Dia Hanya Mengingatku

Demam Tinggi



Demam Tinggi

0Tidak berselang lama, Fu Nanli mendapat kabar dari Xu Shen bahwa Wang Shan memang yang memberitahu He Qian bahwa kapten telah meninggalkan ruangan di tengah-tengah rapat dengan wajah yang muram. Dan juga, He Qian mendengar berita tentang kapten yang tidak menyukai Wen Qiao menemui mamanya dari orang-orang yang melihat kejadiannya langsung di Mansion Yuannan.     

Fu Nanli tanpa berpikir panjang langsung berkata, "Keluarkan Wang Shan dari tim kru."     

Xu Shen membalas, "Baiklah, saya akan mengurusnya."     

"Pelakunya adalah He Qian." Kata Fu Nanli kepada Wen Qiao.setelah dia menutup telepon.     

Wen Qiao cemberut, dan memikirkan masalah ini dengan serius.     

Fu Nanli membelai rambut Wen Qiao dan berkata, "Jangan khawatir, aku yang akan mengurus masalah ini."     

"Iya."     

Dia tidak ingin mempedulikan rasa kecemburuan semacam ini. He Qian sudah mencoba segala cara untuk menjatuhkan posisinya, tetapi He Qian tidak akan bisa merebut posisinya. Jadi buat apa dia memikirkan gadis itu?     

"Apa kamu sudah lapar?" Tanya Fu Nanli seketika membuyarkan pikiran Wen Qiao.     

Wen Qiao sedikit terkejut, dia baru menyadari jika dia belum makan malam, malam ini dia benar-benar kelaparan dan kedinginan, "Lapar."     

Fu Nanli bangkit dan berkata, "Ada spaghetti di kulkas, akan kumasakan untukmu."     

Fu Nanli pergi ke dapur untuk membaca resep secara online. Setelah menonton metode memasak spaghetti sebentar, dia mulai memasak untuk makan malam.     

Setelah makan malam, Fu Nanli bertanya pada Wen Qiao apakah dia ingin pergi ke rumah sakit.     

Wen Qiao merasa bahwa setelah makan makanan hangat, kondisinya kini menjadi jauh lebih baik, jadi dia berkata tidak perlu untuk pergi ke rumah sakit.     

Fu Nanli menggendong gadis itu masuk ke dalam kamar, baginya gadis ini masih kecil dan harus dilindungi.     

Fu Nanli tidak bisa tidur nyenyak, dia terbangun jam dua pagi dan pergi ke kamar sebelah. Dia melihat Wen Qiao yang sedang berbaring di tempat tidur dengan posisi melengkungkan badannya dan terdengar nafasnya sedikit sesak. Fu Nanli berjalan dan menyentuh dahi gadis itu yang ternyata panas, dan dia langsung merasa sedih.     

Gadis ini demam.     

Fu Nanli menyalakan lampu tidur dan memanggilnya, "Wen Qiao."     

Wen Qiao merasa pusing, rambut di pelipisnya basah oleh keringat, dan penglihatannya agak kabur, dan dia menjawabnya, "Iya."     

"Kamu demam."     

Wen Qiao memegang tangan pria itu yang cukup besar. Dengan kondisi yang lemah, dia berkata, "Aku akan segera membaik setelah tidur."     

Fu Nanli mengambil termometer telinga dan mengukurnya, suhunya 39.2 derajat, dia tidak harus memeriksakan ke dokter.     

Dia langsung menghubungi Li Fang, dokter pribadinya dan menyuruhnya untuk segera datang ke rumahnya.     

Di malam yang bersalju, Li Fang segera datang ke alamat rumah yang sudah diberikan oleh Fu Nanli.     

Fu Nanli membukakan pintu untuknya, malam ini adalah pertama kalinya Li Fan datang ke rumah Fu Nanli, dia menyimpan rasa penasaran, ternyata tuan muda pindah agar kekasihnya bisa nyaman menginap disini.     

Di dalam kamar tidur yang diterangi cahaya lampu, dari jendela dapat terlihat salju sedang turun yang lama kelamaan menjadi tebal. Ketika Li Fang melihat Wen Qiao untuk pertama kalinya yang berbaring sakit di kasur, dia langsung memahami mengapa tuan mudanya melakukan apapun juga demi gadis itu.     

Gadis itu sangat cantik.     

"Dia masuk angin malam ini dan demam tinggi. Periksa kondisinya apakah dia perlu diinfus."     

"Kalau bukan flu yang disebabkan oleh virus, usahakan jangan infus, biar dia minum obat dulu. Selain itu, Anda bisa mengompresnya dengan kain dingin untuk menurunkan panasnya, jika sampai besok pagi panasnya masih belum turun juga, saya akan datang kemari lagi."     

Setelah Li Fang pulang, Fu Nanli menuangkan secangkir air hangat, kemudian dia menopang tubuh gadis itu dan membantunya untuk minum obat.     

Kemudian dia pergi ke kamar mandi dan mengambil beberapa handuk basah dan meletakkannya dengan lembut di dahi Wen Qiao, pergelangan tangan, dan betisnya.     

Fu Nanli tidak meninggalkan kekasihnya itu sedikit pun, dia duduk dan bersandar di dipan kasur, mengganti handuk untuknya dari waktu ke waktu, dan juga mengukur suhu tubuhnya setiap jam, dan pada jam empat, suhu tubuh Wen Qiao turun menjadi 37.6 derajat. Panasnya sudah mulai menurun.     

Dia menyingkirkan handuk di dahi gadis itu, menutupinya dengan selimut, dan bersandar di dipan kasur untuk tidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.