Dia Hanya Mengingatku

Tidak Ada Orang Ketiga



Tidak Ada Orang Ketiga

0"Mengapa sikapnya kasar kepadamu?" Kakaknya berbisik.     

Zhuang Yan mengerutkan keningnya, "Jangan berkata seperti itu."     

Dia melirik ke arah Wen Qiao lagi, tetapi gadis itu sama sekali tidak peduli kepadanya, dan dia juga tidak peduli pada apapun yang sedang dibicarakan oleh orang-orang disekitarnya.     

Orang-orang di kelas bisnis sudah hampir habis dan mereka sudah pergi, Wen Qiao bangkit dari kursinya dan mengambil barang bawaannya.     

Sebuah ransel kecil milik Wen Qiao ditempatkan di kompartemen atas, Zhuang Yan secara naluriah mengulurkan tangannya untuk membantu mengambil tas itu, dan tubuhnya menutupi gadis itu dari belakang.     

Pada saat yang bersamaan, Fu Nanli keluar dari kokpit dan melihat pemandangan itu, wajahnya terlihat kesal dan mempercepat langkahnya.     

Wen Qiao berbalik dan mendorong Zhuang Yan dengan kuat. Zhuang Yan tidak bisa berdiri dengan kuat karena tak memiliki tumpuan yang kuat, dia terhuyung-huyung beberapa langkah, dan akhirnya ditopang oleh kakak perempuannya. Kakak perempuan Zhuang Yan tidak dapat menahan emosinya lagi dan berkata dengan meluapkan emosinya, "Nona, ada apa denganmu? Adikku dengan baik hati berniat untuk membantu mengambilkan barangmu, tetapi kamu justru mendorongnya."     

Zhuang Yan memegangi pergelangan tangan kakaknya, "Sudahlah, aku tidak apa-apa."     

"Apanya yang tidak apa-apa? Bagaimana bisa kamu membiarkan dia memperlakukanmu seperti ini? Kamu dengan nona ini adalah teman sekolah, tetapi dia justru berkata pedas dan tidak sopan padamu. Apakah dia tidak punya tata krama?"     

Wen Qiao berjalan mendekat ke Fu Nanli sambil memandang dingin kakak Zhuang Yan dan berkata, "Aku tidak membutuhkan bantuannya."     

"Hei Nona, apakah ada masalah denganmu?"     

Fu Nanli berdiri di samping Wen Qiao dan menggandeng tangan kekasihnya itu sambil berkata, "Kekasihku sudah bilang, dia tidak membutuhkan bantuannya, apakah kalian masih tidak mengerti?"     

Meskipun Zhuang Yi sama sekali belum pernah bertemu dengan Fu Nanli, dia tahu bahwa Tuan Muda Fu adalah seorang kapten di Dongchuan Airlines. Dengan penampilan tinggi, dan aura pria sejati yang dimilikinya, apakah ada pria lain yang memiliki pesona seperti Fu Nanli?     

Kemarahan kakak Zhuang Yan langsung mereda, nona ini ternyata kekasih Fu Nanli, pantas saja nona ini terlihat angkuh.     

Zhuang Yan memperhatikan Fu Nanli yang melingkarkan tangannya di pinggang Wen Qiao dan Wen Qiao juga tampak bersandar lembut di lengannya. Zhuang Yan sangat sedih melihat kedekatan mereka berdua, sehingga dia hanya bisa menyeret kakaknya keluar.     

Zhuang Yan tidak bisa menahan diri untuk sekedar menoleh ke belakang, Fu Nanli memegang wajah Wen Qiao, dan Wen Qiao tersenyum padanya, pemandangan yang menggambarkan seolah-olah dunia ini adalah milik mereka berdua dan tidak dapat dimasuki oleh orang ketiga.     

Perasaannya terasa hancur berkeping-keping. Zhuang Yan kembali menoleh ke depan dan tidak mau memandang ke arah mereka dua lagi.     

Fu Nanli memegang wajah Wen Qiao, sedangkan Wen Qiao meletakkan tangannya di pinggang pria itu, "Dia ingin membantu mengambil barangku dan aku mendorongnya."     

Fu Nanli memeluknya sambil mengambil ransel kecilnya di dalam kabin, lalu membawa ranse itul di tangannya, dan mereka berjalan keluar.     

"Iya, aku melihatnya."     

Keduanya berjalan-jalan sebentar di Helsinki, lalu naik kereta menuju Islandia.     

Secara Kebetulan, Lagi-lagi mereka berada di satu rangkaian kereta yang sama dengan Zhuang Yan dan Zhuang Yi.     

Wen Qiao belum pernah naik angkutan umum bersama dengan Fu Nanli, ini adalah pertama kalinya dia naik kereta dengan Fu Nanli sebagai penumpang.     

Kereta itu penuh sesak dengan penumpang, dan banyak diantaranya adalah orang keturunan Tionghoa juga.     

Beberapa pengawal Fu Nanli duduk di belakang, dia duduk berjajar dengan Wen Qiao, seperti biasa, dia meminta pengawalnya untuk menyiapkan makanan dan buah-buahan.     

Terdapat pemanas di kereta, dan Fu Nanli melihat bibir Wen Qiao yang kering. Dia meminta pengawal untuk menyerahkan sekotak ceri, pria itu membuka kotak ceri dengan lembut dan mengambil satu untuk dimakan oleh Wen Qiao.     

Zhuang Yan dan Zhuang Yi duduk tepat di kursi sisi kanan belakang. Sehingga mereka bisa melihat apapun yang sedang dilakukan oleh sepasang kekasih itu.     

Zhuang Yi tidak mengetahui hubungan adiknya dengan Wen Qiao di masa lalu, dia berbisik, "Tuan Muda Fu terlihat sangat menyayangi kekasihnya itu seperti menyayangi anaknya sendiri."     

Saat kakaknya berbicara, Zhuang Yan melihat Fu Nanli membuka tutup termos dan menyerahkannya kepada Wen Qiao.      

Bukankah bentuk perhatian yang ditunjukkan oleh Fu Nanli kepada Wen Qiao seperti perhatian seorang ayah kepada anaknya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.