Dia Hanya Mengingatku

Sikap Posesif Tuan Muda



Sikap Posesif Tuan Muda

0Angin malam berhembus pelan, panggung didirikan di lapangan, dan semua mahasiswa telah hadir, karena itu adalah konservatori, ada semua jenis keterampilan yang mempesona tersaji di atas panggung.     

Semua yang ahli di bidangnya menunjukkan keahlian di atas panggung dan suasana menjadi sangat meriah.     

Selama perjalanan, Fu Nanli mengalami beberapa kali kemacetan. Ketika Fu Nanli sudah sampai di Universitas Pusat Musik, dia melihat Wen Qiao duduk di atas panggung dengan kostum berwarna merah sedang memainkan pipa.     

Penampilan Wen Qiao saat ini sangat berbeda dengan penampilannya saat di ruang auditorium SMA 9.     

Angin bertiup perlahan dari tepi danau, dan dia mengenakan gaun panjang tradisional suku Han, dengan kualitas kain yang halus, melilit terkulai di lengannya yang lembut, dia bagaikan bidadari kecil yang ada di lukisan dinding.     

Tidak hanya para mahasiswa di bawah panggung yang tertarik, tetapi bahkan Shang Fan, yang sedang bernyanyi di atas panggung, tanpa sadar telah berlama-lama dengan gadis yang memainkan pipa itu di sudut panggung.     

Seharusnya dia hanya sebagai peran pendukung, yaitu membantu mengiringi musiknya.     

Tapi sekarang, dia telah menjadi kejutan terbesar dari pertunjukan ini.     

Lagu The Waking of Insect meningkatkan antusiasme semua mahasiswa yang sedang menonton. Setiap dari mereka melambaikan glow stick.     

Lin Xiang mengenakan pakaian tradisional suku Han murid konfusianisme, dia memainkan seruling dengan lembut dan merdu. Chun Xiao yang biasanya lembut dan imut, sekarang dia memainkan drumnya dengan kuat, menciptakan kontras visual.     

Lu Youyou mengenakan gaun berwarna putih memainkan guqinnya dengan halus dan indah.     

Adapun Wen Qiao selalu memberi senyuman di setiap kali petikan yang dibuatnya, sangat menarik hati semua penonton.     

Cantik.     

Keterampilan piano yang luar biasa.     

Xu Lu benar-benar tidak tahan lagi dan menarik Zhao Tong, "Ayo pergi dari sini."     

Zhao Tong mengangkat dagunya, "Ayo kita pergi, Wen Qiao sudah membuat pertunjukkan ini tidak bagus, dia artis yang buruk, gara-gara dia aku harus melepas penyanyi idolaku."     

Fu Nanli sedang berdiri di belakang kerumunan, memandangi orang-orang di atas panggung yang berada di seberang kerumunan.     

Setelah angin malam bertiup, Wen Qiao merasa ada yang sedang memandang ke arahnya.     

Dia mengangkat matanya untuk mencari siapa yang memandangnya.     

Tiupan angin mengangkat kerudungnya dan memperlihatkan sekilas kecantikannya. Angin seolah-olah bersifat spiritual, angin itu terus meniup kerudungnya hingga ketika sudah longgar sampai di belakang telinganya, kerudungnya terbang tertiup angin.     

Untung saja bagian lirik terakhir sudah dinyanyikan sehingga dia bisa mengulurkan tangannya untuk menangkap kerudungnya.     

Kerudung itu tertiup sampai di depan Shang Fan, dia meraih kerudung yang masih hangat dan membawa kerudung hangatnya ke telapak tangannya.     

Fu Nanli hanya menyaksikan keduanya di atas panggung saling bertukar pandang, dan saling memandang dengan penuh kasih sayang.     

Wajahnya menjadi muram.     

Shang Fan berjalan ke Wen Qiao dan memeluknya.     

Bagaikan meteor yang jatuh ke bumi, hati Tuan Muda Fu menjadi panas dan wajahnya berubah menjadi sangat muram.     

Ada empat mahasiswa yang menjadi peran pendukung tapi Shang Fan hanya memeluk Wen Qiao, menandakan apa? Tanpa dikatakan, sudah jelas sekali maksudnya.     

Di ujung kerumunan, Wen Qiao melihat Fu Nanli dan mendorong Shang Fan menjauh, "Sudah, ayo sudah waktunya turun."     

Dia mengambil kerudung dari tangannya, membawa pipa, dan mengajak Lu Youyou buru-buru turun dari panggung.     

Karena Shang Fan masih membawakan sebuah lagu, perhatian para mahasiswa masih di atas panggung, kemudian Wen Qiao menyerahkan Pipa itu kepada Lu Youyou, "Aku titip dulu ya."     

Kemudian dia mengangkat ujung gaunnya dan berjalan melewati kerumunan, sesampainya di Pohon Kamper. Fu Nanli memasukkan jari-jarinya yang memucat ke saku celananya.     

"Kamu sudah datang." Gadis itu sepertinya tidak menyadari suasana hatinya yang tidak senang.     

Garis rahang Fu Nanli kencang, dia berbalik meninggalkan lapangan dengan aura dingin yang membuat orang-orang takut mendekatinya.     

Pria itu memiliki kaki yang panjang, Wen Qiao harus mengambil dua langkah untuk mengimbangi satu langkah pria itu. Susah payah dia mengikuti pria itu di belakang dengan mengangkat ujung gaunnya yang rumit.     

"Ada apa denganmu? Apakah karena kamu lelah setelah baru pulang dari penerbangan?"     

Wen Qiao tersenyum dan memasang tampang bodoh, tidak mengerti alasan kenapa dia marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.