Dia Hanya Mengingatku

Menaruh Rasa Curiga



Menaruh Rasa Curiga

0"Iya sekolah sudah usai. Kejadian hari ini cukup menggemparkan seluruh murid dan guru. Xiao Mo mungkin ada di perpustakaan. Aku akan mengirimkan pesan."     

"Aku akan mencarinya di perpustakaan."     

"Aku ikut."     

Mereka bertiga pergi ke perpustakaan. Di dalam lingkungan sekolah, ada polisi dimana-mana. Wen Chi meminjam kartu akses masuk perpustakaan kepada Xia Bai dan Ding Hai, dan kemudian ketiganya menggesek kartu mereka untuk masuk.     

"Di mana dia biasanya?"     

"Bukankah dia suka membaca buku detektif? Kita coba cari dia di bagian sana."     

Rak buku detektif berada di lantai tiga, di sebelah ruang komputer.     

Ketika melewati ruang komputer, Wen Qiao melihat Wen Mo duduk dipojok. Dia mengenakan earphone dan pandangannya tertuju pada layar, Wen Chi juga melihatnya dan berkata, "Dia disini."     

Mereka bertiga berjalan ke tempat Wen Mo, yang sedang memegang mouse.     

Wen Chi berjalan mendekat dan menepuk pundak Wen Mo, begitu pun Wen Qiao mendekat untuk melihat apa yang dilakukan oleh Wen Mo, "Lagi nonton film ya."     

Wen Mo senang melihat kedatangan kakak perempuannya dan dia menganggukkan kepala.     

Raut wajah Wen Mo berubah menjadi serius ketika melihat darah di tubuh Wen Chi, dia menunjuk ke arah noda darah itu.     

Wen Qiao tersenyum, "Jangan khawatir, Wen Chi hari ini telah menyelamatkan nyawa orang."     

Wen Mo masih merasa takut, sedangkan Wen Chi memegang lehernya dan berkata, "Sudah, ayo kita pulang."     

Keempat orang itu berjalan ke lobi perpustakaan di lantai satu. Wen Qiao terbatuk, "Eee...Aku... pergi ke toilet sebentar."     

Setelah selesai berbicara, dia buru-buru masuk, berjalan sampai ke pojok, lalu berlari ke lantai tiga dengan cepat, dan berjalan ke ruang komputer yang digunakan Xiao Mo tadi, kebetulan komputer itu tidak ada yang menggunakan sekarang, dia bergegas ke sana, kemudian menyalakan komputer, dan menelusuri history.     

Di history tercatat ada pemutar film, permainan kartu yang ada di komputer, dan game minesweeper, selain itu tidak ada yang lain. Tidak ada yang mencurigakan     

Wen Qiao mencoba menyelami.     

Apakah selama ini kecurigaannya salah?     

Ataukah Xiao Mo tidak ingin mengungkap identitasnya di internet?     

Dia turun ke bawah sambil terus berpikir, jika itu Xiao Mo, mungkin dia memiliki pertimbangannya sendiri. Meskipun anak itu pendiam tetapi dia memiliki perasaan yang sensitif dan halus.     

Jika bukan karena Xiao Mo, lalu siapa? Orang itu mengetahui dia bukanlah kekasih dari Fu Nanli yang sesungguhnya, tetapi dia telah bersedia membantunya merekayasa rekaman CCTV di taman. Apakah orang itu benar-benar berniat tulus membantunya ataukah dia melakukan itu agar bisa mengancamnya di masa yang akan datang?     

Wen Qiao menghela nafas.     

Di luar perpustakaan, mereka bertiga sedang menunggunya. Dia menenangkan hatinya dulu kemudian berjalan maju. Fu Nanli mengulurkan tangannya, berharap gadis itu berjalan di sampingnya, tetapi gadis itu malah menggandeng lengan Wen Mo, "Ayo, kita pulang."     

Fu Nanli terlihat tidak senang, dia tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria itu adalah adiknya.     

Yang namanya cemburu, tetaplah cemburu.     

Tuan Muda langsung menarik gadis itu ke sampingnya.     

Wen Qiao, "Hah?"     

Wen Qiao ingin memberi perhatian kepada Xiao Mo setelah kejadian yang terjadi di sekolah tadi, dia khawatir kejadian itu berpengaruh kepada Xiao Mo.     

Wen Chi menjelaskan, "Ketika saudara ipar ada di sini, kamu harus selalu berada di dekatnya, apakah kamu tidak mengerti?"     

Wen Qiao, "..."     

Fu Nanli sudah sepakat sebelumnya, bahwa Wen Qiao boleh memeluk adik laki-laki, yang adalah anggota keluarganya, sehingga dia tidak akan merasa cemburu kepada adik laki-lakinya.     

Keempat orang itu keluar dari sekolah dan masuk ke mobil. Wen Chi mengambil tempat kedua. Wen Mo duduk di belakang bersama mereka, dan Wen Qiao duduk di tengah-tengah.     

Wen Qiao memberitahu Lu Youyou untuk tidak khawatir karena tidak terjadi masalah yang besar pada Wen Chi.     

Wen Qiao menerima pesan dari ibunya di ponsel, Qiaoqiao, kakekmu habis jatuh dan mama harus pergi menjenguknya. Di kulkas ada pangsit daging sapi seledri. Kalau tidak cukup, pesanlah makanan dari luar. Mama akan segera kembali.     

Wen Qiao sedikit khawatir. Setelah menelepon, dia mengetahui bahwa kakeknya tidak jatuh parah dan tidak mengalami patah tulang, tetapi karena sudah tua dan memiliki tekanan darah tinggi, maka kakeknya perlu dirawat di rumah sakit untuk diobservasi selama dua hari.      

Baru kemudian dia merasa tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.