Dia Hanya Mengingatku

Bukan Wen Chi Pelakunya



Bukan Wen Chi Pelakunya

0Jelas, dua hari yang lalu, adiknya ini mengatakan kepadanya bahwa dia dalam kondisi yang sangat baik. Apakah ada seseorang yang membuatnya kesal? tidak tahu apakah korban mengalami cedera yang serius atau tidak. Jika serius, Wen Chi mungkin tidak dapat pergi ke sekolah secara normal lagi. Mungkin dia harus masuk ke kantor rehabilitasi anak, yang akan berdampak lebih besar pada semangat dan emosionalnya.     

Dan juga akan berdampak pada Wen Mo.     

Fu Nanli mengelus kepalanya dengan nada serius, "Tidak akan ada masalah, jangan merasa tertekan."     

Wen Qiao dari dulu sudah terbiasa memikirkan semua masalahnya sendiri, sekarang dia merasakan pelukan yang diberikan pria itu terasa sangat hangat, dia mengangguk dengan penuh semangat, "Iya."     

Mobil dengan cepat tiba di SMA 9. Beberapa mobil polisi berhenti di depan gerbang sekolah. Para siswa yang keluar dari dalam sekolah berbisik dengan masih merasakan ketakutan.     

"Yah, dia mengambil pisau dan menusuk beberapa kali."     

"Sangat menakutkan."     

"Aku berada di samping pada saat itu dan aku merasa sangat takut."     

"Aku mendengar bahwa ada satu korban dengan cedera serius, aku khawatir..."     

"Sudah, jangan membahas ini lagi, guru kita tidak membiarkan kita membahasnya."     

Wajah Wen Qiao menjadi pucat, dan dia buru-buru berjalan ke dalam dengan napas yang terengah-engah.     

Dia takut.     

Merasa sangat takut.     

Satu-satunya harapan Wen Qiao adalah keluarganya aman dan sehat.     

Halaman SMA 9 begitu luas dia berlari hingga kakinya terasa lemas dan tiba-tiba ada seseorang dari belakangnya memanggil namanya     

"Wen Qiao."     

Jantung Wen Qiao serasa berhenti seketika ketika melihat ke belakang, Wen Chi mengenakan seragam SMA 9, berdiri di bawah sinar matahari sambil menatapnya.     

Ada noda darah yang jelas di ujung bajunya, Wen Qiao menahan napas, dan berlari, menatapnya dengan mata memerah, "Apakah kamu baik-baik saja?"     

"Aku baik-baik saja."     

Tangan Wen Qiao bergetar sembari memegang lengan Wen Chi, "Apakah tidak ada yang menangkapmu?"     

"Kenapa menangkapku?"     

Wen Qiao tercengang, "Aku mendengar bahwa ada siswa di SMA 9 yang menyerang teman sekolahnya. Bukan kamu?"     

Wen Chi menggelengkan kepalanya, "Jika aku yang menyerang, apakah aku bisa berdiri di depanmu sekarang? Kamu bodoh ya?"     

Mata Wen Qiao berkaca-kaca, "Apakah benar bukan kamu?"     

"Bukan aku, aku pernah menceritakan padamu sebelumnya ada teman sekolah yang mamanya tidak menganggap anaknya sakit, dialah orangnya. Dia melukai seseorang dengan pisau, dan pada akhirnya aku yang menghentikannya, sehingga di tubuhku ada noda darah"     

Dia selamat dari kejadian ini?     

Apakah pikirannya yang berlebihan?     

Kata-kata ini paling menghibur hatinya yang sedang panik.     

Dia merasa senang di atas penderitaan orang lain. Dia bersyukur pelakunya bukan adiknya, Wen Chi.     

Wen Qiao menepuk kepalanya, "Kamu sudah membuatku takut setengah mati, apa kamu tahu?"     

Wen Chi mencengkram kepalanya, "Mengapa kamu memukulku? Kakak, di sini sekolah, bisakah kamu tidak mempermalukanku?"     

Dia adalah jagoan di SMA 9, begitu banyak orang yang menatapnya, sangat memalukan.     

"Kamu harus mengendalikan emosimu sampai seterusnya, apa kamu mengerti?"     

Wen Chi merasa pasrah, "Aku akan terus mengendalikan emosiku dengan baik."     

"Jangan lupa minum obat, apa kamu mengerti?"     

"Aku sudah minum obat tepat waktu. Kak, jangan khawatirkan aku, aku sekarang sudah besar."     

"Siapa yang peduli padamu?"     

Wen Chi mengaitkan tangan di leher kakaknya, "Masih berani bilang tidak mengkhawatirkan aku. Kamu mengira aku pelaku penyerangan itu sampai merasa khawatir setengah mati, kamu menangisiku, kan?"     

Wen Qiao menyikutnya, dan Wen Chi dengan cepat melepaskannya, "Bagaimana Tuan Fu bisa tahan denganmu?"     

Fu Nanli melangkah maju dan meraih tangan Wen Qiao, "Tidak apa-apa."     

Wen Qiao merasa malu telah membiarkan Fu Nanli melihatnya dalam posisi khawatir setengah mati.     

Kenapa dia tidak bisa bersikap tenang?     

"Di mana Xiao Mo? Ayo kita pulang bersama, bukankah dia sudah tidak ada kelas di sore hari?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.