Dia Hanya Mengingatku

Menyenangkan Hati



Menyenangkan Hati

0Ketika semuanya sudah beres, mereka semua turun ke lantai bawah. Fu Nanli berjalan di belakang dengan Fu Cheng yang sedang menjelaskan beberapa hal kepadanya.     

Lu Youyou meraih tangan Wen Qiao dan berjalan di depan sambil mengepalkan tangannya dan berkata, "Qiaoqiao, ini sangat menyenangkan, sangat keren."     

Wen Qiao kembali menatap pria itu, dia merasa bersyukur.     

Lu Youyou berbisik, "Sosok Tuan Muda Fu saat membelamu terlihat sangat tampan, dia adalah dewa penyelamatku dan juga idolaku."     

"Dia juga dewa penyelamatku."     

Lu Youyou tersenyum dengan ragu, "Dia adalah calon suamimu, bukan dewa penyelamatmu."     

Wen Qiao meraih tangannya.     

Mobil diparkir di jalan kecil sebelah gedung administrasi, Pak Hu membuka pintu mobil lebih awal, kemudian Fu Nanli dan Wen Qiao pun naik ke dalam mobil.     

Direktur Zhou, anggota dewan direksi sekolah dan pejabat tinggi sekolah berbaris mengantar Tuan Muda pergi dari sekolah.     

Jendela mobil Fu Nanli setengah terbuka, direktur Zhou berdiri di depan, dan Fu Nanli tersenyum, "Kalau ada waktu, datanglah ke Xiao Tang Shan."     

Direktur Zhou yang menyadari bahwa ajakan Fu Nanli sama dengan sebuah undangan untuknya, dia segera menjawab, "Pasti, pasti."     

Direktur Zhou merasa senang karena dia bisa menjalin relasi dengan Keluarga Fu, bahkan dia akan bersedia jika diminta untuk memberikan sekolah ini secara gratis.     

Fu Nanli sedikit menundukkan kepalanya, dan mobil perlahan meninggalkan gedung administrasi.     

Wen Qiao menghela nafas lega.     

Fu Nanli membelai rambut gadis itu, "Kamu sudah tidak perlu khawatir lagi, besok adikmu bisa kembali bersekolah."     

Wen Qiao memegang tangannya dengan tatapan yang tulus, "Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu."     

Tangan besarnya meluncur dari atas rambutnya ke pipinya, "Tidak perlu berterima kasih padaku."     

Wen Qiao bukanlah tipe gadis yang akan gampang jatuh ke pelukan pria untuk menunjukkan kelemahan dan menjual kesedihan ketika sesuatu terjadi, tetapi semakin dia mengeraskan hatinya, hatinya semakin merasa sakit.     

Fu Nanli memeluk gadis itu dan berkata, "Lain kali kalau kamu ada masalah, aku harus menjadi orang pertama yang kamu beritahu ya?"     

"Iya." Suaranya terdengar lemas.     

Ketika Wen Qiao kembali ke rumah dan masih di gang, dia mendengar suara Wen Chi yang berteriak, "Aku tidak mau sekolah, aku tidak sudi kembali ke sekolah yang brengsek itu, aku lebih baik masuk klub kompetisi game."     

"Kamu jangan bicara sembarangan, kakakmu sudah mencoba mati-matian agar kamu bisa kembali bersekolah, pokoknya kamu harus kembali ke sekolah."     

"Aku hanya tidak ingin lagi jika dia berpura-pura tersenyum."     

"Kalau mama menghubungi bibi Xiaojun, dia pasti punya jalan keluarnya."     

"Ma, tidak perlu menghubungi bibi Xiaojun." kata Wen Qiao sambil memasuki rumah.     

"Hah? Betul tidak perlu menghubunginya?"     

"Iya, pihak sekolah sudah menyetujui Wen Chi untuk kembali bersekolah."     

Su Yun terkejut sejenak, "Mereka setuju jika Wen Chi kembali?"     

Wen Chi sedikit curiga, "Bukankah sebelumnya mereka bersikeras menolakku untuk bersekolah disana? Kenapa tiba-tiba mereka berubah pikiran?"     

Su Yun tidak terlalu ambil pusing seperti Wen Chi, dia justru menangis bahagia, "Apakah itu benar? Qiaoqiao, benarkah yang kamu katakan?     

"Benar Bu, jangan khawatir, Wen Chi Bisa kembali ke sekolah besok, selain itu pihak sekolah juga akan menambah satu mata pelajaran lagi yaitu ilmu kejiwaan."     

"Sekolah kelihatanya sudah memahami situasi ini."     

Wen Qiao tersenyum, itu karena sang pemilik sekolah yang baru adalah orang yang memang dapat memahami situasi ini.     

"Ya sudah, Ma. Tolong buatkan makan malam, aku sudah lapar."     

Su Yun menyeka air mata yang ada di sudut matanya dan pergi ke dapur dengan hati yang gembira.     

Wen Chi meraih lengan Wen Qiao, "Kamu sudah berkata bohong, aku paham sekali bagaimana kelakuan mereka."     

Wen Qiao mengangkat bahunya dan tidak menjawab kata-kata Wen Chi..     

Wen Chi menyipit matanya, "Jangan-jangan kekasihmu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.