Dia Hanya Mengingatku

Seluruh Uang Berada Di Tangan Wen Qiao



Seluruh Uang Berada Di Tangan Wen Qiao

0Di kejadian yang sebelumnya, Wen Chi memukul salah satu dari mereka hingga cacat, ternyata itu juga termasuk salah satu siasat Huang Mao untuk memancing emosi Wen Chi.     

Siapa dia?     

Siapa yang menyuruh Huang Mao?     

Wen Chi menendang dinding, "Si sialan itu sengaja membuatku marah."     

"Itu yang aku tangkap dari apa yang kudengar."     

Wen Qiao telah tenang dan menepuk kepala Wen Chi, "Di kemudian hari, jangan berkelahi dengan orang. Kalau tidak akan dimanfaatkan orang. Apa kamu mengerti?"     

Mata Wen Chi menjadi serius, dia bergumam dalam hati, iya,aku mengerti.     

Wen Qiao lalu menyalakan mesin sepeda Motor lalu melaju pergi meninggalkan sekelompok remaja itu.     

Wen Qiao memegang gagang sepeda motor dengan erat, matanya yang tersembunyi di dalam helm itu terlihat garang.     

Satu nama yang dicurigai olehnya adalah Xu Lu, dia yang selalu berpura-pura baik.     

Xu Lu bertekad untuk memasukkan keluarga Wen Qiao ke dalam kubangan lumpur, sehingga mereka tidak akan pernah kembali lagi.     

Di depan Wen Jianmin, dia berusaha memecah belah semuanya.     

Dia suka memfitnah.     

Dan dengan sengaja memancing emosi Wen Chi.     

Mungkin Xu Lu masih menggunakan beberapa trik yang tidak diketahui oleh Wen Qiao untuk menyakiti Xiao Mo.     

Dia takut mereka akan kembali mengambil posisinya. Karena wanita itu susah payah akhirnya bisa mendapatkan kehidupan kelas atas.     

Ternyata orang bisa berbuat sejahat itu.     

Dalam kehidupan ini, dia pasti akan melindungi kedua adik laki-lakinya.     

Untuk Xu Lu, ada dua keyakinan dalam hidupnya, satu adalah balas budi dan yang kedua adalah membalas dengan hukuman yang setimpal.     

Sepeda motor melaju melalui jalan-jalan yang ditumbuhi pepohonan di tengah musim panas, dan angin malam menerpa wajah pemuda itu. Pemuda itu tampak bingung, kapan dia bisa melindungi kakaknya?     

Su Yun sedang memasak di dapur, dan ada ketukan dari pintu di luar. Dia mengulurkan tangan, menyeka tangan di celemeknya, dan berjalan menuju halaman untuk melihat bahwa itu adalah saudara iparnya He Mei.     

Dia dengan enggan tersenyum, "Ada urusan apa datang kesini?"     

He Mei mengambil beberapa apel dan meletakkannya di atas meja kayu elm tua di halaman, menarik Su Yun untuk duduk, dan dia langsung ke pokok permasalahan, tanpa berbasa-basi, "Su Yun, Su Lei adalah keponakanmu, kamu kenapa begitu tega dengan keponakanmu sendiri. Pihak calon pengantin wanita bilang bahwa dia tidak akan menikah tanpa ada rumah. Kamu tidak mungkin tega melihat pernikahannya batal kan?"     

Su Yun meremas tangannya, menundukkan kepalanya, dan tidak mengatakan satu kata pun.     

"Atau kalau tidak, kamu bisa memberikan uangnya ke kami dulu tanpa sepengetahuan gadis itu. Lagipula kami hanya meminjam, pasti akan kami kembalikan."     

Su Yun menatapnya, "Kakak ipar, uang itu semua berada di tangan Qiao Qiao."     

He Mei seperti telah mendengar lelucon, dan dia memukul meja, "Gadis itu baru berusia sembilan belas tahun, Su Yun, kenapa kamu mengijinkan gadis berusia sembilan belas tahun memegang uang. Bagaimana kalau dia ditipu orang? kenapa kamu bisa tenang-tenang saja seperti ini?"     

Su Yun dengan enggan tersenyum, "Kakak ipar, aku benar-benar minta maaf."     

"Kalau begitu kamu pasti tahu kata sandinya, sekarang semuanya transfer memakai via online."     

Wajah Su Yun tenggelam, "Eh, tidak bisa."     

"Kenapa tidak bisa? Oh iya aku kesini selain mau meminjam uang, aku juga ingin memperkenalkanmu kepada seseorang."     

Wen Qiao dan Wen Chi tiba di rumah pada waktu yang hampir bersamaan. Mereka masih berada di gang, dan mereka mendengar suara seseorang sedang berbicara dari halaman. Suara itu sepertinya suara bibinya.     

Saat ketiga bersaudara itu memasuki halaman, hati Su Yun bergetar, wajah Xiao Mo dan Xiao Chi seperti dicat, dan di dahi Qiao Qiao ada darah kering yang menempel, yang jelas merupakan sebuah perkelahian.     

" Apa yang terjadi pada kalian?".     

Wen Qiao memegang bahu ibunya, "Tidak apa-apa, tidak apa-apa, mereka berkelahi dengan pembuat onar. Apa yang dia lakukan di sini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.