Dia Hanya Mengingatku

Siapa Yang Membantunya



Siapa Yang Membantunya

0Wen Qiao masih tertegun saat sedang di dalam mobil, Fu Nanli memainkan tangannya, "Mulai sekarang tidak ada lagi orang yang akan meragukanmu."     

"Iya." Jawab Wen Qiao.     

"Kamu marah padaku?"     

"Aku tidak marah." Wen Qiao menggelengkan kepalanya.     

Fu Nanli memasang wajah serius, "Aku tidak tahu kenapa dia melawanmu."     

Wen Qiao, "Hah? Kamu tidak tahu? Dia menyukaimu. Dia tidak menyukaiku karena menganggap aku sudah merebutmu darinya."     

Fu Nanli mengangkat alis, "Benarkah?"     

"Kamu sama sekali tidak menyadari hal itu?"     

"Aku tidak menyadarinya. Memangnya siapa nama orang itu tadi?"     

Wen Qiao, "..."     

He Qian pasti akan hancur hatinya kalau dia mengetahui hal ini.     

Ketika mobil berhenti di depan gang jalan Shuying, Wen Qiao melihat sekilas ibunya berjalan mendekat ke arah mobil dengan membawa tas kainnya, Wen Qiao sangat ketakutan sehingga dia segera bersembunyi ke tubuh Fu Nanli, "Ada mamaku, cepat, cepat dan cepat sembunyikan aku."     

Fu Nanli membuka jas seragamnya lalu segera menutupi gadis itu.     

"Apakah dia sudah pergi?" Tanya Wen Qiao dengan nada cemas.     

"Belum."     

Wen Qiao diam di pelukan Fu Nanli, tidak berani untuk bergerak sedikit pun.     

Tak lama kemudian, dia bertanya lagi pad Fu Nanli, "Apakah dia sudah pergi sekarang?"     

"Masih belum."     

Wen Qiao sedikit bingung, pada jarak yang begitu jauh, ibunya bukan siput yang berjalan sangat lambat, jadi dia tidak mungkin berjalan pelan. Diam-diam dia menjulurkan kepalanya untuk memeriksa keadaan di sekitar mobil, di mana sosok ibunya sekarang sudah berada di jalan Qingshiban.     

"Pembohong."     

Fu Nanli tidak bisa menahan tawanya melihat kepanikan Wen Qiao, "Sebenarnya kamu tidak usah khawatir, jendela mobil ini sudah menggunakan kaca film, sehingga mamamu tidak bisa melihatmu dari luar."     

Wen Qiao sedikit malu, setiap dia panik, maka dia akan melupakan segalanya.     

"Kamu tidak memberitahuku."     

Fu Nanli tertawa sambil mengusap rambutnya.     

"Sudah, aku mau turun."     

"Aku akan bantu membawakan kopermu."     

"Tidak perlu, aku bisa membawanya sendiri."     

Dia mengambil kopernya dari bagasi dan segera berlari ke gang dengan cepat, rona merah yang ada di wajahnya berangsur-angsur memudar.     

Wen Qiao masih bingung dengan rekaman CCTV di taman.     

Dia tidak punya persiapan sama sekali. Ternyata dia memiliki saingan yang begitu kuat, tidak hanya bisa menemukan taman, tetapi He Qian juga sampai meminta rekaman CCTV.     

Di hari terakhir liburan panjang, Wen Chi dan teman-temannya sedang belajar di halaman rumah mereka, di samping mereka ada Wen Mo yang bermain kubus rubik, sesekali dia membuat pertanyaan untuk mereka bertiga.     

Xia Bai dan Ding Hai tidak serajin Wen Chi dalam hal pelajaran, dengan sadar mereka berkata kepada Wen Chi, "Kamu benar-benar anak yang jenius, kamu bisa mengajar lebih bagus dibandingkan dengan guru."     

Wen Qiao memasuki ruangan, menyalakan komputer, dan meretas sistem pemantauan taman. Dia curiga jika bahwa ada seseorang yang telah memasuki sistem itu sebelumnya dan membantunya mengubah sistem pemantauan. Sekarang ada teknologi rekayasa yang sudah banyak digunakan, yaitu teknologi mengganti wajah.     

Siapa orang ini?     

Wen Qiao memasuki CCTV taman dan tidak menemukan jejak orang luar yang melanggar sistem keamanan jaringan komputer dan merusak isi rekaman video pemantau itu.     

Pelakunya pastilah orang yang sangat ahli di bidang ini.     

Dia teringat pada SY, di serikat pekerja W yang punya keahlian diatasnya hanyalah SY.     

Siapakah SY itu? Kenapa dia mau membantu Wen Qiao?     

Di luar jendela kamarnya adalah halaman, terlihat ibunya menaruh sepiring potongan jeruk di atas meja untuk para anak lelaki itu, dan sepiring lagi diantar ke kamar Wen Qiao, "Kamu pulang naik kereta bawah tanah? Apakah kamu lelah?"     

Wen Qiao tersenyum sekaligus merasa gugup, "Iya, aku pulang naik kereta bawah tanah, tidak melelahkan kok."     

"Mama mau masak untuk makan malam kita nanti, kamu istirahatlah dulu saja setelah itu makan ya."     

"Iya."     

Setelah ibunya keluar, Wen Qiao memandang Xiao Mo melalui jendela.. Xiao Mo berhenti bermain kubus rubik dan mengambil buku komik yang ada di sampingnya, seolah-olah tidak ada yang membaca.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.