Dia Hanya Mengingatku

Wen Chi Membuka Rahasia Kakaknya



Wen Chi Membuka Rahasia Kakaknya

0Fu Nanli mengirimkan sebuah pesan kepada Wen Chi, Apakah kakakmu sudah tidur?     

Wen Chi segera bergegas menuju ke depan kamar kakaknya dan mengetuk pintu, "Wen Qiao, apakah kamu sudah tidur?"     

Wen Qiao berkata dengan kesal, "Sudah malam, kamu mau apa?"     

Wen Chi lalu pergi dari kamar kakaknya, bergegas kembali menuju ke kamarnya sendiri, lalu membalas pesan Fu Nanli, Kakak ipar, kakakku masih belum tidur. Dia biasanya baru akan tidur pada pukul sebelas malam.     

Dengan bantuan Wen Chi akhirnya terungkap bahwa Wen Qiao sebenarnya belum tidur.     

Fu Nanli meletakkan gelas anggur, kemudian dia bangkit berdiri sambil berkata kepada Ji Xianzheng, "Aku pergi dulu."     

"Tidak mau minum lagi?" Tanya Ji Xianzheng.     

"Sudah cukup, masih ada urusan lain yang akan kuselesaikan."     

Wen Qiao berguling-guling di kasur, dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pada malam hari kebanyakan orang suka memikirkan masalah di hidupnya yang belum terpecahkan. Semakin dalam dia memikirkan masalah itu, semakin dia merasa mengasihani diri sendiri dan diliputi kesedihan.     

Dia mengambil ponselnya yang berbunyi dan membaca pesan, Aku berada di depan rumahmu, keluarlah.     

Wen Qiao mendengus dan menggumam, Apakah jika kamu menyuruhku untuk keluar, aku akan langsung menurutimu keluar?     

Dia tidak mau keluar.     

Dia akan berpura-pura tidak membaca pesan dari Fu Nanli.     

Fu Nanli mengirimkan pesan suara lagi: Qiao Er, keluarlah.     

Hati Wen Qiao menjadi goyah, dia menerima pesan suara dari Fu Nanli lagi, Jika kamu tidak keluar, aku yang akan masuk ke dalam rumahmu.     

Wen Qiao tidak punya pilihan lain, dia segera mengenakan pakaian dan keluar rumah dengan santai, pintu masuk rumah yang terbuat dari kayu berderit dan terbuka, dia keluar dengan tubuh yang cukup tegang.     

Begitu dia keluar, pria itu langsung memeluknya, dia berbicara dengan suara yang bergetar dan terdengar ada rasa penyesalan darinya, "Qiao Er, apakah kamu masih marah padaku?"     

Wen Qiao yang memiliki tinggi 170 cm terlihat mungil di dekapan Fu Nanli yang tingginya 180 cm. Wen Qiao membiarkan tangannya sedikit menggantung, dia tidak membalas pelukan Fu Nanli, tapi dia hanya berkata pelan, "Aku tidak marah."     

"Jangan berpura-pura jika semua sedang baik-baik saja di depanku. Jika aku telah berbuat sesuatu yang membuatmu kesal, katakan saja hal itu padaku."     

Fu Nanli berharap lebih baik Wen Qiao mengungkapkan perasaan kesalnya, daripada harus berpura-pura.     

Jika gadis itu mengungkapkan kekesalannya, itu menandakan bahwa gadis itu menganggap dia kekasihnya.     

Wen Qiao menengadahkan kepala sambil berkata, "Apakah aku boleh mengatakan kekesalanku?"     

"Tentu saja boleh, kamu adalah kekasihku, tidak perlu menyembunyikan perasaanmu didepanku."     

Akhirnya Wen Qiao mengulurkan tangannya untuk memeluk Fu Nanli, dia memeluk erat pria itu sambil menggerutu, "Apakah kamu tahu? Betapa aku begitu ketakutan saat mendengar kabar kamu mengalami sebuah kecelakaan pesawat. Aku berusaha menghubungimu, tetapi semua upaya yang aku lakukan tidak berhasil. Kamu..."     

Wen Qiao tidak berani berkata kasar padanya.     

Mendengar apa yang dikatakan Wen Qiao itu, Fu Nanli menyandarkan diri di dinding, dia menekuk satu kakinya, memeluk kekasihnya itu, lalu menundukkan kepalanya untuk menciumnya...     

"Qiao Er, maafkan aku..."     

Wen Qiao berkata, "Ini adalah kesalahanku, aku yang tidak mengerti apa maksud dari perkataanmu. Aku menjadi terlalu panik dan sangat ketakutan hingga tidak mengingat setiap perkataanmu."     

Ciuman pria itu menjadi lebih berat, "Aku yang salah dalam hal ini, jangan salahkan dirimu sendiri."     

Di gang yang dingin itu, Fu Nanli masih menciumnya, akhirnya Wen Qiao mengulurkan tangannya dan melingkari leher pria itu, air matanya perlahan keluar membasahi sudut-sudut matanya, Wen Qiao menatapnya dengan serius, "Mulai sekarang, bisakah kamu memberitahuku jika terjadi sesuatu padamu? Aku sudah membantumu mencari tahu tentang Fu Jiang. Jika kamu memintaku untuk tutup mulut, aku akan patuh dan aku tidak akan mengungkapkannya."     

Fu Nanli dengan lembut mengelus punggungnya, "Baiklah, aku akan pergi ke Helsinki besok lusa, bisakah kamu ikut pergi denganku?"     

Wen Qiao menjawab ajakan Fu Nanli dengan nada yang sedikit lebih arogan, "Tahun baru imlek akan segera datang, keluarga kami sangat sibuk. Aku harus membantu mama membersihkan rumah, membeli barang untuk tahun baru, dan juga aku akan..."     

"Aku akan menyuruh seseorang untuk membantu mamamu, bagaimana?" Fu Nanli memotong perkataan Wen Qiao dengan cepat.     

Wen Qiao juga merespon tawaran pria itu dengan berkata, "Tidak…aku rasa itu tidak perlu. Baiklah, aku akan ikut pergi bersamamu ke Helsinki."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.