Dia Hanya Mengingatku

Membeli Sekolah 9



Membeli Sekolah 9

0Suasana di rumah sedang kacau, Su Yun telah mengetahui masalah yang sedang menimpa anaknya. Dia merasa khawatir tetapi juga tidak bisa berbuat apa-apa, dia terus berpikir harus meminta bantuan kepada siapapun yang bisa menolongnya agar sekolah tidak mengeluarkan Wen Chi.     

Dia hanya bisa diam dengan diselimuti rasa khawatir dan putus asa. Dia sama sekali tidak memiliki seorang kerabat yang memiliki kekuasaan sehingga bisa membantunya.     

Tetapi mereka tetap harus makan, dia berteriak memanggil Wen Qiao ke dapur, "Kecapnya sudah habis, tolong belikan sebotol di toko."     

"Baiklah."     

Wen Qiao keluar dari rumahnya, berjalan melewati gang yang sepi. Hari sudah malam, lampu jalan juga belum menyala, di sepanjang gang itu hanya diterangi oleh cahaya senja.     

Sesampainya dia di ujung gang, seseorang menariknya, dia menengadahkan kepala dan melihat orang yang menariknya itu adalah Fu Nanli.     

Cahaya senja yang kuning redup melintasi dinding bata yang berada di belakangnya, pandangan matanya terlihat khawatir.     

Dia ditekan ke dinding, dan suara Fu Nanli seperti biasa membuatnya merasa tenang, "Mengapa kamu tidak memberitahuku?"     

Wen Qiao meremas ujung pakaian pria itu, terdengar kesedihan dari nada suaranya, "Kamu sedang bekerja, aku khawatir akan mengganggumu."     

Fu Nanli mengerutkan kening dalam-dalam dan meremas tangannya, "Ayo ke rumahku sekarang untuk membicarakan hal ini."     

"Aku mau membelikan kecap dulu untuk mamaku, bagaimana kalau kamu pulang saja dulu, nanti aku akan menyusulmu?"     

Pria itu bersikap tenang dan tidak menjawab sepatah katapun.     

Wen Qiao buru-buru pergi ke toko untuk membeli kecap. Setelah sampai rumah, dia makan malam dengan tergesa-gesa dan mencari alasan untuk keluar rumah. Ketika dia melewati ujung gang yang sama, dia ditarik oleh pria itu lagi.     

Wen Qiao terkejut, "Bukankah aku menyuruhmu untuk pulang dulu? Apakah kamu dari tadi sudah disini untuk menungguku?"     

Fu Nanli memegang tangan Wen Qiao dan berjalan keluar gang. Wen Qiao bahkan lupa bahwa ibunya masih tidak tahu jika Fu Nanli adalah kekasihnya saat ini. Dia melupakan tentang rahasia yang harus ditutupi, dan mengikuti pria itu dari belakang sambil menggandeng tangannya, semua masalahnya seakan terlupakan seketika.     

Di bawah cahaya lampu di malam hari, pria itu menuntunnya naik ke dalam mobil.     

Fu Nanli berkata dengan serius, "Jelaskan sekali lagi masalah yang sedang kamu hadapi sekarang."     

Ketika sudah sampai di lantai bawah apartemennya, Wen Qiao menjelaskan lagi permasalahannya.     

Fu Nanli mengulurkan tangan dan meraih dagu Wen Qiao, "Aku tidak mau di kemudian hari mengetahui dari orang lain. Kalau kamu ada masalah, aku mau menjadi orang pertama yang kamu cari, dan harus kamu sendiri yang mencariku, apa kamu mengerti?"     

Wen Qiao menganggukkan kepala, "Iya."     

Keduanya naik ke atas, membuka pintu, dan masih berdiri di depan pintu, Fu Nanli menelepon seseorang, "Fu Cheng, aku butuh bantuanmu."     

"Ada apa, kak?"     

"Bantu aku untuk mengatur pembelian sekolah 9."     

Wen Qiao, "..."     

"Aku bisa bantu, tapi menurutku kamu tidak perlu membelinya."     

"Kak, sejak kapan kamu tertarik berinvestasi di bidang pendidikan?" Ejek Fu Cheng.     

"Aku butuh cepat, aku tidak punya waktu bercanda denganmu. Bantu aku untuk segera mengurusnya."     

Fu Cheng mendengar nada suara Fu Nanli yang tidak senang, dia langsung berhenti bercanda dan buru-buru menjawab, "Baiklah, aku akan segera mengurusnya."     

"Beli sekolah itu berapapun harganya."     

"Aku akan melakukan sesuai permintaanmu."     

Fu Nanli menutup telepon, Wen Qiao hanya menatap pria itu dengan kebingungan. Fu Nanli membuka dua kancing seragamnya, lalu membawa gadis itu duduk di sofa dekat jendela.     

"Perlukah kamu melakukan sampai sejauh itu?"     

Keluarganya pasti mengetahui, Fu Nanli membeli sekolah itu agar adiknya bisa kembali bersekolah. Keluarga pria itu pasti mengira bahwa Wen Qiao telah menghasut Fu Nanli.     

"Aku tidak suka ribet, ini cara yang paling gampang untuk menyelesaikan masalahmu. Manajemen sekolah itu sudah merampas hak bersekolah seorang siswa, jika mereka tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah, akan menimbulkan kesalahpahaman. Lebih baik membeli sekolah itu sekaligus berinvestasi."     

Dia tidak bisa membantah Fu Nanli, karena apa yang dikatakan oleh pria itu masuk akal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.