Dia Hanya Mengingatku

Lebih Kejam Dari Seorang Petarung



Lebih Kejam Dari Seorang Petarung

0Suara Wen Qiao mengejutkan orang-orang yang sedang berada di lapangan.     

Xia Bai dan Ding Hai dengan cepat mundur untuk menahan Wen Chi yang masih belum stabil secara emosional.     

Wen Qiao berbisik, "Ding Hai, bantu aku melihat kondisi Xiao Mo."     

"Iya, Kak Qiao."     

Lawannya adalah siswa-siswa SMK yang jaraknya dekat dengan SMA 9. Di dalam sekolah itu ada banyak bajingan yang bodoh yang suka melakukan segala macam pemerasan.     

Di kejadian sebelumnya, mereka juga pernah menghina Wen Mo. Salah satu dari mereka dipukul Wen Chi hingga mengalami kecacatan, oleh karena itu, Wen Chi dijebloskan ke dalam penjara.     

Sedangkan Xiao Mo ...     

Karena rasa bersalah melihat saudaranya masuk penjara, dia mencoba bunuh diri dengan meminum obat-obatan.     

Ada total lima orang, semuanya mencemooh, dan mencibir Wen Qiao, "Kenapa ada perempuan cantik yang lebih cantik dari Gu Yi, jadikan dia kekasih bos kita saja."     

"Sepertinya dia adalah kakak perempuan dari si anak bisu."     

Mata Wen Qiao tajam dan dingin, dia merenggangkan tangannya untuk menggerakkan otot dan tulangnya, lalu dia berlari dan menendang dada Huang Mao dan ditendang lagi oleh Wen Qiao, seketika Huang Mao jatuh ke tanah.     

Wen Qiao menginjak dadanya, "Coba bilang lagi kalau aku harus jadi kekasihmu."     

Kelima siswa SMK itu tampaknya tidak menyangka bahwa Wen Qiao ternyata adalah seorang pelatih bela diri, dan dengan cepat membantu bos mereka.     

Kedua pria jangkung itu segera menyerang Wen Qiao secara bersamaan. Wen Mo ingin melangkah maju untuk membantu kakaknya, tetapi Ding Hai menghentikannya, "Kamu jangan ikut membantunya. Kakak Qiao akan baik-baik saja."     

Di perkelahian sebelumnya juga sama satu lawan lima. Kakak Chi berhasil mengalahkan beberapa dari mereka, sedangkan kakak Qiao bisa mengalahkan mereka semua dengan mudah.     

Wen Mo dengan wajah marah dan mengepalkan pergelangan tangannya, dia membuat mereka semua merasa panik dan ketakutan.     

Wen Qiao meraih Karung Tinju, menekan bahu salah satu dari mereka, lalu dengan kekuatan penuh, ia melompat dan menendang dua orang yang bergegas menyerangnya. Keduanya terlempar ke tanah, dan sebuah pukulan mendarat di dada salah satu lagi dari mereka yang bertubuh tinggi.     

Dia yang bertubuh tinggi itu mendengus.     

Xia Bai dan Ding Hai terpesona,      

Seperti yang dulu, para siswa SMK itu tidak memiliki kekuatan untuk melawan, dan setelah beberapa saat, mereka semua dihabisi oleh Kakak Qiao.     

"Kakak Qiao kuat"     

"Kakak Qiao hebat"     

Wen Qiao berjalan selangkah demi selangkah ke arah bos mereka, dia menjambak rambut Huang Mao, dan menginjak dadanya, Huang Mao panik, "Kakak, kami mengaku bersalah."     

Wen Qiao memberinya sebuah tamparan, "Siapa yang kamu maksud dengan si anak bisu itu?"     

Huang Mao ketakutan, "Semua orang memanggilnya seperti itu, tetapi dia memang tidak bisa bicara, bukan?"     

Wen Qiao mengangkatnya dan membantingnya ke dinding, "Berapa banyak uang yang kamu jarah?"     

Huang Mao gemetaran dan mengeluarkan uang dari sakunya, "Seratus yuan, saudaramu memiliki total seratus yuan."     

"Maksudku, dari masa lalu hingga sekarang, berapa total uang yang sudah kamu ambil dari Xiao Mo?"     

"Kakak, aku tidak ingat."     

Wen Qiao menampar kepalanya lagi, "Aku akan memberimu waktu di sini, hitung baik-baik berapa banyak uang yang kalian ambil dari Xiao Mo, aku tidak akan meludahimu hari ini, tapi aku akan mematahkan kakimu."     

Huang Mao hampir mau menangis.     

dia ternyata lebih kejam daripada Si Petarung Wen Chi dari SMA 9     

Kelima murid dari SMK itu sambil berlutut di tanah dengan gemetar, mereka mengeluarkan handphone untuk menghitung banyaknya uang yang mereka ambil dari Xiao Mo.     

Dua puluh menit berlalu belum juga mendapatkan jawaban, Wen Qiao mulai kehilangan kesabaran dan menendang kaki Huang Mao, " Begitu susah menghitungnya ya?"     

Huang Mao menangis dan berkata, "Kakak, kami semua nilainya jelek. Jika kami bisa menghitung dengan cepat, kami tidak akan masuk ke SMK.".     

Wen Qiao memasukkan tangannya di sakunya, "Sepertinya kalian sudah mengambil dalam jumlah yang banyak sampai kalian tidak bisa menghitungnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.