Dia Hanya Mengingatku

Fu Nanli Tidak Menghubunginya Selama Tiga Belas Hari



Fu Nanli Tidak Menghubunginya Selama Tiga Belas Hari

0Ketika Fu Nanli sedang memegang topi kaptennya dan membuka pintu, ruangan itu dipenuhi dengan aroma makanan dan asap. Suasana itu membuat seseorang menjadi bernostalgia, dan memenuhi perasaannya yang sebelumnya hampa, dia sekarang dipenuhi dengan perasaan hangatnya sebuah rumah.     

Pada awal musim dingin di sore hari, cahaya senja sore memenuhi ruangan dapur, dia berjalan masuk dan bersandar pada kusen pintu untuk melihat gadis itu.     

Wen Qiao mendengar langkah kakinya, dan dia menoleh ke pria itu sambil tersenyum, "Masakannya sebentar lagi siap."     

"Iya." Pria itu menjawab, dalam posisi tidak bergerak sedikit pun.     

Wen Qiao bergumam di dalam hatinya, karena merasa Fu Nanli tampak sedikit aneh.     

Dia sedang mengenakan sarung tangan dan akan mengangkat panci yang berisi sup, tetapi kemudian Fu Nanli melangkah maju dan mengambil sarung tangan di tangannya, "Biar aku saja."     

Gadis itu memasak dua macam masakan dan satu panci sup. Masakan itu sungguh menggoda selera dari penampakan, aroma dan rasanya.     

"Kali ini kamu akan terbang ke Munich atau Helsinki?"     

"Munich, ini aalah penerbanganku yang terakhir kesana, selanjutnya rute itu akan sepenuhnya diserahkan kepada Kapten Luo..."     

Namanya selalu susah diingat olehnya, jadi panggil dìa Kapten Luo saja.     

"Berarti kamu bisa sedikit santai?"     

"Iya."     

Fu Nanli sedikit pendiam hari ini, dan kadang-kadang sorot matanya terlihat membingungkan. Pria itu sudah melihat ke arah luka di jari telunjuk Wen Qiao beberapa kali, tetapi dia tidak berkomentar apapun.     

Wen Qiao bingung dan tidak tahu apa yang sedang terjadi pada kekasihnya itu.     

Apakah karena dia sedang lelah karena penerbangan yang jauh?     

Ketika makan malam selesai, Fu Nanli sedang mencuci piring di dapur, dan terlintas pikiran buruk di benak Wen Qiao.     

Apakah mungkin karena dia dulu sudah menyusul pria itu ke Kota Shaocheng, dan dia menyadari sesuatu?     

Saat itu, tindakannya memang terlalu mencurigakan, bagaimana mungkin tidak bisa tahan selama tiga belas hari lebih dan langsung pergi menyusulnya?     

Masuk akal bagi Fu Nanli untuk mencurigai perilakunya setelah kejadian itu.     

Wen Qiao berdiri di ruang tamu, melihat punggungnya yang tinggi di dapur, mencuci piring, dan setelah itu memencet sabun cair dan mencuci tangannya. Kemudian Fu Nanli berbalik badan mendekat ke arahnya.     

Dia mendekat selangkah demi selangkah, dan tanpa sadar Wen Qiao mundur dan meletakkan tangannya di belakang sofa, seakan-akan tidak ada jalan keluar baginya.     

"Sudah larut malam, aku akan mengantarmu pulang."     

Wen Qiao merasa terkejut dengan apa yang barusan diucapkan Fu Nanli, biasanya pria itu mencoba segala cara untuk menahannya supaya tidak pulang.     

Apakah pria itu menyadari sesuatu tentangnya?     

"Oh, baiklah." Suaranya sedikit terdengar frustasi.     

Fu Nanli sudah berjalan ke pintu, dan dia hanya bisa mengikutinya dari belakang dengan kecepatan yang sama      

Keduanya memasuki lift, pria itu menjaga jarak dengannya, berbeda dengan sebelumnya dimana pria itu selalu memeluknya.     

Setelah meninggalkan gedung apartemen, Fu Nanli mengantarnya masuk ke dalam mobil dan memerintahkan Pak Hu untuk mengantarnya pulang.      

Tapi dia sendiri tidak masuk ke dalam mobil.     

Wen Qiao merasa tangannya telah membeku, apakah pria itu telah menyadari jika dirinya berbohong selama ini?     

Mesin mobil menyala dan jendela dibuka setengah. Wen Qiao dengan cepat melambaikan tangan, "Sampai…sampai jumpa."     

Ada rasa takut dan kecemasan yang terukir di mata gadis itu. Ada luka yang terlihat di jari tangan yang terulur untuk menyambutnya, Fu Nanli menurunkan pandangan matanya.     

Hatinya terasa...     

Mobil perlahan pergi. Pria itu tidak mengucapkan selamat tinggal padanya dan tidak menunjukkan ekspresi apapun di wajahnya. Fu Nanli hanya bisa melihat dari kaca spion, dia berdiri disana sebentar, seolah-olah melihat kepergiannya.     

Wen Qiao memejamkan matanya dan mencoba menenangkan pikirannya yang sedang kacau.     

Apakah dia akan marah jika dia tahu yang sebenarnya?     

Wen Qiao menghela napas, dia harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.     

Setelah itu, Fu Nanli tidak menghubunginya lagi. Hati Wen Qiao terasa hancur sedikit demi sedikit. Setiap hari dia pergi kuliah dan berlatih. Orang luar sepertinya tidak melihat ada perbedaan dalam dirinya.     

Orang seperti Wen Qiao tidak bisa terbuka terhadap orang lain.     

Bahkan Lu Youyou yang cukup peka, juga tidak menyadari ada perubahan di dalam suasana hati Wen Qiao.     

Wen Qiao menghitung hari, hari demi hari berlalu hingga sampai akhirnya sudah tiga belas hari berlalu.     

Fu Nanli sama sekali tidak menghubunginya selama tiga belas hari, ini sama halnya seperti pria itu telah memberinya hukuman mati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.