Dia Hanya Mengingatku

Menyusul Fu Nanli



Menyusul Fu Nanli

0Wen Qiao hanya bisa menunggu Fu Nanli di apartemen, sambil terus menghubunginya. Dia tak berani meninggalkan tempat ini, Wen Qi, Ia berharap dia adalah orang pertama yang Fu Nanli lihat saat pria itu sudah pulang.     

Dia sudah menunggu di apartemen selama dua hari, dan ponsel Fu Nanli sama sekali tidak bisa dihubungi.     

Wen Qiao merasa panik, dia tahu jika dia tidak bisa terus-terusan menunggunya disini. Dia harus menyusul Fu Nanli.     

Dia menghubungi Fu Cheng, menanyakan alamat nenek Fu Nanli di Kota Shaocheng kepadanya.     

Fu Cheng berkata akan mencari informasinya, karena dia sendiri juga belum pernah kesana.     

Kira-kira setengah jam kemudian, Fu Cheng mengirimkan pesan, yang isinya dua alamat, yang satu alamat rumah neneknya yang berada di pusat Kota Shaocheng, satunya lagi alamat villa keluarga Ye yang terletak di daerah pegunungan Shaocheng.     

Tetapi sekarang sudah memasuki hari ketiga belas, sewaktu-waktu dia bisa pingsan, karena itu dia tidak boleh pergi sendiri.     

Wen Qiao lalu menghubungi Lu Youyou dan juga Dong Yao.     

Mereka berdua segera datang menemui Wen Qiao. Lu Youyou sudah tiba di lantai bawah apartemen Fu Nanli dengan kendaraan pribadinya.     

Setelah berumur delapan belas tahun, Lu Youyou langsung mengambil SIM, cara menyetirnya juga bagus.     

"Aku mau menyusul Fu Nanli ke Kota Shaocheng." Kata Wen Qiao dengan serius.     

Lu Youyou melirik ke arah Dong Yao, "Qiaoqiao, aku mengerti jika kamu ingin aku ikut denganmu, tetapi yang tidak aku mengerti, kenapa kamu juga mengajak pria bermarga Dong ini ikut bersama kita? Bukankah aku yang paling penting bagimu?"     

Wen Qiao memegang tangannya, "Youyou, sekarang bukan saat yang tepat untuk bercanda."     

Lu Youyou belum pernah melihat wajah Wen Qiao yang muram, "Ada apa denganmu?"     

"Nanti kita bicara lagi di perjalanan." Jawab Wen Qiao.     

Lu Youyou menatap Dong Yao yang duduk di belakang, "Kamu seorang pria, apa tidak mau menggantikanku untuk menyetir?"     

"Aku tidak bisa."     

"Kamu seorang pria tapi tidak bisa menyetir?"     

Dong Yao tidak menggubrisnya, membuat Lu Youyou menggembungkan kedua pipinya seperti ikan fugu.     

Wen Qiao tidak diperbolehkan duduk di kursi pengemudi, sehingga dia duduk di kursi samping kursi pengemudi.     

Wen Qiao menoleh ke arah Dong Yao, "Sebelumnya kamu pernah bilang kepadaku akan menanyakan kepada kakekmu tentang penyakit yang dialami temanku. Tapi sampai sekarang kamu belum mengabariku."     

"Kakekku juga belum pernah mendengar penyakit semacam itu."     

Hati Wen Qiao merasa sedih.     

"Kakekku akan mencoba mencarinya di buku kuno, siapa tahu ada cara pengobatannya."     

Wen Qiao menghela napas lega. Kali ini dia membawa Dong Yao ke sini. Dia tidak bermaksud menyembunyikannya bahwa orang yang memiliki penyakit aneh itu adalah dirinya sendiri. Jika Dong Yao bisa melihat dengan matanya sendiri bahwa dirinya akan pingsan, itu mungkin akan lebih bisa membantu Dong Yao menemukan penyakit serupa dalam buku-buku kuno.     

Wen Qiao menceritakan kepada mereka berdua kejadian dia pingsan karena tidak bertemu Fu Nanli selama tiga belas hari.     

"Itu pernah terjadi sekali, dan ketika Fu Nanli datang menemuiku, penyakit itu hilang seketika. Sungguh fenomena yang aneh."     

Dong Yao menekan sweater dan topinya, "Bukan tidak mungkin ini adalah sebuah fenomena supranatural."     

Lu Youyou seperti sedang mendengarkan sebuah dongeng, "Ternyata ada juga kejadian seperti itu ya, kalian memang sudah ditakdirkan bersama ."     

Wen Qiao sakit kepala, "Sekarang masalahnya bukan ditakdirkan bersama atau tidak, masalahnya sekarang hari ini adalah hari ketiga belas aku tidak bertemu dengannya. Tamatlah riwayatku jika hari ini aku tidak bertemu dengannya."     

Lu Youyou langsung menyetir dengan kecepatan tinggi menuju Kota Shaocheng, "Ke mana dulu tujuan kita?"     

Wen Qiao melihat dua alamat di tangannya, "Pergi ke daerah pegunungan."     

Ponsel Fu Nanli tidak bisa dihubungi, dan dia tidak bisa pulang tepat waktu, kemungkinan dia sedang terjebak di pegunungan.     

"Baiklah."     

Hujan diluar jendela villa masih turun, dan beberapa orang di sebuah ruangan yang kecil sedang bermain mahjong. Sang nenek memenangkan permainan, dia sangat bahagia hingga tertawa terbahak-bahak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.