Dia Hanya Mengingatku

Pujilah Aku



Pujilah Aku

0Fu Nanli seperti kekasih pada umumnya, berjalan di belakang gadis itu, dengan penuh perhatian dia memberitahu gadis itu makanan mana yang enak dan mana yang biasa saja.     

Menjelang akhir dari makan siang itu, Fu Nanli membantunya mengambilkan buah dan yogurt pada, lalu menggandeng tangannya menuju ke kamar pribadi.     

Para pramugari yang melihat mereka menyantap makan siangnya sambil berlinang air mata.     

Seluruh pramugari di Dongchuan Airlines seketika telah patah hati.     

Kakak sepupu Fu Nanli memberi kamar pribadi yang tidak besar untuknya, karena mengetahui setiap kali Fu Nanli masuk ke restoran, pasti akan terjadi sebuah keributan.     

Fu Nanli meletakkan sebuah piring, dan mereka berdua duduk berhadapan.     

"Masih ada beberapa rapat yang harus aku hadiri sebelum berangkat, kamu pergilah bersantai dulu di ruang kerjaku setelah selesai makan."     

"Baiklah."     

Pria itu mengambil sepotong daging sapi lalu menaruh di piringnya, dia memotong daging menjadi potongan yang lebih kecil lalu menaruhnya kembali ke piring gadis itu. Ada perasaan hangat muncul di hatinya saat melihat pria itu memperhatikannya.     

"Aku sudah menonton video kamu mendorong Shang Fan." Pria itu berkata sambil makan dengan perlahan dan elegan.     

Dia menatap pria itu dengan lembut, "Aku mendorongnya karena dia ingin memelukku."     

Pandangan matanya seakan berkata Aku hebat kan, pujilah aku.     

Fu Nanli menggenggam garpu lebih erat, lalu memegang wajah gadis itu sambil tersenyum.     

Adegan di dalam kamar ini terlihat jelas dengan mata telanjang He Qian, hatinya menjadi panas dan dia membanting sepasang sumpitnya ke piring berisi sayuran.     

"Dia adalah seorang artis, jangan mendorongnya lagi di lain waktu, agar tidak muncul masalah yang akan bisa menyusahkanmu."     

Patuh, ini kata yang tepat untuk menggambarkan sikap Wen Qiao di depan Fu Nanli.     

"Iya, lain kali aku tidak akan mendorongnya lagi, aku melihat waktu itu dia pergi."     

Suasana hati Fu Nanli saat ini sedang bagus, hanya saja dia merasa resah ketika bertanya, "Aku dengar dia penyanyi yang terkenal, banyak gadis yang tergila-gila dengannya. Bagaimana denganmu?"     

Wen Qiao berkata dengan santai, "Dia tidak setampan dirimu. Apa yang harus kusukai darinya?"     

Apa yang Wen Qiao ucapkan memang benar adanya. Shang Fan adalah seorang artis, pintar membawa diri, tetapi dia tidak setampan Fu Nanli.     

Sebuah senyuman terlihat dari sudut bibir Fu Nanli.     

Setelah makan, Wen Qiao mengupas pisang dan menyuapi Fu Nanli. He Qian yang melihat kemesraan mereka merasa jengkel hingga hilang selera makannya.     

Ponsel He Qian berbunyi.     

Dia mendapatkan pesan dari Lin Mingshu yang mengatakan bahwa dia mengajak para wanita yang memiliki reputasi tinggi dan mengidolakan Fu Nanli untuk menggalang dana yang bertujuan untuk mengumpulkan bukti-bukti kebohongan Wen Qiao.     

He Qian tersenyum setelah membaca pesan dari Lin Mingshu itu. Sesampainya di Jerman, kebohongan gadis itu akan terungkap.     

Wen Qiao membuang kulit pisang, lalu mengambil tisu untuk menyeka mulut Fu Nanli.     

Nafas Fu Nanli menjadi berat, dia menahan tangan gadis itu, "Cukup, aku bisa sendiri."     

Dia tidak bisa menahan diri jika gadis itu terus menerus menyentuhnya, gadis itu sama sekali tidak peka.     

Fu Nanli menarik tangan Wen Qiao dan meninggalkan restoran. Dia harus melewati sebagian pramugari yang menatapnya dengan penuh kebencian dan sebagian lagi yang masih berlinang air mata.     

Wen Qiao kebingungan, dia tidak merasa telah merebut kekasih hati seluruh pramugari di maskapai penerbangan ini.     

Ruangan kantornya sangat luas dan cerah, ada jendela yang besar dan sofa yang luas. Fu Nanli berkata bahwa dia jarang menggunakan ruangan ini sehingga dia hanya sesekali saja menginap di ruangan ini.     

Wen Qiao berkata, "Kamu tidur di sofa? Sepertinya sofa ini terlalu pendek untukmu, apakah kamu nyaman?"     

Fu Nanli membawa secangkir kopi dan memeluknya dari belakang dengan tangan satunya, "Sudah cukup, jangan membahas masalah ranjang lagi."     

Wen Qiao, "....."     

Banyak area terlarang di ruangan itu yang susah untuk dijadikan topik pembicaraan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.