Dia Hanya Mengingatku

Mengungkap Misteri



Mengungkap Misteri

0Fu Nanli membawa Wen Qiao keluar dari kafe. Di luar sudah ada para kru pesawat dan ada salah satu diantara mereka yang asing bagi Wen Qiao. Dia melihat para kru yang berada di sampingnya bersikap begitu hormat terhadapnya. Siapa sebenarnya dia?     

"Kamu Wen Qiao?"     

Ji Xianzheng sudah pernah mendengar tentang kekasih adik sepupunya ini. Keluarganya bahkan belum mengetahui tentang ini. Fu Nanli merahasiakan hubungannya dengan Wen Qiao.     

Wen Qiao menatap Fu Nanli, "Siapa dia?"     

Fu Nanli melihat Wen Qiao menatapnya seperti biasanya, seakan dia merasa bahwa permasalahan dia pergi ke kafe bersama saudara sepupunya hanyalah permasalahan ringan.     

Wajahnya menjadi semakin muram.     

"Kalian pergilah makan, kami permisi pergi dulu."     

Fu Nanli membawa Wen Qiao pergi dan menuju ke lift.     

Ji Xianzheng mengangkat alisnya, "Kalau begitu, ayo kita pergi makan."     

Zhao Yuan menahan He Qian yang hendak mengejar mereka, "Qianqian…"     

Zhao Yuan seakan meminta He Qian untuk jangan terlalu dibutakan lagi oleh cinta. Permasalahan ini adalah permasalahan di antara mereka berdua.     

Mereka hanyalah penonton, tidak berhak ikut campur di permasalahan mereka.     

He Qian merasa jengkel, "Kak Yuan!"     

"Turuti kakak ya."     

Fu Nanli menariknya ke arah lift, Wen Qiao harus berlari kecil untuk bisa menyamakan langkah kaki Fu Nanli yang panjang dan cepat.     

Ada bioskop di lantai ini, dan film baru saja berakhir, sehingga di dalam lift penuh dengan orang, dan keduanya terjepit di sudut.     

Fu Nanli bersandar di dinding lift, Wen Qiao berada dalam pelukannya, tangan pria itu berada di bahunya, wajahnya sedikit berkerut, seperti sedang menahan suatu permasalahan.     

Begitu tangan yang melingkari pinggangnya mengencang, Tuan Muda yang merasa terabaikan tidak bisa menahan diri untuk tidak berbicara, "Jangan makan dengan dia sendirian secara pribadi."     

"Kami tidak makan, hanya minum kopi."     

Fu Nanli, "..."     

"Minum kopi juga tidak boleh."     

Wen Qiao mencondongkan tubuh ke dekat telinganya dan berbisik, "Ada hal yang sangat penting yang ingin aku selidiki dari dirinya, jadi aku mengajaknya untuk minum kopi. Aku akan memberitahumu nanti."     

Ada begitu banyak orang dan dia khawatir akan terdengar dan bocor.     

Sampai di lantai B2, sebagian besar orang keluar dari lift dan pria itu membawanya ke dalam mobil.     

"Ayo kita berangkat, kita cari tempat yang agak sepi."     

Mobil meninggalkan parkiran dan kemudian diparkir di sisi jalan yang sepi di dekat pusat perbelanjaan. Pak Hu berkata, "Saya akan turun untuk merokok," dan sekarang hanya ada mereka berdua yang berada di dalam mobil itu.     

Wen Qiao melihat sekeliling, bagaikan seorang agen rahasia, dia berbisik, "Apa kamu masih ingat dulu aku pernah mengatakan padamu, di rumah sakit ada seorang pria bertato yang mengatakan 'Fu Nanli belum meninggal'?"     

Fu Nanli mengerutkan kening, "Sudah kubilang untuk abaikan saja hal itu, mengapa kamu masih ingin menyelidikinya?"     

Wen Qiao meraih tangannya yang besar, "Ada seseorang yang ingin mencelakaimu, tentu saja aku khawatir."     

Jalanan terlihat sepi, ada toko tua di sebelahnya, terdapat juga ada lukisan cat minyak yang tergantung di bagian jendela toko itu, dan juga ada lampu redup yang menyala, mereka juga mendengar suara serangga di rumput musim gugur.     

Dan suara detak jantung pria itu.     

Fu Nanli sedikit tersesat, dan mengulurkan tangannya untuk meremas wajah Wen Qiao, "Kalaupun ini berbahaya, aku akan menyuruh orang untuk menyelidikinya, kamu jangan ikut campur dalam masalah ini."     

Wen Qiao bergumam, "Hari ini, Fu Chuan sedang membuntutiku. Dia memang tidak mau mengakuinya, tapi aku benar-benar berpikir dia tadi sedang membuntutiku, Itulah sebabnya aku mengajaknya minum kopi bersama, siapa tahu aku bisa mendapatkan informasi darinya. Oh ya, sekarang, pria bertato itu, ternyata adalah sopir Fu Jiang, meskipun Fu Jiang adalah orang kaya, tapi bisa jadi dia bisa menusukmu dari belakang diam-diam. Jadi, kamu harus berhati-hati terhadap Fu Chuan dan juga Fu Jiang."     

Begitu dia mengangkat kepalanya, pria itu sepertinya tidak peduli dengan apa yang gadis itu katakan, dia hanya menatapnya, tatapan yang penuh cinta..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.