Dia Hanya Mengingatku

Akan Kubantu Jika Terjadi Sesuatu



Akan Kubantu Jika Terjadi Sesuatu

0Fu Nanli memakai alasan mengantarkan mereka di gang rumah untuk bisa melihat rumah kekasihnya.     

Rumahnya kecil, tetapi suasana di dalam rumah itu sangat kuat dan hangat, bersih dan rapi. Ada sepetak bunga kecil di bawah dinding halaman. Ada pohon beringin di halaman, pohon kesemek dan pohon ginkgo berada di dekat dinding.     

Saat makan sebelumnya di Xiao Tang Shan, Wen Qiao hanya makan setengah porsi, sekarang dia merasa lapar, "Aku akan memasak pangsit untuk kalian ya?"     

Wen Chi menyingsingkan lengan bajunya, "Biarkan aku saja yang masak."     

"Aku saja, kamu dan Xiao Mo kerjakan tugas mengarang kalian."     

Wen Qiao pergi ke dapur dan Fu Nanli mengikutinya. Wen Qiao mengeluarkan sekantong besar pangsit dari freezer kulkas, "Gampang untuk memasak ini. Kamu tidak perlu membantuku, duduklah saja di luar."     

Fu Nanli bersandar di pintu kayu yang sudah tua.     

Dia tidak pernah mencuci tangan dan membuat sup di dapur, jadi dia tidak tahu bagaimana membantu gadis itu. Fu Nanli hanya bisa memperhatikannya memasak, siapa tahu dengan begitu, dia bisa mempelajarinya.     

"Kamu buatkan telur rebus juga ya."     

"Hah? kamu ingin makan telur?"     

"Buatkan ya."     

Wen Qiao memasak telur rebus.     

Setelah menambahkan air dingin ke panci besar sebanyak tiga kali, sepanci berisi pangsit sudah mulai panas, dan mendidih, seluruh tubuhnya merasakan panas, kecantikan yang terpancar dari gadis itu di tengah uap panas membuat hatinya berdebar-debar.     

"Apakah kamu bisa makan makanan pedas?"     

Fu Nanli meregangkan alisnya, "Tidak bisa."     

Wen Qiao membuat tiga macam saus, minyak wijen, cuka, dan sambal lalu membawanya ke halaman.     

Fu Nanli tidak terburu-buru untuk makan pangsit, tetapi dia mengambil telur, mengambil tangan Wen Qiao, dan memijat dahi gadis itu dengan telur.     

Hati Wen Qiao berdebar-debar. Ternyata ini alasan kenapa pria itu memintanya membuatkan telur rebus.     

"Apakah masih sakit?"     

Wen Qiao menggelengkan kepalanya, "Sudah mendingan, tidak parah kok, pasti akan hilang dalam dua hari."     

Wen Chi bertanya, " Kamu kenapa?"     

"Aku tidak sengaja terbentur."     

"Jangan bilang kamu tidak hati-hati saat berjalan gara-gara kejadian di sekolah?"     

"Pangsit-pangsit ini tidak bisa menutup mulutmu ya?"     

Wen Chi tertekan dan tidak bisa berkata-kata, "Bukankah kamu orang yang tenang? Kalau saja pelakunya adalah aku, kamu jangan panik seperti tadi."     

"Diamlah, tidak akan terjadi apa-apa."     

Fu Nanli dengan lembut memijatkan telur di luka memar Wen Qiao dengan jari-jarinya. Pantulan sinar matahari terbenam memperlihatkan warna pupil mata gadis itu yang berwarna kuning. Kulitnya putih, jari-jarinya menyentuh dagu gadis itu, setiap sentuhan yang dia rasakan membuat ketagihan.     

"Tidak akan ada masalah, karena ada aku disampingmu. Akan kubantu jika terjadi sesuatu."     

Ucapannya begitu sederhana tetapi berbobot.     

Wen Qiao memandangnya dengan penuh syukur, "Terima kasih."     

Dalam lingkupan cahaya senja, Wen Chi dengan rajinnya mencuci piring.      

"Aku mau melihat kamar tidurmu."     

Wen Qiao membawa Fu Nanli ke kamar tidurnya, sebuah ruangan yang sangat kecil, dengan seprai berwarna merah muda gelap, boneka-boneka diletakkan disamping tempat tidur, ada meja yang penuh dengan buku, dan tirai putih berkibar karena tertiup angin. Cahaya matahari terbenam terlihat di lantai sedikit demi sedikit, dan suasana ruangan itu terasa damai.     

Dia terlalu tinggi dan dia agak kesulitan bergerak saat masuk ruangan.     

Wen Qiao mengambil skor musik di atas meja dan ingin memperlihatkan kepada Fu Nanli Ketika dia berbalik, dia dipeluk oleh pria itu. Pria itu bersandar di lemari dan dia berada di posisi pria itu memeluk pinggangnya.     

Angin meniup tirai, pantulan cahaya matahari mulai menghilang di wajahnya yang tampan, dan detak jantung Wen Qiao seperti berhenti berdetak...     

"Ini jenis pipa yang masuk sepuluh besar."     

Pria itu menutup bibirnya.     

Seperti cerita di dalam novel di mana hantu pria yang centil di sembunyikan di suatu ruangan kecil oleh si gadis dalam novel aneh, seperti pria ini yang membuat jantung orang berdebar-debar     

Pembawa masalah oh pembawa masalah.     

Siapa yang mengatakan bahwa pria tidak bisa menjadi pembawa bencana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.