Dia Hanya Mengingatku

Sengaja Memancing Emosi Wen Chi



Sengaja Memancing Emosi Wen Chi

0Huang Mao dengan badan yang gemetar berjalan ke arah Wen Qiao, "Kak, hitung dua ribu yuan saja, tidak bisa lebih dari dua ribu yuan."     

"Mana uangnya?"     

Huang Mao merentangkan tangan, "Kami tidak punya uang tunai dalam nominal yang besar."     

Wen Qiao mengeluarkan handphonenya, "Kan bisa lewat WeChat atau Alipay, aku tidak masalah."     

Huang Mao merasa dunianya runtuh, Wen Qiao menatap dan menjambak rambutnya, "atau kamu lebih memilih dipukul?"     

"Jangan, jangan kakak, aku akan berikan, aku akan berikan uangnya."     

Wen Qiao mengangkat dagunya dan memandang Huang Mao, "Jika di kemudian hari kamu masih menghina adikku dan memanggilnya si anak bisu, maka aku akan menghajarmu sampai orang tuamu tidak bisa mengenali wajahmu lagi."     

"Jangan kak, aku tidak berani, aku tidak berani melakukannya lagi."     

Setelah menerima dua ribu yuan, Wen Qiao berkata dengan acuh tak acuh, "Masih berani berada disini."     

Kelima anggota siswa SMK itu lari terbirit-birit.     

Wen Qiao lalu berbalik badan dan berjalan ke Wen Mo. Dia juga memiliki luka di wajahnya. Sudut matanya bengkak dan memar merah. Dia meraih wajahnya dan memeriksanya dari atas ke bawah, matanya penuh kekhawatiran.     

Di dahi Wen Qiao ada luka yang masih berdarah, dengan hati-hati, Wen Mo mengangkat lengan bajunya untuk menyeka luka itu.     

"Tenang saja, kakak tidak apa-apa, pada handphone mu sudah aku atur panggilan darurat, kalau kamu butuh bantuan, segera hubungi kakak, apa kamu mengerti?"     

Wen Mo hanya menundukkan kepalanya, tidak mengangguk ataupun menggelengkan kepalanya, dan tangannya juga gemetar.     

Dia merasa bahwa dia sangat tidak berguna dan tidak bisa melindungi kakaknya, dan selalu saja kakaknya yang berada di depan untuk melindungi dirinya.     

Wen Qiao tahu apa yang ada dipikiran Xiao Mo, dia mengelus kepala Xiao Mo dan berkata, "Di kemudian hari Xiao Mo pasti akan sukses, bisa menghasilkan uang banyak untuk kakak."     

Wen Mo segera menganggukkan kepala.     

Wen Qiao berjalan ke Wen Chi lagi, "Sudah lebih baik?"     

Wen Chi mendengus, "Dasar bajingan mereka semua."     

Dia menyentuh kepalanya, "Jika sampai ini terjadi lagi, Xia Bai, kamu harus meneleponku, apa kamu mengerti?"     

Wajah Wen Chi penuh keringat, dan rambut pendeknya basah kuyup, "Bagaimana bisa meminta seorang wanita yang turun tangan?"     

Wen Qiao meliriknya, "Jika kamu menemukan hal semacam ini di masa depan, tolong tenanglah dulu Bahkan jika kamu memanggil polisi, kamu tidak dapat melakukannya sendiri. Apa kamu dengar?"     

Suasana hati Wen Chi berangsur-angsur menjadi tenang, "Memanggil polisi rasanya menakutkan, seolah-olah kita takut pada mereka."     

Gangster tidak memanggil polisi untuk menyelesaikan masalah tapi menggunakan tinjunya untuk berhadapan dengan bajingan-bajingan yang sengaja mencari masalah.     

Wen Qiao memberinya suatu pandangan, "Melapor ke polisi berarti menggunakan alat hukum untuk melindungi hak kita, jadi mengapa kamu merasa takut?"     

Ketiga murid yang malas ini menatapnya, seolah-olah mereka tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.     

Wen Qiao pasrah, "Singkatnya, sebelum emosionalmu terkendali dengan baik, jangan berkelahi dengan orang lain, apa kamu mengerti?"     

Wen Chi mengacak rambutnya yang berantakan, "Katakan sekali lagi."     

Wen Qiao menarik Wen Mo, "Ayo pergi, kita pulang saja."     

Wen Chi kemudian melihat sepeda motor besar diparkir di samping, dan matanya tiba-tiba menyala, "Mengapa Kakak Kai bersedia meminjamkan sepeda motor itu kepadamu?"     

"Kenapa?"     

"Aku sudah lama memohon padanya untuk membiarkan aku naik sepeda motornya, tetapi dia terus menolak."     

Wen Qiao segera menyela pedal gas sepeda motor, "Xiao Mo, ayo naik"     

Wen Chi hendak naik juga, tetapi Wen Qiao memelototinya, "Sepeda motor ini hanya muat dua orang, kamu, Xia Bai dan Dinghai pulang naik taksi."     

"Tiga orang masih muat, kak."     

Wen Qiao mengangkat kakinya untuk menendangnya, "Kamu ingin kita ditangkap petugas lalu lintas? Naik taksi saja sana."     

Ding Hai dan Xia Bai dengan cepat menariknya, "Kakak Chi, ayo naik taksi, dengarkan apa yang dikatakan kakakmu."     

Wen Qiao memakaikan satu-satunya helm untuk Wen Mo, tapi Wen Mo memakaikan helm itu di kepala kakaknya lalu membantu kakaknya mengancingkannya. Dia meletakkan tangannya di bahu Wen Qiao.     

"Xiao Mo duduk yang baik ya"     

Dia mengguncang bahunya dan memberi isyarat untuk duduk.     

Seorang pria berlari dengan terengah-engah ke arah Wen Chi dan bersandar di pahanya, "Kakak Chi."     

"Tarik napas, lalu lepaskan dan bicaralah ada apa."     

"Ketika aku sedang dalam perjalanan datang ke sini, aku melihat Huang Mao dari SMK itu sedang menelepon seseorang dari balik pohon besar"     

"Apa katanya? Apakah kau mendengarnya?"     

"Dia memberi tahu orang yang dia hubungi bahwa dia gagal melakukan rencananya, karena kakakmu datang menolong."     

Wen Qiao tiba-tiba terkejut mendengarnya.     

Ada seseorang yang menyuruh Huang Mao memancing emosi Wen Chi?     

Seseorang menginstruksikan Huang Mao untuk sengaja membuat Wen Chi kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.