Dia Hanya Mengingatku

Aku Tentu Saja Mengkhawatirkanmu



Aku Tentu Saja Mengkhawatirkanmu

0Wen Qiao mengusap air matanya dengan jaket Fu Nanli, dan ketika dia menengadahkan kepalanya ke atas, dia melihat sepasang mata pria itu memerah.     

Dia selalu merasa bahwa menangis adalah bukti dari ketidakberdayaan. Bahkan di hadapan Fu Nanli, dia harus menahan diri untuk tidak menangis, tetapi suaranya terdengar sesenggukan, "Mengapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"     

Seketika Wen Qiao menyesali diri telah melontarkan pertanyaan itu.     

Kenapa dia menanyai Fu Nanli seperti itu?     

Apakah dia punya hak untuk menanyainya?     

Apapun rencana yang sudah dibuat oleh Fu Nanli, pria itu bebas untuk memberitahu atau tidak memberitahunya. Mungkinkah pria itu tidak memberitahunya karena merasa dia kurang bisa dipercaya? Atau pria itu merasa Wen Qiao bisa merusak rencana yang sudah dia buat jika dia memberitahunya?     

Wen Qiao menundukkan kepalanya, dan menyimpan keluhannya dalam hati, lalu dia berkata dengan pelan, "Maafkan...maafkan aku, aku...tidak seharusnya bertanya seperti itu."     

Hati Fu Nanli terasa sakit melihat Wen Qiao, dia mengulurkan tangannya dan memegangi wajah kekasihnya itu, "Qiao Er, aku sudah memberitahumu sebelumnya."     

Wen Qiao sedikit bingung dan berkata, "Kamu...kapan kamu memberitahuku?"     

"Aku sudah memberitahumu, jika kamu mendengar sebuah kabar bahwa aku mengalami kecelakaan, jangan panik, aku baik-baik saja."     

Wen Qiao berusaha mengingat-ingat, sepertinya Fu Nanli pernah berkata seperti itu, tetapi pada saat itu dia tidak menanggapinya dengan serius.     

Fu Nanli mengira kekasihnya ini adalah gadis yang cerdas dan tenang. Dia memutuskan untuk menjebak Fu Jiang, karena dia berpikir bahwa gadis ini tidak akan mudah panik. Tak disangka ternyata gadis ini terlalu mempedulikannya hingga bereaksi seperti orang gila. Ketika Wen Qiao mendengar kabar bahwa pria itu mungkin saja terbunuh, semua kewarasan dan ketenangannya runtuh seketika.     

Dia hanyalah seorang gadis biasa yang sedang mengkhawatirkan keselamatan kekasihnya.     

Wen Qiao menggerutu, "Mengapa kamu tidak memberitahu dengan jelas? Kamu mengatakannya tidak secara jelas, bagaimana aku bisa memahami maksudmu?"     

Fu Nanli memeluknya, "Iya, seharusnya aku memberitahumu dengan jelas. Qiao Er, apakah kamu sangat mengkhawatirkanku?"     

Wen Qiao mengaitkan tangannya di leher pria itu dan memeluknya erat-erat, "Tentu saja aku mengkhawatirkanmu, tentu saja aku mengkhawatirkanmu."     

Di saat suasana sudah mulai tenang, Wen Qiao baru bisa merespon dengan baik.     

Setelah dia mendengar kabar tentang Fu Nanli mengalami kecelakaan, tubuhnya tidak bisa merespon apapun secara normal, seolah-olah dia adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari Fu Nanli.     

Gadis itu merasa baik-baik saja saat mengetahui bahwa Fu Nanli memang masih hidup.     

Dia merasa ketakutan saat belum mengetahui fakta yang sebenarnya, sama sekali tidak terpikir olehnya kejadian yang seperti ini akan terjadi.     

Dia sangat mengkhawatirkan pria itu, bukan karena takut jika sesuatu yang terjadi pada pria itu akan berpengaruh pada dirinya. Tetapi dia mengkhawatirkan pria itu karena dia benar-benar mengkhawatirkan Fu Nanli.     

Fu Nanli memeluknya masuk ke dalam apartemen. Sementara Wen Qiao duduk di karpet depan jendela dan berjemur dibawah sinar matahari, Fu Nanli sedang memasak makan siang di dapur.     

Suasana hati Wen Qiao sedang tidak bagus dan dia duduk dengan wajah yang cemberut.     

Karena Fu Nanli tidak memberitahunya dengan jelas sebelumnya, dia merasa tidak senang.     

Masalah sepenting ini seharusnya disampaikan pria itu dengan serius dan jelas. Jika pria itu menyampaikannya dengan santai, bagaimana dia bisa mengingat perkataannya dengan jelas dan seksama?     

Wen Qiao mengira dirinya adalah orang yang dapat menyimpan sebuah rahasia, dan memahami situasi dengan baik. Di permasalahan kali ini, dia tidak dilibatkan, sepertinya dia sudah dianggap sebagai orang luar yang tidak boleh ikut campur.     

Dengan lembut dia memainkan kukunya, suasana hatinya saat ini sedang tidak bahagia, isi hatinya dipenuhi dengan keluhan yang tidak bisa diungkapkan dan tidak memiliki tempat untuk mencurahkan perasaannya itu. Dia hanya bisa menyimpan semua itu dalam hati dan menghibur dirinya sendiri.     

Sinar matahari yang jatuh terasa hangat menyentuh kulitnya, dia berpikir sejenak, dan akhirnya menemukan jawabannya.     

Selama keadaan pria itu baik-baik saja dan dia masih hidup, itu saja sudah cukup. Buat apa dia mempermasalahkan hal yang tidak perlu?     

Selama ini dia bisa menghibur dirinya sendiri, selama ini juga dia bisa pengertian dan bisa mencari cara agar dia bisa membangkitkan suasana hatinya sendiri.     

Karena dunia selalu memperlakukannya dengan cukup buruk, apabila dia tidak pandai beradaptasi, bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya sejauh ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.