Dia Hanya Mengingatku

Fu Nanli Masih Hidup



Fu Nanli Masih Hidup

0Beberapa penjaga keamanan telah dirobohkan di sepanjang jalan, dan mereka bergegas langsung ke pintu kantor Ji Xianzheng yang berada di lantai 7. Dari belakang dapat terdengar para penjaga keamanan di walkie-talkie yang sedang berkoordinasi untuk segera memobilisasi anggotanya.     

"Ada orang yang mencurigakan telah masuk tanpa izin ke kantor pusat Direktur Ji. Segera perketat keamanan."     

Wen Qiao mendorong pintu ruangan kerja Ji Xianzheng, dan di dalam ruangan itu sedang diadakan rapat.     

Para petinggi menyaksikan dengan takjub saat seorang gadis cantik mendekati Direktur Ji. ketika gadis itu mendekat, barulah tampak bahwa gadis itu sedang panik dan ketakutan.     

"Bagaimana...keadaan Fu Nanli?"     

Ji Xianzheng dengan cepat berkata, "Ikutlah denganku sekarang."     

Wen Qiao dibawa ke samping olehnya, "Apakah Nanli tidak memberitahumu?"     

Wen Qiao terkejut sejenak, "Mengatakan apa?"     

"Dia baik-baik saja." Jawab Ji Xianzheng.     

Dia sedikit bingung, "Tapi aku melihat berita yang mengatakan bahwa ketika pesawat mendarat, roda pendaratan gagal berfungsi normal dan menabrak pesawat jenis Airbus yang sedang parkir di landasan, dan kapten...kaptennya..."     

Ji Xianzheng merasa kesulitan untuk menjelaskannya, tetapi Nanli bahkan tidak memberitahu gadis kecil ini sebelumnya, sehingga membuat dia sangat panik dan ketakutan.     

"Kabar itu palsu."     

Wen Qiao dibuat bingung, "Apa? Palsu?"     

"Iya. Biarlah Nanli yang menceritakannya kepadamu sendiri nanti. Aku akan menghubunginya, Kamu saat ini tunggulah dia di apartemen."     

"Apakah dia masih hidup?"     

"Dia masih hidup. Jangan khawatir."     

Pria itu selamat. Wen Qiao mengulurkan tangannya untuk berpegangan pada meja di sampingnya dan menghela napas lega.     

Ji Xianzheng dengan buru-buru bekata, "Cepat pergi."     

Wen Qiao menarik napas dan berlari keluar lagi.     

Ji Xianzheng berhasil menghubungi Fu Nanli, "Kekasihmu saat ini pergi menuju ke apartemenmu untuk mencarimu, jadi sekarang pergilah ke sana."     

"Baiklah. apakah dia pergi menemuimu?" Fu Nanli bertanya dengan khawatir.      

"Iya, dia terlihat hancur, matanya sembab, dia mengira bahwa kamu sudah mati."     

"Apakah dia terlihat begitu mengkhawatirkanku?" Suara Fu Nanli sedikit tidak pasti.     

Ji Xianzheng merasa sedikit aneh, "Tentu saja, dia adalah kekasihmu. Tentu saja dia mengkhawatirkanmu. Bukankah itu hal yang wajar? Satu hal lagi, mengapa kamu tidak memberitahukan hal ini sebelumnya kepada kekasihmu itu, hingga membuat dia ketakutan seperti ini? Itu bukan gayamu."     

Bukankah dia sangat menyukai gadis itu?     

"Sebelumnya aku sudah memberitahunya. Lupakan saja, aku tidak mau banyak omong denganmu."     

Saat itu tengah hari ketika Wen Qiao tiba di apartemen Fu Nanli. Meskipun sedang musim dingin, masih ada sinar matahari yang menembus masuk dari jendela. Wen Qiao merasa sedikit pening. Meskipun Ji Xianzheng sudah memberitahukan bahwa Fu Nanli baik-baik saja, tetapi dia tetap merasa khawatir, takut dan gelisah. Perasaan itu semua bercampur aduk dan masih memenuhi pikirannya.     

Dengan suara 'ding' yang berasal dari lift, pintu terbuka dan dia melihat sosoknya yang tinggi keluar dari dalam lift. Dia melihat Fu Nanli berdiri di hadapannya, pria ini tenyata masih hidup.     

Baru saat itulah hatinya merasa tenang dan lega.     

Dia segera berlari untuk memeluknya.     

Hati Fu Nanli tersentuh lalu memeluk gadis itu.     

Tubuh Wen Qiao sedikit bergetar, "Aku kira kamu mengalami kecelakaan."     

Fu Nanli dengan lembut membelai rambut lembut gadis itu, "Aku baik-baik saja."     

"Berita mengatakan bahwa pesawat dengan rute penerbangan dari Helsinki mengalami sebuah kecelakaan dan kaptennya dinyatakan sudah mati. Rute penerbangan pesawat mu juga dari Helsinki. Pada saat itu, aku sudah menghubungimu dan ponselmu dalam kondisi mati. Aku sudah menghubungimu berulang kali."     

Hati Fu Nanli sedikit sakit, "Karena aku ingin membuat Fu Jiang berpikir bahwa sesuatu terjadi padaku, jadi aku buat sedikit sandiwara. Jangan khawatir, aku sudah disini dan baik-baik saja."     

Dia memeluknya dan menghiburnya dengan lembut.     

Sinar matahari di musim dingin yang hangat mengalir turun dari jendela dan menyinari rambut Wen Qiao, rambutnya yang berwarna cokelat kastanye itu terasa lembut, hangat dan terlihat indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.