Dia Hanya Mengingatku

Gadis Itu Adalah Kekasihnya



Gadis Itu Adalah Kekasihnya

0Wen Qiao tidak yakin apakah pria itu akan hadir malam ini atau tidak.     

Malam itu, ketika dia menanyakan kepada pria itu, dia hanya menjawab, kita bicarakan hal ini nanti. Sepertinya dia tidak hadir malam ini.     

Suasana hati Wen Qiao sedang tidak bagus, dia pergi ke mesin minuman otomatis di lantai pertama aula Pusat Seni untuk membeli sebotol kopi, lalu membuka tutupnya dan meminumnya sambil memandang ke arah luar.     

Gedung Pusat Seni Wenci menghadap langsung ke jalan raya, daun phoenix berguguran, jalan aspal bersih dan rapi. Di jalanan yang sempit itu, kadang-kadang ada kendaraan yang lewat, Wen Qiao tidak tahan untuk melihatnya.     

Zhuang Yan berdiri di balkon lantai dua, berpegangan pada pegangan tangga dan sedang melihat seseorang di lantai bawah.     

Jelas terlihat dia sedang menunggu seseorang.     

Siapa yang yang dia tunggu? Zhuang Yan berkata dalam hati, dia pasti sedang menunggu Tuan Muda Fu, timbul rasa kesal dihatinya mengetahui kenyataan itu.     

Jika dia dari awal menerima cinta Wen Qiao, pasti dia tidak perlu bermasalah dengan Fu Nanli.     

Sekarang dia merasakan rasa sakit yang dulu pernah Wen Qiao rasakan akibat perbuatannya.     

Dia merasakan dilema di dalam hatinya, di satu sisi dia masih mencintai gadis itu, tetapi di sisi yang lain dia tidak bisa melepas harga dirinya untuk mengejar gadis itu kembali.     

Zhuang Yan adalah pria yang selalu mendapatkan apapun yang dia inginkan, dia tidak pernah merasakan sebuah kegagalan. Tetapi kali ini berbeda, dia tidak melihat adanya peluang untuk memenangkan hati Wen Qiao, karena gadis itu sudah memiliki seorang kekasih.     

Dia tidak akan melakukan hal-hal yang memiliki sedikit peluang untuk menang.     

Tetapi dia merasa tidak rela melepas gadis itu.     

Setiap hari dia merasa tersiksa di dalam jerat yang dibuatnya sendiri.     

Wen Qiao lalu berdiri di pintu masuk, para penonton mulai masuk ke dalam ruang pertunjukkan, setiap kali ada orang yang masuk, jantungnya langsung berdebar-debar.     

Lu Youyou memanggilnya, "Qiaoqiao, ayo ganti pakaianmu, acara sudah mau dimulai."     

Wen Qiao ditarik ke belakang panggung oleh Lu Youyou, dan mengganti pakaiannya dengan Qipao beludru berwarna merah tua dengan motif bunga. Kecantikannya seperti gadis di era tahun 90-an, pesonanya samar-samar seperti gadis Tiongkok dari kalangan atas, itu membuat orang yang memandangnya menjadi kagum dan terpukau.     

Lu Youyou dan Chun Xiao berdiri dan merangkul Wen Qiao dari samping, "Lin Xiang, bantu fotokan kami."     

Lin Xiang pasrah, "Aku benar-benar tidak tahan dengan kalian."     

Setelah selesai foto, Lu Youyou masih tidak melepaskan rangkulannya, "Qiaoqiao, kamu terlihat cantik sekali hingga membuatku menangis."     

Wen Qiao membelai wajah temannya, "Kamu juga sangat cantik Youyou."     

"Kecantikan kita berdua bagaikan bumi dan langit. Aku tidak sebanding denganmu."     

Wen Qiao tersenyum, "Setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing."     

Keempat gadis dari kamar asrama 502 itu memiliki daya tariknya sendiri-sendiri.     

Di lobi di lantai pertama, Jin Xuan dan Zhao Tong mengajak dua wartawan ke ruangan pertunjukan. Jin Xuan berkata dengan suara rendah, "Hari ini ada total dua belas pertunjukan. Setelah setiap pertunjukan, akan ada sesi interaktif dengan penonton yang sangat singkat. Waktunya hanya lima menit. Kami telah mengatur staf di sini untuk memberi Anda mikrofon pada waktu itu, Anda langsung masuk dan bertanya langsung pada Wen Qiao apakah benar dia adalah Mu Yue, dan kemudian ambil fotonya."     

Wartawan pria memberi isyarat 'oke' dari gerakan jarinya, "Tidak masalah."     

Zhao Tong tersenyum sinis dan datang hanya untuk melawan gadis itu malam ini.     

Pertunjukan resmi dimulai, Lin Xiang berdiri di panggung, Wen Qiao duduk di kursi gantung dan menggantung di udara, sementara Chun Xiao dan Lu Youyou, yang satu duduk dan yang lainnya berdiri.     

Lampu depan sudah menyala, dan lampu sorot tertuju pada sosok Wen Qiao yang berada di tengah.     

Ambush on Ten Sides adalah lagu pipa yang menarik. Begitu lampu menyala, Wen Qiao mulai memetik senarnya.     

Orang-orang mengatakan bahwa pipa adalah satu-satunya alat musik yang dapat membuat penonton bisa seakan-akan melihat suasana perang dan merasakan semangat membunuh dari lagu itu, hingga membuat bulu kuduk para penonton menjadi merinding.     

Fu Nanli duduk di baris terakhir, pandangan matanya tidak bisa berpaling dari gadis berpakaian Qipao berwarna merah yang duduk di kursi gantung itu.     

Gadis itu tidak lain adalah kekasihnya.     

Pikiran Fu Nanli sedang berkecamuk saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.