Dia Hanya Mengingatku

Merasa Terhormat



Merasa Terhormat

0Fu Nanli tidak sempat menghentikan Fu Cheng, dia hanya bisa menggerutu kepadanya, "Tutup mulutmu."      

Wen Qiao terkejut, dia menarik baju Fu Nanli dan berbisik, "Kamu datang malam itu?"     

Fu Cheng berkata lagi, "Apa kakak tidak memberitahumu?"     

Fu Nanli melirik tajam ke arah Fu Cheng, lalu Fu Cheng buru-buru berkata, "Aku duduk dulu, aku tidak mau mengganggu kebersamaan kalian."      

Wen Qiao bertanya lagi kepada Fu Nanli, "Kamu datang kesana?"     

Pria itu bersandar di dinding dan menggenggam tangannya, "Iya, aku datang malam itu."     

"Pada hari itu kamu sengaja datang untuk melihat penampilanku, bukan karena kebetulan lewat, bukankah begitu?"     

Mata gadis itu terlihat bersinar, Fu Nanli ingin gadis ini bahagia dan bisa tertawa.     

"Lalu kenapa kamu tidak bilang kepadaku bahwa kamu akan datang pada malam itu?"     

Fu Nanli tidak menjawabnya. Keduanya masih berdiri di koridor.     

He Yan di dalam mendengar suara Fu Nanli barusan, tetapi dia tidak melihat siapa pun yang masuk, jadi dia bangkit dan berjalan menuju koridor, disana dia melihat Fu Nanli bersandar di dinding dengan tangannya sedang berada di pinggang gadis itu.     

Melihat bahasa tubuh pria itu yang penuh kelembutan, dia merasa iri dengan Wen Qiao tetapi memaksakan untuk tersenyum, "Nanli, kalian sudah disini? Kenapa tidak masuk kedalam?"     

Fu Nanli menatap He Yan dengan tatapan tidak senang, membuat He Yan merasa kikuk.     

He Jun datang dan meraih pergelangan tangannya, "Buat apa kamu pedulikan mereka? Dia sedang mengobrol dengan kekasihnya, biarkan mereka menikmati waktu-waktu berdua mereka."     

He Yan dibawa pergi menjauhi Fu Nanli dan Wen Qiao.     

He Jun berbisik, "Berapa kali aku harus menasehatimu agar kamu bisa mengerti?"     

He Yan menggertakkan gigi dan tidak mengatakan satu katapun.      

Di koridor, Fu Nanli diam seperti patung, dan dia tidak bergerak sampai kedatangan He Yan.     

Lampu yang ada di koridor mulai diredupkan, hawa dingin mulai terasa di masuk kedalam koridor seakan dewa cinta sedang menahan gelombang cinta mereka.     

"Lalu apakah penampilanku bagus?"     

"Iya."     

"Kostum Qipao yang kupakai itu milik sahabat dari teman kuliahku. Youyou yang meriasku dengan gaya kuno, Youyou berbakat dalam hal merias."     

Fu Nanli menelan ludah, dia memotretnya beberapa kali, dan tiap hari dia memandangi fotonya, kecantikan Wen Qiao seakan menghipnotisnya, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terpesona dengan gadis itu.     

Fu Nanli lalu meraih tangannya dan mengajaknya masuk ke dalam ruangan VIP tanpa menanggapinya.     

Setelah masuk ke dalam ruangan, Fu Cheng berkata lagi, "Hari ini kita merayakan dua hal, pertama, untuk merayakan He Yan karena dia memenangkan penghargaan dalam sebuah kompetisi perhiasan internasional, dan yang kedua, untuk merayakan Xiao Wen sebagai Mu Yue."     

He Jun berkata, "Mu Yue?"     

Pusat perhatian He Yan direbut dalam sekejap, bukankah perjamuan malam ini hanya untuk merayakan keberhasilannya?     

Wen Qiao melambaikan tangannya dengan cepat, "Hal itu, tidak penting untuk dirayakan sampai semeriah ini."     

Fu Nanli meremas tangannya dan berkata, "Mengapa kamu katakan tidak penting? Di usiamu yang masih sembilan belas tahun, kamu sudah bisa menciptakan lagu yang bagus dan disukai oleh banyak orang, itu menunjukkan bahwa kamu adalah gadis yang sangat berbakat."     

Fu Cheng bahkan mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi lagu, dan memutar lagu The Waking of Insect, Beberapa orang menikmati lagu yang diciptakan oleh Wen Qiao ini. Wen Qiao jelas sudah menjadi orang yang cukup terkenal.     

He Yan memegang sebotol anggur dengan meremasnya sambil menatap Wen Qiao dengan tatapan tajam, Gadis kecil ini sangat pandai mencuri pusat perhatian.     

Wen Qiao berbisik di dekat telinga Fu Nanli, "Bukankah perjamuan malam ini hanya untuk merayakan keberhasilan He Yan? Bukan suatu ide yang baik jika kalian mengadakan perjamuan ini juga untuk merayakanku."     

Fu Nanli berkata dengan santai, "Dia tidak keberatan."     

Yang namanya pria, tidak memperdulikan perasaan ingin bersaing dari seorang wanita.     

Meskipun Wen Qiao juga memiliki mentalitas pria yang seperti itu, tetapi berkat ajaran dari Lu Youyou yang sering dia dengar, membuatnya merasa itu bukanlah hal yang baik, dengan merebut pusat perhatian orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.