagia ini juga tidak menghasilkan reaksi apa pun padanya?     

Bukankah Beiming Shaoxi pernah mengatakan bahwa dirinya akan merasa paling bahagia jika memiliki seorang putri yang mirip dengan Ji An'an?     

Aixi yang telah keluar tabung pun dengan tenang dan penasaran melihat dunia yang baru ini. Ia melihat Beiming Shaoxi, lalu berpindah kepada Ji An'an. Kemudian, ia baru menatap ke bawah untuk melihat Leo yang pendek.     

Ji An'an hanya menciumnya sekali, Aixi kemudian tersenyum dengan begitu manis.     

"Mo'mo…. Leo juga mau dipeluk." Leo memegang wajah kecilnya dan merasa cemburu.     

Ya, saat kembali setelah lama tidak bertemu, Ji An'an pasti akan memeluk Leo. Sedangkan hari ini, tidak ada hal semacam itu dan bahkan terasa begitu sepi.     

Kemudian, Ji An'an khawatir bahwa Aixi akan kedinginan jika terlalu lama berada di luar tabung. Ia pun meletakkannya secara perlahan.     

Ya, nyawa anaknya ini masih terlalu lemah.     

Namun setiap kali dijauhkan dari pelukan ibunya, Aixi justru terlihat sedih. Dari matanya yang bulat itu meneteskan air mata yang tampak berkilauan.      

Ji An'an yang sedih juga harus menutup tabung kaca itu.     

Aixi ditaruh ke dalam tabung kacang lagi, air matanya yang menangis itu seperti anjing kecil yang ditinggal oleh induknya….     

Dia memang tidak seberuntung anak lain, setelah lahir bisa selalu dalam pelukan ibunya.     

Aixi yang disimpan di dalam tabung sendirian, sehari juga sangat jarang bisa bertemu dengan ibunya.     

"Tuan putri jangan menangis, lihat ini."     

Pelayan mengambil drum kecil dan digoyang untuk menarik perhatian dari Aixi.     

Ji An'an membalikkan badan dan pergi. Jauh dalam hatinya merasa seolah dirobek dengan menyedihkan.     

Ia sudah berhutang 3 tahun masa kecil bersama Leo, dirinya tentu tidak ingin melewatkan pertumbuhan Aixi.     

Hanya saja, ia masih harus melakukan banyak hal setiap hari, sekarang bahkan tidak ada waktu untuk bermain dengan Aixi.     

"Wa… wa uhuhuh…."     

Suara tangisan Aixi yang pelan.     

Setiap kali Ji An'an melihatnya, hal ini membuat bayi itu merasa sangat bahagia. Namun saat ditinggal pergi olehnya, maka anak itu pasti akan menangis.     

"Mo'mo, Mo'mo!" Leo menarik sudut bajunya dan ingin dipeluk.     

Ji An'an berjongkok dan mencium dahinya beberapa kali….     

Apakah Leo ada prasangka lagi? Mengapa robot ayah ini tampak marah lagi….     

"Mo'mo sedang tidak memiliki banyak tenaga sekarang, selain itu sekujur tubuhku juga sedang sangat lelah. Leo sudah agak besar sekarang, Mo'mo sudah tidak bisa menggendongmu lagi."     

Leo mengulurkan tangan untuk menghapus air matanya, "Mo'mo jangan menangis."     

Ji An'an menutup matanya dengan erat, air mata yang tidak ada gunanya ini terlalu banyak mengalir keluar. Akhir-akhir ini dirinya telah tenggelam dalam kesedihan!     

Beiming Shaoxi, aku sudah lelah untuk bertahan sendirian. Kapan kamu bisa kembali sadar untuk membantuku dan menemani Leo serta Aixi?     

"Nona Ji, peluru tuan ketiga sudah dikeluarkan… operasi telah selesai. Apakah Anda mau melihatnya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.