Dia Hanya Mengingatku

Hobi menghabiskan uang



Hobi menghabiskan uang

0Wen Qiao berteriak dengan tangan yang gemetar, "Aaarrrggghhh..."     

Apa yang harus kulakukan?     

Dia sudah bersusah payah untuk berusaha menghabiskan uang yang diberikan oleh Fu Nanli dengan menyumbangkanya ke SD Harapan, sekarang pria itu memberinya uang lagi sebanyak lima juta yuan.     

Sampai kapan pun uang yang sudah diberikan oleh Fu Nanli itu tidak akan habis dibelanjakan.     

Wen Qiao saat ini berada diposisi yang sulit.     

Tidak seharusnya dia menceritakan kisah penderitaannya ketika dulu dia meminta uang kepada Wen Jianmin.     

Padahal dia tahu bahwa pria itu tidak akan keberatan untuk menghabiskan uang dalam jumlah yang besar.     

Ponselnya berbunyi lagi, Jika uangnya kurang, katakan padaku.     

Wen Qiao menjatuhkan badannya ke kasur dan meraung. Ibunya mengetuk pintunya sambil bertanya dengan nada khawatir, "Qiaoqiao, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja?"     

"Aku baik-baik saja, ma."     

"Kalau baik-baik saja, lalu kenapa kamu berteriak seperti itu. Kamu mengagetkan orang."     

"Kakiku...kakiku kram."     

"Apakah kakimu sudah membaik sekarang?"     

"Iya, sudah ma,"     

Malam pergantian tahun semakin dekat dan berbagai pertemuan sering terjadi. Bao Yan Fang di pusat kota adalah sebuah restoran kuno yang selalu dikunjungi para bangsawan untuk makan malam dan menikmati malam akhir tahun.     

Halaman dari restoran itu sangat besar dan luas, mobil-mobil akan melewati taman yang dekorasinya bergaya Tiongkok, lampu-lampu di restoran itu juga terang benderang.     

Ji Xianzheng ikut berkumpul di acara hari ini, beberapa sepupu juga akan datang berkumpul bersama. Fu Nanli menjemput Wen Qiao keluar dari mobil.     

Wen Qiao mengenakan mantel dengan bulu kelinci putih pada bagian bahunya, yang membuatnya tampak seperti peri kecil yang polos.     

Tamu yang datang ke Bao Yan Fang ini berasal dari kalangan bangsawan yang kaya raya, dan para pelayan terbaik telah dipilih untuk menyambut para tamu itu. Pelayan mengantar Wen Qiao dan Fu Nanli masuk ke dalam ruangan.     

Di dalam ruangan Orchid lantai dua, Ji Xianzheng dan Chu Qingyou sudah duduk.     

Wen Qiao dengan sopan menyapa mereka berdua, dan keduanya mengangguk memberi salam.     

Ruangan pribadi ini didekorasi dengan gaya yang elegan, dan seikat bunga Prem musim dingin diletakkan di atas meja tepat di bawah lampu kristal yang menggantung menerangi ruangan. Aromanya bunga itu menyebar ke seluruh penjuru ruangan.     

"Film kakak sepupu ketiga dirilis pada Hari Tahun Baru, kan?" Fu Nanli bertanya sambil membantu Wen Qiao menyiapkan meja dan sumpit.     

"Iya."     

"Tema filmnya apa?"     

Chu Qingyou mengangkat alisnya, "Trailer telah diputar sebanyak tiga kali, apakah kamu tidak tahu?"     

Ji Xianzheng terkekeh, "Dia tidak terlalu suka dunia hiburan."     

Chu Qingyou berkata, "Temanya perang, film itu bercerita tentang proses evakuasi orang Tionghoa di perantauan."     

Fu Nanli berbisik ke pelayan yang berdiri di sampingnya, "Saya pesan satu pitcher jus jeruk segar." Kemudian dia bertanya pada Wen Qiao, "Bagaimana?"     

"Iya, boleh." Jawab Wen Qiao.     

Fu Nanli kemudian melihat ke arah Chu Qingyou, "Evakuasi orang Tionghoa perantauan? Apakah film yang sadis seperti itu akan cocok untuk ditonton pada hari pertama tahun Baru Imlek?"     

Chu Qingyou berkata, "Aku rasa cocok, sekarang usia penonton yang hobi menonton film kebanyakan adalah usia anak muda. Tidak harus menonton film keluarga, yang penting filmnya bagus."     

Fu Nanli mengangguk, "Baguslah kalau begitu."     

Beberapa pelayan datang dengan membawa hidangan dan menjelaskan menu, "Menu hidangan yang satu ini adalah Abalon Jepang, selamat menikmati."     

Ji Xianzheng berkata, "Nenek merayakan tahun baru di Haicheng. Kita akan pergi ke Mansion Yuannan untuk makan malam tahun baru pada tanggal 30. Maukah kamu mengajak Xiao Wen untuk ikut serta kesana?"     

Fu Nanli menaruh pisau dan garpunya, "Tidak."     

Beberapa pelayan datang dengan piring makan dan memperkenalkan hidangan dengan suara lembut, "Abalon Jepang enam belas kepala, silakan dinikmati."     

Fu Nanli berkata lagi, "Tidak."     

Dua orang yang duduk di seberangnya tampak bingung. Ji Xianzheng berkata, "Aku kira hubungan kalian sudah pada tahap seriusl."     

Fu Nanli mengalihkan topik pembicaraan, "Laporan keuangan akhir tahun ini tidak terlalu bagus, kan? Apakah arus penumpang berdampak besar dalam hal ini?"     

Dia tidak ingin menjawab pertanyaan tadi sehingga dia sengaja mengubah topik, dan dia tahu bahwa Ji Xianzheng tidak akan terus mengajukan pertanyaan yang sama, Ji Xianzheng akan ikut topik pembicaraan yang baru, "Agak terpengaruh, Wu Junyuan telah merajalela dan menguasai pasar baru-baru ini. "     

Wu Junyuan, pemilik muda Nanyun Airlines, maskapai terbesar kedua di China yang selalu ingin merebut posisi teratas yang sedang diduduki oleh Dongchuan Airlines.     

Sekarang akhirnya apa yang mereka harapkan tercapai, setelah insiden yang terjadi di Dongchuan Airlines, Nanyun Airlines berhasil melenggang dan mencapai posisi teratas. Tuan Muda Wu sangat bangga dan bersikap sombong atas prestasi yang sudah diraihnya.     

Wen Qiao hanya duduk mendengarkan pembicaraan antara Fu Nanli dengan sepupunya perihal pekerjaan, dan itu bisa menambah wawasannya tentang dunia bisnis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.