Dia Hanya Mengingatku

Dicintai Tanpa Syarat



Dicintai Tanpa Syarat

0Di saat hidung Wen Qiao tersumbat, seorang kurir datang dan mengantarkan paket berisi sertifikat SD Harapan. Kebetulan, dia akan pergi ke Xiao Tang Shan malam ini.     

Mobil Maybach menjemputnya dan berhenti di pintu masuk gang, Wen Qiao naik ke mobil.     

Gejala masuk anginnya adalah suara serak, hidung tersumbat, dan sedikit pusing. Setelah minum dua pil obat, dia yakin besok kondisinya pasti membaik setelah tidur malam ini.     

"Bagaimana hasil ujianmu?" Tanya Fu Nanli.     

Wen Qiao menjawab, "Lumayan."     

Jika dia memberitahu Fu Nanli bahwa dia menduduki peringkat pertama, pria itu pasti akan memberinya sebuah hadiah.     

"Apa maksudnya?"     

"Nilaiku di tengah-tengah, tidak jelek tapi juga tidak bagus."     

"Apakah ada pelajaran yang harus kamu ulang?"     

"Tidak ada."     

Fu Nanli mengangguk, "Artinya hasil ujianmu sudah lumayan bagus."     

Wen Qiao, "..."     

"Kenapa kamu masuk angin lagi?"     

Wen Qiao tidak mau memberitahu Fu Nanli bahwa dia sakit karena telah menemani Lu Youyou menonton konser Shang Fan. Dia berbohong kepada Fu Nanli, "Aku belajar hingga larut malam, mungkin karena kecapekan."     

Dia merasa alasan masuk angin karena belajar larut malam lebih terdengar mulia dibandingkan dengan alasan yang sebenarnya.     

"Kamu sudah belajar sangat tekun, tapi hasil yang kamu dapatkan hanya lolos dari ujian ulang?" Tanya Fu Nanli dengan sedikit heran.     

Pembohong ini lagi-lagi berbicara omong kosong.     

Wen Qiao tersenyum dengan rasa bersalah, "Aku mungkin bukan orang yang cukup jenius."     

Ketika mereka tiba di Xiao Tang Shan, mereka bertemu dengan teman-teman Fu Nanli yang selalu sama, tetapi He Yan kali ini membawa kekasihnya. Keduanya sedang berbisik tentang sesuatu. Ketika mereka melihat Wen Qiao, mata pacar He Yan itu tampak seperti X-Ray, dia memandangnya dari ujung kepala sampai ke kaki.     

Setelah perkenalan singkat, mereka mengetahui bahwa pacar He Yan bernama Fang Baoyin, dia adalah anak dari pemilik suatu perusahaan alat listrik.     

Fu Nanli mengangkat tangannya memberi isyarat kepada Fu Cheng, kemudian Fu Cheng datang dengan membawa kotak beludru, katanya, "Qiaoqiao, ini adalah hadiah untukmu, karena kamu sudah berhasil di Ujian Akhir Semester."     

He Yan berusaha untuk terlihat senang, tetapi sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia merasa tidak suka.     

Wen Qiao membuka kotak itu, isinya adalah kunci. Dia bingung, "Apa...apa ini?"     

"Pemilik rumah di samping rumahmu sudah bermigrasi keluar negeri, dan rumah itu telah lama kosong, jadi aku membeli rumah itu agar kamu bisa tinggal di rumah yang lebih luas."     

Wen Qiao merasa terharu, tetapi sekaligus merasa bingung. Dia tahu bahwa rumah itu memiliki harga yang cukup mahal.     

Fang Baoyin tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Tuan Muda Fu, memangnya seberapa bagus hasil ujian Xiao Wen? Hingga Anda membelikan rumah untuknya."     

Fu Nanli menjawab, "Tidak ada mata pelajaran yang harus dia ulang pada ujian itu."     

He Jun Tertawa, "Wow, itu artinya hasil nilai ujiannya bagus."     

He Yan tidak bisa menahan senyum. Setiap kali Fu Nanli bersama dengan Wen Qiao, pria itu seperti tidak mengenal prinsip di hidupnya. Tidak ada mata pelajaran yang harus mengulang, sudah dianggap bagus oleh Fu Nanli dan gadis itu diberi hadiah rumah. Fakta ini bagaikan lelucon baginya, tetapi juga membuat dia merasa iri.     

Gadis ini beruntung, dicintai tanpa syarat dan telah dimanja oleh Fu Nanli.     

Wen Qiao buru-buru mengeluarkan sebuah sertifikat sumbangan SD Harapan dari tasnya, "Aku juga punya hadiah untukmu.."     

"Apa itu?"     

"Aku menyumbangkan dua SD Harapan atas namamu. Aku menamai kedua sekolah itu dengan nama SD Nanli, Ini sertifikatnya."     

Tangan He Yan yang sedang memegang cangkir sedikit bergetar. Gadis ini pintar mengambil hati Fu Nanli.     

Hadiah yang dia berikan kepada Fu Nanli termasuk sebuah hadiah yang cukup unik.     

Fu Cheng tertawa, "Jadi kami dipanggil kemari untuk melihat kalian berdua saling memadu kasih?"     

Fu Nanli mengambil sertifikat, dia melihat kata-kata di atasnya, kemudian dia mengangkat satu tangan dan menyentuh kepala Wen Qiao, "Lain kali, Kamu jangan menghamburkan uang sembarangan."     

Hadiah yang diberikan gadis ini selalu istimewa dan juga bermakna, tetapi benar-benar menghabiskan uang yang cukup banyak.     

Wen Qiao meletakkan tangannya di lutut Fu Nanli dan berkata sambil tersenyum, "Baguslah jika kamu senang."     

Fang Baoyin berkata, "Maksud Fu Nanli memberikan rumah untukmu adalah rumahmu saat ini sangat kecil, Xiao Wen. Tapi kenapa kamu bisa punya banyak uang untuk didonasikan? Xiao Wen, kalau kondisi keluargamu miskin, seharusnya uang itu jangan didonasikan, tetapi kamu bisa pakai uang itu untuk keperluan keluargamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.