Dia Hanya Mengingatku

Tidak Ada Rasa Hormat Sedikit Pun



Tidak Ada Rasa Hormat Sedikit Pun

0Paman Su Hai membuka usaha toko buah di Kota Haicheng, dia memiliki anak laki-laki dan anak perempuan, hidup mereka serba berkecukupan.     

Ketika masih tinggal di rumah keluarga Wen, paman dan bibi memperlakukan mereka sangat baik dibanding kepada anak mereka sendiri.     

Kemudian ibunya diusir dari rumah, awalnya mereka hendak tinggal sementara di rumah paman sampai mereka mendapatkan tempat tinggal yang baru     

Bibi yang dia kenal sebagai bibi yang baik dan ramah seketika berubah dengan mulai menghina ibunya secara diam-diam.     

Sayangnya, ibunya bukan tipe orang yang mau balas dendam. Hinaan yang mereka terima sembilan tahun yang lalu masih melekat jelas di ingatannya dan tidak bisa dia lupakan seumur hidupnya.     

Bibi Xiao Jun, sahabat karib ibu yang pada saat itu masih berada di luar negri, langsung memutuskan pulang begitu mendengar kejadian buruk yang mereka alami. Dia menyewakan sebuah rumah dengan halaman yang tidak luas untuk kami tinggali. Dan selain itu juga, dia tidak meminta uang sewa kepada kami selama 11 tahun ini.     

Ketidaksukaan bibi terhadap kami tergambar jelas dari pandangan matanya.     

Hari ini sikap mereka terlihat lain dari biasanya.     

Wen Qiao mencurigai bahwa mereka mengetahui bahwa dirinya telah menerima uang dua juta yuan.     

Tetapi Wen Qiao bahkan tidak punya waktu untuk mengobrol dengan ibunya, Xiao Chi dan Xiao Mo, bagaimana bisa keluarga paman Su Hai mengetahui hal ini?     

Mobil minivan memasuki daerah perumahan, penghijauan di daerah perumahan ini sangat bagus, semuanya gedung bertingkat dengan harga tanah sekitar tiga puluh satu ribu yuan per meter persegi. Rumah pamannya memiliki luas lebih dari 100 meter persegi yang dibeli tunai.     

Apartemen ini telah dibeli selama hampir satu tahun, dan ini adalah pertama kalinya Wen Qiao datang.     

Mobil berhenti di lantai bawah di apartemen, dan Su Hai memanggil dengan antusias, "Di luar panas, masuklah."     

Wen Qiao meraih lengan Wen Mo, dan beberapa orang memasuki koridor bersama.     

Sesampainya di lantai tujuh, pintu lift terbuka, dan Su Hai dengan bersemangat berkata, "Semua mengatakan bahwa lantai tujuh bagus, jadi aku membeli lantai tujuh."     

Dalam satu lantai terdapat dua ruangan, pintu ruangan 702 terbuka, Bibi Wen Qiao bernama He Mei lebih antusias daripada Su Hai, "Aduhh.. Kami sudah menunggu kalian lama, akhirnya datang juga. Semangka sudah dipotong, masuk dan makanlah."     

Su Yun meletakkan buah di tangannya, He Mei lalu berkata dengan suara keras, "Ayo, hadiah apa yang kalian bawa?"     

Wen Qiao tertawa, "Aku khawatir bibi tidak menyukaiku karena aku tidak membawa hadiah."     

Su Yun mencubitnya di belakangnya, gadis kecil itu benar-benar bermulut tajam.     

He Mei tersenyum canggung, "Mana mungkin? Bagaimana mungkin bibi tidak menyukai kalian?"     

Kedua sepupu Wen Qiao, Su Ying yang berusia 21 tahun dan Su Lei yang berusia 25 tahun duduk di sofa dan menonton TV. Wajah Su Lei datar, dia hanya melirik mereka.     

Su Ying melihat Wen Qiao dan segera bangkit pergi ke kamarnya untuk mengeluarkan tas, lalu berlari ke Wen Qiao,"Aku baru saja kembali dari Macau dua hari yang lalu dan membeli tas YSL. Apakah menurutmu tas ini bagus?"     

Wen Qiao berkata dalam hati ...     

Kamu sedang memamerkan kekayaan?     

Aku menghabiskan setengah hari membuat lagu dan itu bisa dijual seharga tiga ratus ribu yuan dan sekarang kamu memamerkan kekayaan di depanku?     

"Tas itu tidak bagus." Jawab Wen Qiao dengan tegas.     

Karena kamu bertanya dengan sungguh-sungguh, maka aku mengungkapkan pendapatku.     

Wajah Su Ying terlihat tidak senang, "Aku yang terlalu banyak bertanya. Kamu tidak tahu tentang tas bermerek mewah ini. Kamu terbiasa memakai barang yang dijual di pinggir jalan, jadi kamu tidak bisa menghargai keindahan tas bermerk."     

Wen Qiao enggan membalas perkataannya.     

Su Ying tidak melihat kecemburuan di mata Wen Qiao, dia juga tidak mendengar pujian Wen Qiao, dia akhirnya membawa tas itu kembali ke kamarnya dan menggumamkan "Dasar miskin!" dengan nada menghina.     

Makan siang segera dimulai, He Mei berkata sambil menyajikan hidangan, "Aku membeli udang dan daging sapi khusus untuk kalian."     

Wen Qiao tersenyum dan berkata, "Kami juga bisa makan udang dan daging sapi di rumah."     

Su Yun meremas tangannya di bawah meja, anak ini benar-benar tidak menunjukkan rasa hormat sedikit pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.