Dia Hanya Mengingatku

Tidak Bisa Menahan Diri Jatuh di Pelukannya



Tidak Bisa Menahan Diri Jatuh di Pelukannya

0Fu Nanli mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil dan menarik gadis itu masuk ke dalam mobil. Wen Qiao yang dalam posisi tidak stabil keseimbangan badannya, terjatuh ke dalam pelukan Fu Nanli.     

Zhuang Yan menyaksikan kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri, hatinya terasa hancur dan remuk bagaikan sedang ditusuk oleh pisau yang sangat tajam.     

Mobil perlahan bergerak maju melewati beberapa siswa. Zhuang Yan merasa dadanya masih terasa sesak seiring dengan melihat mobil itu pergi semakin jauh.     

Fu Nanli menatap orang yang ada di pelukannya, "Apakah kamu adalah gadis yang dimaksud oleh Zhuang Yan?"     

Wen Qiao ingin melepaskan diri dari pelukan pria itu, dan ingin menjawabnya dengan serius, tetapi lengan pria itu memeluknya erat, membuatnya tidak bisa bergerak.     

"Sepertinya begitu."     

"Sepertinya?"     

Wen Qiao mau tak mau menjawab, "Benar, akulah gadis yang dia maksud. Tetapi aku pun tidak bisa mengendalikan apa yang dia katakan."     

Pria itu mengusap wajahnya dengan jari kasar, "Lalu apa tanggapanmu?"     

"Hah?" Wen Qiao sedikit bingung.     

"Bagaimana tanggapanmu setelah mendengarkan dia mengungkapkan perasaannya?"     

Ada banyak orang yang menyukainya. Mereka seusia, memiliki hobi yang sama, keduanya menyukai musik. Pria muda itu terlihat tampan dan berbakat. Yang terpenting adalah Wen Qiao pernah menyukai pria muda itu.     

Wen Qiao dengan jujur, berkata, "Aku tidak mempunyai tanggapan apa-apa mengenai dirinya. Masa lalu adalah masa lalu, penyesalan dan kebencian tidak akan pernah bisa mengubah masa lalu. Sekarang pria yang berada di sampingku adalah kamu, Fu Nanli."     

Rubah kecil ini cantik, tetapi juga berbahaya.     

Bahkan jika rubah kecil ini terus berbohong, Fu Nanli tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh dalam pelukannya.     

Perkataannya kali ini sepertinya jujur dari dalam hatinya.     

Xu Lu akhir-akhir ini merasa kalah. Kata-kata kejam yang diucapkan oleh Wen Qiao masih terngiang di telinganya. Tidak peduli seberapa besar dia membenci Wen Qiao, dia tidak berani mencari masalah dengan gadis itu. Jika hidungnya patah, tidak menjadi masalah. Tetapi jika tangannya yang patah, akan menjadi suatu masalah yang besar baginya, bisa jadi dia akan tidak bisa bermain piano lagi.     

Wen Qiao sekarang menjadi orang yang bersinar, bukan hanya karena dia bisa tampil di acara Thanksgiving, tetapi juga identitasnya yang terungkap bahwa dia adalah Mu Yue, membuatnya semakin menjadi pusat perhatian.     

Zhuang Yan juga secara terbuka meminta maaf padanya.     

Pandangan para mahasiswa terhadap Wen Qiao dan klub musik tradisionalnya juga berubah secara perlahan.     

Di kelas hari itu, Song Yu berkata, "Wen Qiao memainkan pipa dengan sangat baik." para mahasiswa laki-laki yang lain bahkan tidak membantahnya.     

Pada saat semuanya belum seperti ini, Wen Qiao seperti sedang memiliki banyak orang yang menyerangnya, tetapi sekarang keadaannya telah berubah. jika situasinya terus seperti ini, Wen Qiao akan sepenuhnya menang dan melakukan serangan balik terhadap Xu Lu.     

Ketika Xu Lu merasa kesal, dia menerima pesan di ponselnya. Aku berencana ingin membantumu, apakah kamu berminat?     

Hati Xu Lu menciut, dia membaca kalimat pada pesan itu berulang kali, apa artinya ini? Apakah salah kirim? Atau ada perusahaan yang berniat akan menipu? Mengapa dia menawarkan bantuan tanpa alasan yang jelas?     

Xu Lu kemudian membalas pesan itu. Siapa kamu? Apakah kamu yakin tidak salah kirim? Apakah kamu mengenalku? Apa maksud kamu mau membantuku?     

Dengan cepat balasan pun datang. Bukankah kamu ingin menjadi komposer lagu yang berbakat seperti Mu Yue?     

Jari-jari Xu Lu sedikit gemetar. Bagaimana caramu membantuku?     

Seseorang akan menciptakan lagu dengan menggunakan namamu.     

Semangat Xu Lu mulai meluap. Rasa haus akan sebuah ketenaran dan kekayaan membuat dia memilih memakai cara licik untuk mendapatkannya.     

Tetapi dia masih khawatir. Siapa kamu? Mengapa kamu mau membantuku? Bagaimana nasibku jika suatu hari nanti hal ini terbongkar?     

Orang itu membalas pesan. Orang-orangku tidak akan membocorkan tentang hal ini. Kamu tidak berbakat, jika kamu ingin menjadi terkenal, kamu harus bersedia menanggung resiko apapun. Mengenai identitasku, kamu tidak perlu mengetahuinya. Aku hanya ingin kamu menjadi terkenal, menjadi mahasiswa Universitas Pusat Musik yang terkenal. Tidak apa-apa jika kamu tidak bersedia, aku bisa mencari orang lain.     

Membaca kalimat 'kamu tidak berbakat' membuat Xu Lu merasa marah tetapi dia tidak bisa melawannya. Dia hanya bisa menahan diri dan menjawab, Aku bersedia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.