Dia Hanya Mengingatku

Chapter 245



Chapter 245

0Teknisi itu marah dan berkata, "Apa yang kukatakan tadi adalah sebuah kenyataan. Dia orang awam tapi berani-beraninya mengajari orang yang sudah ahli."     

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Bos teknisi itu berkata sambil menunjuk ke arahnya, "Coba lihat? Sinyalnya sudah kembali normal sekarang. Siapa sebenarnya orang yang masih awam dan siapa orang yang sudah ahli? Sudahlah, sekarang aku katakan padamu bahwa tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkanmu."     

Wen Qiao melihat Fu Nanli bersimbah keringat, dia mengambil tisu dari tasnya dan menyeka keringat pria itu, "Buat apa kamu memperbaikinya sendiri?"     

"Teknisi disini tidak ada yang bisa memperbaikinya."     

"Tapi kamu tidak perlu memanjat menara yang begitu tinggi itu. Terlalu berbahaya."     

Fu Nanli tersenyum dan membelai wajah gadis itu, "Aku sudah berjanji padamu untuk pulang hari ini. Aku tidak boleh mengingkari janjiku."     

Di tengah pegunungan dan dataran yang dipenuhi dengan buah beri merah, mereka terkurung samar di antara tanaman hijau subur, Fu Nanli menatap Wen Qiao dengan lembut, sedangkan Wen Qiao merasa cemas dan berkata, "Tetap saja, keselamatanmu adalah hal yang utama."     

Fu Nanli menjawabnya dengan tenang, "Ada sabuk pengaman jadi aman. Apakah kamu datang kemari dengan perahu?"     

"Iya."     

"Tunggu aku, aku akan mandi dulu. Setelah itu kita akan pulang ke Haicheng bersama-sama."     

Wen Qiao tidak bisa menahan perasaan tertekan ketika dia melihat bajunya basah kuyup, "Kamu pasti sangat lelah. Bermalamlah saja disini satu hari lagi. Besok baru kita pulang ke Haicheng."     

"Aku tidak lelah."     

Fu Nanli tinggal di rumah bambu yang paling bagus. Di depan kamar mandi, Wen Qiao berhenti berjalan dan wajahnya memerah, "Kalau begitu….Kalau begitu aku akan menunggumu di luar."     

Dia dan Lu Youyou sedang duduk di pantai tepat di depan rumah bambu. Di tengah hembusan angin yang meniup daun pohon palem hingga menghasilkan suara gemerisik.     

Di kamar mandi, air dari pancuran mengalir dengan deras, dan Fu Nanli sudah merasa nyaman sekarang, tetapi pandangan matanya masih dingin.     

Memang benar bahwa kemampuan teknisi disini biasa-biasa saja. Kerusakan pada alat pemancar sinyal sangatlah parah. Jika dia tidak memperbaikinya, maka sinyal di pulau itu tidak bisa kembali normal dalam beberapa hari.     

Total ada empat alat yang dirusak.     

Ada seseorang yang dengan sengaja telah merusaknya.     

Sebenarnya siapa yang mengetahui rahasia bahwa Wen Qiao tidak bisa terpisah lama darinya?     

Orang itu ingin berniat jahat padanya?     

Atau ingin berniat jahat pada Wen Qiao?     

Masalah ini sedikit membingungkan, ada beberapa kandidat yang dapat dicurigai muncul di benaknya, tetapi dia tidak bisa menarik kesimpulan untuk sementara waktu ini.     

Wen Qiao dan Lu Youyou berjongkok sambil bermain pasir, dan tiba-tiba mendengar suara Fu Nanli: "Qiaoqiao..."     

Wen Qiao berpura-pura tidak mendengar.     

Lu Youyou menyikutnya, "Suamimu memanggilmu."     

Wen Qiao meliriknya, "Apa kamu bilang?"     

"Baiklah. Kekasihmu memanggilmu."     

Wen Qiao berdiri sambil menyibak pasir yang menempel di tubuhnya, lalu masuk ke rumah bambu, "Kenapa?"     

"Aku lupa mengambil baju dan handuk. Ambilkan untukku."     

Wen Qiao melihat sekeliling dan menyadari bahwa rumah bambu ini tidak besar, dan ada hutan kecil yang ada di luar jendela. Terdapat juga pantai yang agaķ jauh dari rumah bambu ini, tempat tidurnya tidak besar, dan kopernya ada di samping tempat tidur.     

Bagaimana bisa Tuan Muda bisa betah tinggal di rumah sekecil ini selama sepuluh hari?     

"Dimana handuk dan bajumu."     

"Di dalam koper."     

Shower dimatikan, dan tangan Fu Nanli menggantung pada kayu di luar kamar mandi.     

Dia tinggi, dan kayunya pas untuk dahinya. Tetesan air menetes dari lengannya yang kokoh ke ujung jari yang ramping dan terikat dengan baik.     

Sepertinya karena pancaran sinar matahari dari barat membuat suhu ruangan menjadi hangat dan otak Wen Qiao menjadi kacau. Dia bergegas ke tempat tidur untuk membuka kopernya.     

Tidak banyak barang di dalam koper itu, hanya beberapa set pakaian ganti yang dikemas dalam tas travel berwarna abu-abu.     

Satu bungkus kemeja, satu bungkus celana, dan satu bungkus...celana dalam.     

Telinga Wen Qiao seketika memerah.     

Dia dengan terpaksa membuka tas yang berisi celana dalam, buru-buru mengambilnya, lalu dia pergi menuju ke kamar mandi dengan wajah yang makin memerah, sambil menggerutu, "Kenapa kamu bisa lupa membawa baju saat akan mandi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.