Dia Hanya Mengingatku

Sikap Angkuh Tuan Muda



Sikap Angkuh Tuan Muda

0"Ada, ada, ada."     

Chun Xiao menggeledah lemari nya untuk waktu yang lama, dan akhirnya menemukan gaun panjang berwarna merah yang sudah kuno untuk diberikan kepada Wen Qiao, Wen Qiao dengan ragu mengambilnya, "Apakah itu tidak terlihat terlalu mencolok?"     

Lu Youyou lalu mendorongnya ke kamar mandi, "Tidak apa-apa yang penting bagus."     

Wen Qiao dengan ragu-ragu mengganti pakaiannya lalu keluar dan menatap langsung ke mereka bertiga.     

Penampilannya eksotis dan menawan, bahkan dari sudut pandang wanita pun terpesona dengan kecantikan Wen Qiao.     

Chun Xiao mengeluarkan kerudung, "Pakailah kerudung ini."     

Wen Qiao dengan kikuk mengenakan kerudung, dari balik kerudung terlihat samar-samar kecantikannya yang lebih menawan.     

Chun Xiao dan Lu Youyou memasang tampang bodoh, "Cantik sekali."     

Lin Xiang yang memainkan seruling di tangannya, mengangkat alisnya sedikit, matanya tidak bisa lepas dari kecantikan gadis yang dalam balutan kain berwarna merah itu.     

"Apakah tidak terlalu mencolok?" Wen Qiao merasa malu.     

Chun Xiao dan Lu Youyou memegang tangan Wen Qiao dari kedua sisi, "Tidak mencolok sama sekali, ayo cepat pergi ke ruangan gym."     

Lin Xiang menurunkan serulingnya dan mengikuti mereka keluar.     

Fu Nanli tiba di Haicheng pada pukul empat. Setelah mendarat, Kapten Cheng meminta co-pilot Xiao Gu untuk berhenti merekam.     

"Kapten Fu, saya telah menyerahkan data gambar dan laporan evaluasi saya untuk ujian ini selama lebih dari sebulan. Di tugas penerbangan anda selanjutnya, anda harus bertugas di posisi kapten."     

"Saya sudah menyusahkan anda, Kapten Cheng."     

"Tidak menyusahkan, tidak menyusahkan."     

Fu Nanli mengambil topi kapten dan turun dari pesawat. Dia masih harus mengikuti beberapa rapat bersama dengan para petinggi di Departemen Navigasi, Departemen Pengoperasian dan Perawatan Mesin serta Departemen Pusat Kontrol     

Dia terus melihat arlojinya, pesta penyambutan mahasiswa baru dimulai pukul tujuh.     

Di koridor yang berada di luar ruang pertemuan, co-pilot Luo Hui dari Tim C berdiri di samping mesin kopi, dia sedang menyeduh kopi, begitu dia bertemu dengan Kapten Cheng, sambil menundukkan kepala, bertanya, "Kapten Cheng, apakah Kapten Fu lulus ujian?"     

Kapten Cheng tersenyum sopan, "Tidak ada masalah dengan nilainya."     

Setelah selesai berbicara, Kapten Cheng menjauh darinya.     

Co-pilot Luo mendengus, "Perlakuan untuk anak orang kaya memang berbeda dengan orang lain."     

Disampingnya terdapat Xiao Jia, dia adalah kru dari Luo Hui, "Awalnya aku mengira bahwa setelah Kapten Fu mengalami kecelakaan, dia akan mengundurkan diri dan Anda akan naik pangkat dengan menjadi kapten di Tim A, sangat disayangkan."     

Luo Hui menyesap kopi, "Tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Peraturan di perusahaan penerbangan kita tidak berlaku untuk Keluarga Pangeran Fu. Orang biasa seperti kita tidak bisa mengomentarinya. Apa kamu mengerti?"     

Kapten Hao juga mengalami kecelakaan mobil dua tahun yang lalu, akibatnya kemampuan respon tubuhnya tidak bekerja dengan baik sehingga dia memutuskan untuk mengundurkan diri. Benar-benar dua orang yang berbeda nasib.     

"Bos Dongchuan Airlines kita adalah pamannya, Direktur Xiao Ji adalah sepupunya, belum lagi keluarga Fu mereka adalah keluarga bangsawan. Tuan muda masih ingin terus menerbangkan pesawat, jadi biarkan dia terus menerbangkan pesawat. Kita hanya bisa menemani tuan muda, kita baru memiliki kesempatan ketika tuan muda sudah mulai bosan bermain-main."     

Dia sudah terbang selama sepuluh jam, ditambah lagi mengikuti rapat selama dua setengah jam.     

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, di malam akhir musim panas, langit sudah gelap, Fu Nanli bangkit berdiri, lalu pergi keluar tanpa sempat mengganti seragamnya.     

Saat sedang melewati koridor, Luo Hui buru-buru menyapanya.     

Dia hanya berani berbicara jelek di belakang, ketika dia bertemu dengan Fu Nanli, dia memberi hormat seperti biasanya yang dia harus lakukan.     

Fu Nanli terus berjalan tanpa memedulikannya.     

Luo Hui berkata dengan pelan begitu bayangannya sudah menghilang di pintu, "Sikap angkuh tuan muda semakin besar, arogan dan juga tidak memiliki rasa peduli sedikitpun kepada orang lain."     

Fu Nanli masuk ke mobil, mengulurkan tangannya dan membuka dua kancing kerah, kemudian berkata dengan suara yang dalam, "Pergi ke Universitas Pusat Musik sekarang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.