Dia Hanya Mengingatku

Di Pandang Rendah



Di Pandang Rendah

0Su Yun masih merasa tidak tenang, "Menurut mama, kita memberi enam ratus yuan kepadanya adalah jumlah yang terlalu sedikit."     

Wen Qiao mengambil angpao dari tangan mamanya, "Tidak sedikit, biar aku saja yang menyerahkannya."     

Akhirnya giliran Wen Qiao, dan dia melihat sepupunya, Su Ying berdiri di belakang pria paruh baya.     

Wen Qiao menyerahkan angpaonya, dan petugas yang bertanggung jawab di bagian angpao, mengeluarkan uang dari kertas angpao. Su Ying tidak tahan untuk melirik ke angpao.     

Masih ada beberapa orang yang mengantri memberikan angpao. Perihal uang angpao yang diberikan keluarga Wen Qiao senilai enam ratus yuan membuat suasana langsung gempar dan mereka menjadi bahan perbincangan para tamu.     

Petugas memandang mereka dengan pandangan yang meremehkan, lalu memasukkan nama mereka di buku tamu.     

Su Ying mendengus, "Kalian berempat datang hanya memberi enam ratus yuan untuk makan, apakah kalian di sini untuk menunjukkan belas kasihan atau untuk menagih hutang?"     

Wen Qiao, "Kamu tidak terima? Jika kamu tidak terima, kami akan pergi dari sini. Kembalikan uang enam ratus yuannya."     

He Mei, bibinya buru-buru memeluknya, "Jangan dengarkan Xiao Ying, kita semua adalah kerabat, dan yang datang kesini adalah tamu. Berapapun uang yang diberikan harus seikhlasnya. Jika memang kalian sudah rela memberikan sejumlah itu, kami tidak akan mempermasalahkan itu."     

Su Ying marah dan menggerutu, "Dasar keluarga yang pelit, kalian tidak layak untuk masuk ke dalam."     

Wen Qiao mengangkat bahunya dan berkata, "Kami memang keluarga yang miskin, dan kami tidak berpura-pura kaya."     

Setelah selesai berbicara, Wen Qiao berjalan ke ruang perjamuan bersama ibu dan adik laki-lakinya.     

Su Ying merasa kesal, dasar memalukan!     

Ponsel di tangan Su Ying tiba-tiba berbunyi, dari yang sebelumnya suasana hatinya berubah-ubah, sekarang sebuah senyum yang merekah seperti bunga terlukis di wajahnya, dan kemudian dia keluar untuk menyambut pacarnya.     

Keluarga Su memang luar biasa dalam hal kecerdasan dan pendidikan. Sepupu Wen Qiao, Su Lei dan Su Ying, keduanya berkuliah di Universitas Fu Kai, sebuah universitas ternama yang berada di Kota Haicheng yang letaknya berdampingan dengan Universitas Pusat Musik, sehingga mereka tinggal berdekatan.     

Tahun ini adalah tahun ketiga Su Ying kuliah disana. Dia berpacaran dengan pria dari jurusan ilmu komputer, dan merupakan seorang mahasiswa yang berpengaruh di Universitas Fu Kai.     

He Mei dengan antusias mengantar keluarga Wen Qiao ke meja di sebelah meja utama, dan Paman Su Hai juga memandang Wen Qiao dengan ramah.     

Wen Qiao telah menjadi seorang komposer, bisa dibilang sekarang dia sudah menjadi orang terkenal, harus diakui gadis ini memang berbakat. Tentu saja, mereka harus menjalin hubungan yang erat dengan kerabat yang mempunyai popularitas tinggi seperti Wen Qiao.     

Wen Qiao dan Wen Chi hanya tersenyum, Wen Mo tidak menunjukkan ekspresi apa pun, hanya Su Yun yang memberi mereka ucapan selamat dengan beberapa patah kata.     

Begitu Wen Qiao minum teh, dia melihat Su Ying sedang membawa seorang pria mendekat ke mereka.     

Pria itu mengenakan mantel unta, badannya tidak setinggi Wen Chi dan Wen Mo, berkacamata, dan tidak tampan. Ketika dia melihat pria itu dari dekat, pria itu terlihat seperti orang yang kesepian dan keras kepala.     

Su Ying berdiri di depan Wen Qiao, "Aku ingin memperkenalkan pria ini kepada kalian."     

Wen Qiao tetap meminum tehnya tanpa bangkit berdiri.     

Apa bisa tidak perlu berpura-pura memiliki hubungan persaudaraan yang akrab dan tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain?     

Su Ying menarik kerah Wen Qiao, Wen Chi membantu kakaknya mengibaskan tangan Su Ying, "Kamu mau apa? Bicara baik-baik. Buat apa menarik bajunya?" Wajahnya terlihat ingin melindungi kakak perempuannya.     

Wajah Su Ying terlihat sedikit kesal, "Aku sedang memperkenalkan seseorang kepadamu, setidaknya kamu bisa berdiri dan menunjukkan kesopanan."     

Wen Qiao, "Jika kami tidak berdiri, itu berarti kami tidak ingin mengenalnya. Tidak bisakah kamu melihatnya?"     

Tergambar jelas dari wajah Su Ying bahwa ia ingin memamerkan sesuatu, entah apa yang dia akan pamerkan? Yang jelas, Wen Qiao tidak akan memberikan kepadanya ruang untuk menyombongkan dirinya.     

Pria itu akhirnya membuka suaranya, "Mereka siapa?"     

Su Ying menjawab, "Mereka adalah para saudara sepupuku, mama mereka adalah adik papaku. Nama gadis ini Wen Qiao, dia kuliah di Universitas Pusat Musik."     

Pria itu menatap Wen Qiao dengan tatapan yang penuh dengan kesan memandang rendah dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.