Dia Hanya Mengingatku

Memasak untuk Fu Nanli



Memasak untuk Fu Nanli

0"Aku hanya mengatakan satu kalimat, sedangkan kamu mengatakan puluhan kalimat, kenapa sikapmu galak?"     

"Kalau saya tidak bersikap galak, bagaimana cara saya untuk melindungi mama dan kedua adik saya saat orang lain mengganggu mereka? Sedangkan tidak ada seorang pun yang melindungi kami."     

Wen Jianmin, "Aku tidak mau lagi berdebat denganmu lebih jauh. Aku datang kesini dengan niat yang baik, kamu pertimbangkan baik-baik."     

Setelah selesai berbicara, Wen Jianmin pulang dengan hati yang kesal dan marah.     

Wen Jianmin tetaplah orang kaya meskipun bukan dari kalangan atas, tetapi dia memiliki aset senilai ratusan juta. Di kalangan kelas atas juga dia memiliki posisi meskipun bukan posisi yang tinggi.     

Sepengetahuannya, Wen Jianmin sudah menunjukkan niat baiknya, tapi Wen Qiao bukanlah orang yang bodoh, yang tidak mungkin tidak mengambil kesempatan. Gadis itu mungkin saja menunggu emosinya kembali reda, siapa tahu Wen Jianmin mau membagikan kekayaannya kepada mereka.     

Itulah sifat manusia yang selalu berusaha mencari keuntungan.     

Hari sudah mulai gelap, Wen Qiao menggerutu sambil membawa chestnut goreng pulang ke rumah, "Kita sudah bicara terlalu lama, chestnut goreng ini sudah menjadi dingin, sudah tidak enak lagi untuk dimakan."     

Wen Chi bersandar di bahu kakaknya, "Dari awal kamu seharusnya tidak perlu berbicara yang dengannya. Usahanya saat ini sedang menurun, sehingga dia menemui kita lagi untuk menaikkan citra dirinya sebagai seorang ayah yang baik di mata orang, jangan mimpi!"     

Wen Qiao, "Dia memang sedang bermimpi di siang bolong!"     

Sesampainya di rumah, Su Yun sedang sibuk di dapur.     

Wen Qiao yang merasa khawatir, segera pergi ke dapur untuk membantu ibunya, "Wen Jianmin tadi mencari mama?"     

Tercium aroma sup kepala ikan tomat yang dimasak ibunya. Su Yun memotong jamur enoki menjadi dua bagian, lalu dimasukkan ke dalam panci, dan berbalik untuk melihat Wen Qiao: "Iya, tadi dia mencari mama."     

"Mama tidak menerima tawarannya, kan?"     

Su Yun membelai rambutnya, "Gadis bodoh, dia sudah menyakiti kita, mama tidak ingin kalian pergi ke rumah keluarga Wen untuk berpura-pura menjadi ayah dan anak yang memiliki hubungan harmonis."     

Wen Qiao menjadi bertanya-tanya, kenapa kali ini ibunya tidak sebaik biasanya?     

"Kalau begitu kenapa mama masih baik kepada paman?"     

Su Yun menghela napas, "Situasinya berbeda, saat mama masih kecil, pamanmu memperlakukan mama dengan sangat baik, karena itu, mama tidak mempermasalahkan perlakuannya terhadap kita."     

Wen Qiao, "Setelah mama menikah, mama memperlakukan paman dan keluarganya dengan sangat baik, jadi sebenarnya mama sudah membalas kebaikan paman dari sejak lama."     

Su Yun membelai rambut anaknya, "Wen Qiao, Kamu masih kecil, jadi kamu belum mengerti. Ya sudah, ayo kita makan malam."     

Di meja makan, Su Yun menasehati Wen Chi soal pakaian, "Besok cuaca akan semakin dingin, kamu harus memakai sweater."     

"Aku tidak merasa kedinginan."     

"Bagaimana mungkin kamu tidak kedinginan? Mama sudah meletakkan sweater di atas kasurmu, jangan menggunakan kaos oblong dan sok merasa tidak kedinginan."     

Wen Chi pasrah, "Ada satu jenis kedinginan, namanya adalah mamamu merasa kamu kedinginan."     

Keesokan harinya, suhu turun tajam Pada pertengahan November, suhu di Haicheng berkisar belasan derajat, cuacanya lembab dan dingin sekali.     

Wen Qiao mengenakan sweater dan menutupinya dengan mantel wol pendek bermotif kotak-kotak merah, hangat dan cerah.     

Menurutnya, sup tulang ikan tomat buatan ibunya tadi malam sangat enak. Fu Nanli pulang untuk makan setelah tugas penerbangan hari ini. Wen Qiao pergi ke supermarket untuk membeli beberapa bahan mentah dan berencana memasak makan malam untuk Fu Nanli.     

Selain itu, dia sudah memikirkan kado apa yang bagus untuk diberikan kepada pria itu.     

Dia berencana akan menyumbangkan uang untuk membangun sekolah dasar, yang dinamainya "Sekolah Dasar Nanli" senilai lima ratus ribu yuan.     

Pada awalnya, uang itu akan disumbangkan untuk membangun gedung laboratorium fisika ke sekolah menengah, tetapi harganya terlalu mahal dan Wen Qiao tidak mampu untuk membelinya. Ketika suatu hari dia menjadi kaya raya, dia akan menyumbangkan dana untuk pembangunan gedung laboratorium fisika atas nama Fu Nanli.     

Wen Qiao masih belum mahir memasak, dia tidak sengaja memotong jari telunjuknya saat sedang memotong sayuran.     

Tetapi dia tidak menganggap lukanya itu serius, dia menghisap jarinya yang terluka itu sebentar sampai berhenti mengeluarkan darah, lalu melanjutkan memasak kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.