Dia Hanya Mengingatku

Batasnya Sampai Tiga Belas Hari



Batasnya Sampai Tiga Belas Hari

0Wen Qiao menghela nafas lega, "Bagus, kita bisa berada di satu sekolah lagi."     

Xu Lu, Zhao Tong dan Zhuang Yan juga menerima surat pemberitahuan masuk yang sama.     

Zhao Tong marah dan berkata, "Aku mendengar bahwa Wen Qiao dan Lu Youyou juga diterima."     

"Iya aku tahu." Jawab Xu Lu.     

Zhao Tong memiliki pandangan yang menghina, "Jurusan Musik Tradisional sedang dalam keadaan sekarat. Aku mendengar bahwa pada akhir tahun lalu, dewan direksi juga mendiskusikan apakah akan menutup jurusan musik tradisional atau tidak. Jurusan ini berada di urutan paling bawah dalam urutan rantai makanan. Dengan Wen Qiao masuk ke jurusan itu maka posisinya dia di bawah kita. Jadi, kita tidak perlu memperdulikannya."     

"Sepupumu ketua organisasi mahasiswa kan?"     

Zhao Tong mengerutkan kening, "Ya, maka dari itu, setelah masuk kuliah, kamu tidak perlu cemberut terus hanya karena seorang Wen Qiao. dia hanya bisa bergantung sama pria, jadi tidak layak bagi kita untuk memperdulikannya."     

Hari ketiga belas keberangkatan Fu Nanli, Wen Qiao merasa sedikit gelisah, Langit di luar tampak mendung, sepertinya akan turun hujan.     

Wen Qiao menepuk-nepuk kepalanya, dia kemudian bangkit berdiri dan melakukan olahraga lari ditempat dengan kaki diangkat tinggi secara bergantian sebanyak dua kali.      

Di dalam pesawat rute Kopenhagen ke Haicheng, Fu Nanli duduk di kelas bisnis sebagai penumpang. Pertemuan telah berakhir dua hari yang lalu dan masih ada waktu yang tersisa sebanyak tiga jam sebelum tiba dia di Haicheng.     

Handphone Wen Qiao berbunyi dan Xu Lu mengirim pesan bahwa dia memintanya untuk bertemu di kafe dekat rumahnya sebagai permintaan maaf karena sudah membocorkan rahasia uang dua juta yuan ke keluarga pamannya.     

Dia bahkan secara sukarela mengakui perbuatannya itu.     

Wen Qiao tentu tidak percaya bahwa Xu Lu sudah menyesali perbuatannya. Dia pasti punya maksud dan tujuan yang buruk dibaliknya.     

Wen Qiao lalu menggunakan akun WeChat nya yang lama untuk mengirim pesan singkat ke Zhuang Yan. Pesan itu berisi sebuah alamat.     

Xu Lu menunggu di kafe. Dari jendela dia bisa melihat lalu lintas sedang pada jam sibuk. Kafe itu sangat ber-AC. Dia tersenyum sedikit melihat dua orang memakai payung datang mendekat.     

Pelangi bercampur dengan uap air, Wen Qiao berjalan dalam hujan berkabut, pemandangan ini seindah mimpi, Xu Lu mengepalkan pergelangan tangannya, dan mengatupkan kedua bibirnya.     

Dia sudah disini.     

Wen Qiao masih seorang pembohong.     

Dia merasa lega.     

Dia menemukan teman yang juga dikenal Zhuang Yan, bernama Liu Yang, dia merupakan pewaris kekayaan generasi kedua, pria itu akan segera tiba disini. Dia akan beralasan pergi ke toilet, meninggalkan mereka berduaan. Liu Yang bisa memanfaatkan kesempatan untuk merayu Wen Qiao, lalu dia akan mencari angle yang bagus untuk memotret mereka bersama, kemudian dia akan mengirimkan foto ke Zhuang Yan.     

Dia tidak memiliki niat jelek. Dia hanya ingin Zhuang Yan tidak berpikir bahwa dia adalah penyebab kehidupan Wen Qiao hancur Dia hanya ingin Zhuang Yan berpikir bahwa Wen Qiao dari dulu sudah merupakan gadis yang memiliki kehidupan yang hancur.     

Zhuang Yan ada di toko biola terdekat. Biola bernilai jutaan yuan itu masih diperbaiki. Setelah sebagian besar telah diperbaiki, dia disuruh datang untuk mengecek suaranya.      

Nomor yang aneh itu mengirim pesan lagi, dengan pesan yang aneh yaitu sebuah alamat. Namun ia mengikuti kata hatinya dengan berlari menuju lokasi tempat tersebut.     

Wen Qiao menutup payung dan meletakkannya di rak perlengkapan hujan di pintu masuk kafe, dia melihat sekeliling dan kemudian berjalan ke Xu Lu.     

Xu Lu lalu melambaikan tangan pada pelayan, dan Wen Qiao berjalan sampai ke meja.     

"Dua cangkir Cappuccino, Wen Qiao, kamu mau kan?"     

"Iya aku mau."     

Mereka tidak benar-benar datang untuk minum kopi.     

Setelah Wen Qiao duduk, dia tiba-tiba merasa bahwa detak jantungnya semakin lama semakin cepat, tubuhnya seperti memberi sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres.     

Pasti bukan Xu Lu penyebabnya, bagaimanapun juga dia tidak mau minum apapun di Kafe ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.