Dia Hanya Mengingatku

Kakak Yang Akan Melindungimu



Kakak Yang Akan Melindungimu

0Emosi Wen Chi langsung tersulut, dia bergegas meraih kerah Wen Jianmin, dan mengangkat tangannya untuk meninju wajahnya. Su Yun sangat ketakutan dan cepat-cepat menahannya: "Wen Chi, berhenti sekarang, jangan bertindak sembrono."     

Wen Jianmin menggertakkan gigi dan berkata: "Masih sama seperti orang gila, beraninya anak memukul orang tuanya sendiri? Su Yun seperti ini kah anak laki-laki dan anak perempuan baik yang kau didik?"     

Wen Qiao bergegas meraih Wen Jianmin dan mendorongnya ke dinding. kemudian dia berbalik sambil mengulurkan tangan untuk memeluk Wen Chi, dia menepuk-nepuk punggung Wen Chi: "Xiao Chi, berhentilah...ada kakak di sini...ada kakak disini, kakak tidak akan membiarkan siapapun mengganggu kita. Tenang... tenang ya."     

Seluruh badan Wen Chi gemetar dan matanya memerah.     

Wen Mo berdiri di depan pintu, dengan penuh ketakutan dia melihat keributan yang sedang terjadi. Wen Jianmin adalah orang yang membuatnya memiliki trauma besar, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk maju ke depan.     

Wen Chi menggenggam tangan tangan Wen Qiao yang memiliki pembuluh darah yang menonjol, bagaikan orang yang hampir tenggelam berpegangan pada kayu yang mengapung. Dia juga sedang berjuang melawan amarahnya sendiri.     

Ayah kandungnya sudah menelantarkannya, matanya penuh dengan keputusasaan, seolah-olah dia berkata: 'Kakak, jangan tinggalkan aku. '     

Wen Qiao menahan napas: "Kamu dan Xiao Mo akan selalu menjadi adik-adikku yang baik, kakak akan selalu melindungi kalian. "Baru setelah itu, Wen Chi perlahan bisa merasa tenang kembali.     

Wen Jianmin merintih kesakitan di bagian punggungnya setelah didorong keras oleh Wen Qiao, amarahnya kembali meluap begitu mengingat kembali Wen Qiao mengirim surat panggilan pengadilan ke kantornya.     

"Wen Qiao, bagaimana bisa kamu berani memperlakukan papamu seperti ini? kamu tidak dididik sama sekali."     

Wen Qiao berbisik ke Su Yun:"Ma, pergilah lihat kondisi Xiao Chi."     

Kemudian dia berbalik dan menatap Wen Jianmin dengan tatapan dingin:" meskipun saya tidak berpendidikan, saya bisa bersikap baik kepada orang yang saya sukai. Jika Tuan Wen merasa saya tidak berpendidikan, itu artinya saya membenci anda. Tuan Wen dari tadi terus bilang saya tidak berpendidikan, anda sendiri datang ke rumah orang dengan mengeluarkan kata-kata kasar, tindakan seperti itu barulah tindakan orang yang tidak berpendidikan."     

Wen Jianmin dibuat pusing olehnya, "Su Yun, kamu yang mengajarinya memanggilku 'Tuan Wen'?"     

Wen Qiao berdiri di hadapan ibunya dan menyingkirkan tangan yang menunjuk ke arah ibunya:" Mengapa anda menunjuk ke mamaku? apa pantas? pernahkah anda memenuhi tanggung jawab anda sebagai orang tua selama sehari? sekarang anda ingin saya memanggil anda papa, apa pantas? Anda bersedia membelikan istri baru anda tas Limited Edition seharga ratus ribuan yuan, anda juga bersedia membelikan anak yang bukan dari darah daging anda sendiri sebuah piano seharga dua ratus ribuan yuan, sebaliknya anda tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun untuk putra kandung anda sendiri, apakah saya serakah?anda bisa menyuruh istri baru anda mengurangi membeli 2 tas Limited Edition, dengan begitu bukankah uang dua ratus ribu yuan sudah bisa terkumpul? Bukankah Wen Chi dan Wen Mo anak kandung anda? anda begitu perhitungan mengeluarkan uang untuk anak kandung sendiri, apakah hati nurani anda sudah dimakan oleh anjing?     

Para tetangga menengadahkan kepala mereka untuk melihat keributan yang sedang terjadi.     

Wen Jianmin awalnya ingin membuat perhitungan dengan keluarga serakah ini, tetapi dia tidak menyangka bahwa gadis ini pandai berbicara, membuat dia tidak memiliki kekuatan untuk membalas semua perkataannya     

'Aku sudah dipermalukan.'     

"Kamu..."     

"Saya apa? kalau Tuan Wen tidak mau mengeluarkan uang, milikilah sedikit martabat dengan tidak seenaknya datang ke rumah orang sambil memaki-maki. Bukankah saya sudah memberikan anda kartu nama? silahkan hubungi pengacara saya, kita selesaikan di pengadilan. Anda merasa malu, sebaliknya, saya tidak malu sama sekali."     

Wen Jianmin murka hingga kehilangan akal sehatnya. Ketika dia hendak memukul, Wen Mo segera berlari mendekati kakaknya. Sekalipun dia ada rasa takut, tapi dia masih ingin melindungi kakak perempuannya.     

Wen Qiao melindungi Wen Mo sambil tangan satunya menahan pergelangan tangan Wen Jianmin. Dia berkata sambil menggertakkan gigi: "Anda tidak bisa membalas ucapan saya sehingga anda ingin memukul saya? seperti itukah sifat dan didikan yang anda ajarkan Tuan Wen? Beruntung kami bertiga tidak hidup bersama Tuan Wen. Jika tidak, kami hanya bisa menjadi orang brengsek yang hanya bisa menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.