Dia Hanya Mengingatku

Lebih Dingin Dari Dulu



Lebih Dingin Dari Dulu

1

Kemudian terdengar suara teriakan penuh amarah dari belakang tubuhnya, "Benar-benar semakin lama semakin tidak tahu aturan.

1

Lalu terdengar suara lembut Zhong Hui, "Jianmin, jangan emosi, jangan marah."

Wen Qiao tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Cahaya matahari yang terbenam dan membuat taman bunga keluarga Wen terlihat begitu indah. Ada sebuah lorong panjang yang penuh dengan bunga Wisteria. Dulu dia suka bermain di sini tapi semenjak orang yang tinggal di tempat ini berubah, setiap kali dia datang kemari dia sama sekali tidak menyukainya dan perlahan-lahan dia berhenti datang kemari.

Wen Qiao berkata dalam hati, 'Mungkin adalah terakhir kalinya aku akan datang kemari.'

Terdengar suara langkah kaki dari belakangnya. Saat dia menolehkan kepalanya, dia melihat Xu Lu berlari keluar mengejarnya dan nafasnya terengah-engah.

"Wen Qiao."

Wen Qiao melipat kedua tangannya di depan dadanya. Dia tidak mengatakan apapun dan melihat ke arah 'Nona tidak tahu malu' yang ada di depannya.

"Ada apa?"

Xu Lu mengeluarkan sebuah kartu dan berkata, "Wen Qiao, di dalam sini ada 5.000 yuan, ambillah."

Wen Qiao sama sekali tidak mengulurkan tangannya, dia mengangkat alisnya, "Apa maksudmu?"

"Aku merasa kamu tidak seharusnya bicara seperti itu kepada Paman Wen, bagaimanapun juga dia lebih tua, selain itu kamu sudah besar, sudah dewasa. Sebenarnya kamu bisa bergantung kepada kemampuanmu sendiri untuk mencari uang. 5.000 yuan ini untukmu, ambil saja. Lagipula kamu juga sudah lulus SMA, jadi sebaiknya kamu mencari pekerjaan. Aku percaya kamu adalah orang yang mandiri dan tidak perlu bergantung kepada orang lain."

Wen Qiao benar-benar ingin tertawa karena begitu marahnya.

Di kehidupan sebelumnya dia selalu mempercayai perkataan 'Nona tidak tahu malu' itu dan merasa menjadi manusia harus memiliki harga diri, jadi dia menolak uang pemberian Wen Jianmin. Dia melepaskan kesempatan untuk kuliah dan bekerja di dalam bar untuk bernyanyi di sana. Saat ini dia merasa kebingungan bagaimana di kehidupan sebelumnya dia bisa membuat keputusan bodoh seperti itu.

Dan di kehidupannya kali ini 'Nona tidak tahu malu' itu melakukan hal yang sama.

Wen Qiao tersenyum, "5.000 yuan? Darimana kamu mendapatkannya?"

Xu Lu bertanya, "Apa maksudmu?"

"Bukankah uangmu ini berasal dari papaku? Kamu orang luar bermarga Xu bisa menggunakan uang papaku. Aku adalah anak kandungnya, Wen Chi dan Wen Mo adalah anak kandungnya, kami bertiga tentu lebih berhak menggunakan uangnya. Kamu tidak perlu bicara tentang harga diri, jika kamu mengatakan tentang harga diri dan mandiri, maka seharusnya kamu, Xu Lu, yang seharusnya menolak untuk menggunakan uang papaku kan?"

Xu Lu dengan wajah memelas seolah diperlakukan tidak adil berkata, "Wen Qiao, aku melakukan ini untuk kebaikanmu, kenapa tiba-tiba kamu menjadi sangat tidak ramah? Kamu sudah berubah."

Wen Qiao menepuk pundak Xu Lu dan berkata, "Sebaiknya kamu mengurus dirimu sendiri, kelak jangan ikut campur dengan masalah orang lain dan tidak perlu berpura-pura baik di depanku, mengerti?"

Setelah mengatakan itu, dia berbalik badan dan berjalan pergi.

Xu Lu dengan marah menghentakkan kakinya, "Dasar tidak tahu berterima kasih."

Angin dingin berhembus membuat daun yang terjatuh di bawah tertiup angin. Wen Qiao berjalan melewati pemandangan yang ada di sekitarnya, kemudian turun dari mobil dan berdiri di depan rumah sakit sambil menggenggam sebuah handphone.

Itu adalah handphone Fu Nanli.

Setelah dia terlahir kembali, dia langsung memiliki kemampuan yang dulunya tidak dia miliki, seperti cara menggunakan komputer. Dia menambahkan riwayat chatting di handphone Fu Nanli dan handphonenya agar kebohongannya tidak ketahuan.

Dia berjalan menuju kamar rawat inap sambil memperhatikan riwayat chatting WeChat untuk memastikan tidak ada celah dalam kebohongannya.

Saat tiba di pintu kamar rumah sakit, ada 2 orang yang berdiri di sana menggunakan seragam penerbangan.

Salah satunya adalah seorang laki-laki bertubuh tinggi besar, dia menggunakan seragam co-pilot, sedangkan yang perempuan dengan rambutnya yang rapi, dia menggunakan sepatu hak setinggi 3 cm, berdiri dengan tegak dan terlihat seperti pramugari.

Laki-laki itu menangis dan berkata, "Aku sudah menjadi co-pilotnya selama 3 tahun tapi dia mengatakan tidak mengenalku."

Kemudian perempuan itu menepuk pundaknya, dia menghela nafas dan berkata, "Aku sudah bersama dengannya sebagai pramugari selama 4 tahun dan dia juga tidak mengingatku, jangan sedih."

"Kapten sepertinya jauh lebih dingin dari sebelumnya. Dalam 3 tahun ini, setelah melalui kerja kerasku, akhirnya aku bisa melakukan candaan kecil dengannya tapi sekarang semuanya kembali ke langkah pertama."

Pramugari itu kemudian berkata, "Direktur dari Otoritas Penerbangan sudah datang karena ingin memberikan tes kepada kapten kita, ayo kita ikut masuk."


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.