Dia Hanya Mengingatku

Ada Aku Disampingmu



Ada Aku Disampingmu

0Pikir Fu Nanli lagi, Dia masih umur berapa? Bagaimana kalau nantinya dia akan mengajak teman sekamarnya minum soju?Kenapa aku masih memperlakukannya seperti anak kecil?     

Fu Nanli mengerutkan dahi nya dan menunduk, "Namanya Fu Cheng, atau Kak Cheng, kamu tidak perlu memanggilnya dengan kakak Fu Cheng."     

Sebutan kakak ini terdengar begitu bergairah.     

Dia hanya ingin mendengar suaranya yang bergairah itu untuk dirinya sendiri.     

Wen Qiao memiringkan kepalanya dan tampak kebingungan, "Hah? Kenapa?"     

Apa ada bedanya?     

Fu Nanli menekan pergelangan tangannya yang putih, "Turuti saja perkataanku."     

Fu Cheng mengangkat alisnya: "Tuan Muda tidak mau kamu minum anggur, aku tidak berani menuangkan anggur ke gelasmu tanpa izin darinya."     

Wen Qiao memandang Fu Nanli, "Aku hanya minum satu gelas saja, boleh ya?"     

Fu Nanli mengangkat tangannya, "Fu Cheng, bawakan sebotol anggur buah, apakah kamu mempunyai minuman anggur bersoda buah persik?"     

He Jun dengan nada mengejek, "Kamu memperlakukannya seperti anak kecil, tetapi kamu berpacaran dengannya. Nanli, sikapmu ini sangat berlawanan."     

Fu Nanli menatap pandangan mata Wen Qiao yang begitu menginginkan minum anggur, dan berkata, "Fu Cheng, tuangkan segelas anggur untuknya."     

Wen Qiao tidak pernah menyangka hanya minum segelas, dia langsung mabuk. Padahal biasanya dia mampu minum setengah botol anggur putih.     

Setelah Wen Qiao meminum segelas anggur, dia merasa wajahnya terasa panas, mulai melantur, pandangannya menjadi kabur dan tubuhnya menjadi lunglai.     

Fu Nanli mendekap gadis yang sudah mabuk itu ke dalam pelukannya.     

Fu Cheng merentangkan tangannya, "Kak, jangan salahkan aku, kamu yang memintaku menuangkan anggur ke gelas miliknya."     

Fu Nanli memandangnya dengan tajam, dan Fu Cheng merasa takut.     

He Yan tidak bisa menahan senyum, "Apakah ada orang yang bisa mabuk setelah minum segelas anggur merah?"     

Jadi gadis ini menggunakan metode ini untuk menarik perhatian Fu Nanli?     

Wajah Wen Qiao memerah, pandangannya kabur, sambil memegang tangan Fu Nanli, dia berceloteh, "Aku bisa minum, jangan anggap aku masih anak kecil, Se...Sebenarnya, aku pernah pergi dengan Lu Youyou, dan aku bisa...bisa menghabiskan setengah botol."     

Fu Nanli menggendong gadis itu dan segera membawanya keluar.     

"Suruh pelayan untuk mengantar sup penghilang mabuk ke ruanganku."     

"Baik, Kak." Fu Cheng menjawab.     

Fu Nanli menggendong gadis itu dan buru-buru meninggalkan ruangan.     

He Yan tidak bisa menahan diri lagi, dia melempar sumpitnya, kemudian dia mengeluarkan sekotak rokok khusus untuk wanita lalu menyalakannya, dengan nada tidak enak didengar, " Sebenarnya Wen Qiao tidak cocok berada di tempat seperti ini. Kita pun jadinya kalau ingin merokok harus merokok di luar."     

He Jun mendengus pelan. Bagaimanapun, Fu Nanli adalah saudara sepupunya, tidak etis jika membicarakan tentang kekasihnya di belakangnya.     

"He Yan, jaga sikapmu."     

He Yan menjadi lebih kesal, ujung jarinya gemetar dan dengan kasar meremas rokok di piring untuk membuang puntung rokoknya, dia kemudian mengambil tas yang ada disamping, dan bergegas keluar dari ruangan.     

Kamar pribadi Fu Nanli ada di lantai enam. Dia buru-buru kembali ke kamar dengan seorang gadis di tangannya, menginjak karpet lembut, berjalan melalui ruang tamu yang besar, dia membaringkan gadis itu di atas kasur. Wen Qiao berjuang untuk duduk.     

Wen Qiao menatapnya dengan mata memerah.     

Dia belum sempat menyalakan lampu kamar, hanya ada cahaya redup dari bintang-bintang yang memantul ke dalam jendela kamarnya.     

"Ada apa?" ​​Pria itu setengah berlutut di samping tempat tidur, postur ini terlihat alim, dan suaranya terdengar lembut.     

Rasa mabuk yang dirasakan Wen Qiao membuatnya berubah menjadi lebih emosional. Seberat apapun cobaan yang dia hadapi, dia tak pernah sekalipun mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain.     

Namun saat berhadapan dengan pria ini, hatinya mulai melunak.     

"Papaku sudah tidak menginginkan kami lagi, kedua adikku sakit, ibuku adalah orang yang terlalu baik, dan aku harus menopang seluruh keluargaku. Apakah aku lelah? Sejujurnya aku merasa sangat lelah."     

Fu Nanli tampaknya tidak memiliki pengalaman dalam menghibur dan menenangkan. Dia hanya mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Wen Qiao berulang kali, dan berkata dengan suara yang serius, "Ada aku disampingmu, ada aku disampingmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.