Dia Hanya Mengingatku

Melihat Sepasang Kekasih Sedang Memadu Kasih Di Sepanjang Perjalanan



Melihat Sepasang Kekasih Sedang Memadu Kasih Di Sepanjang Perjalanan

0Wajah Zhuang Yan terlihat serius, bibirnya tak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi tatapannya tidak dapat lepas dari Wen Qiao.     

Wen Qiao tidak bermaksud untuk memamerkan diri, dia juga tidak bermaksud untuk mengecilkan hati seseorang yang sedang mengawasinya. Dengan santai dia hanya mengambil satu buah ceri dan memasukkannya ke dalam mulut Fu Nanli, "Kamu juga makanlah."     

Zhuang Yan akhirnya mengalihkan pandangannya dengan suasana hati yang penuh amarah.     

Namun, kakak perempuannya terus-menerus mendeskripsikan secara langsung apa saja yang sedang dilakukan oleh Fu Nanli dan Wen Qiao.     

"Tuan Muda Fu Menyuapkan makanan untuk gadis itu."     

"Kekasihnya tidak mau makan lagi, sepertinya sudah kekenyangan."     

"Akhirnya makanannya dimakan oleh Tuan Muda Fu."     

"Mereka berdua saat ini saling memakai earphone, sepertinya mereka sedang mendengarkan lagu."     

"Oh salah, sepertinya mereka sedang menonton film."     

"Mereka berpelukan."     

"Ah, mereka sepertinya akan berciuman."     

Zhuang Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah mereka, dia lalu melihat Fu Nanli sedang mencium Wen Qiao.     

Para penumpang yang berasal dari negara lain terdengar menyoraki mereka berdua yang sedang berciuman.     

Dada Zhuang Yan terasa sangat sesak, hatinya tak kuasa melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya. Dia memperhatikan mereka hanya selama dua detik, lalu membuang muka.     

Fu Nanli akhirnya melepaskan Wen Qiao, dan Wen Qiao menatapnya, "Kamu...apa yang kamu lakukan?"     

Fu Nanli dengan lembut menyeka sudut mulut Wen Qiao dengan ibu jarinya, "Ada remah-remah."     

Wen Qiao selalu di buat malu oleh Fu Nanli. Dia merasa kupingnya memerah dan dia melihat sekeliling, "Ini tempat umum."     

"Tidak masalah, disini banyak sepasang kekasih yang berciuman di tempat umum."     

Wen Qiao memegangi lehernya sendiri, "Hmm...benarkah?"     

Awalnya Zhuang Yan merasa senang saat bisa bertemu dengan Wen Qiao. Tetapi setelah melihat kejadian tadi, dia kini merasa sangat tersiksa. Meskipun batinnya tersiksa, dia masih ingin mengikuti kemanapun Wen Qiao pergi.     

Zhuang Yan merasa bahwa akhir-akhir ini dia sering menyiksa dirinya sendiri.     

Setelah tiga jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di Islandia. Mereka sama-sama tinggal di lantai pertama pada di hotel yang sama, kamar mereka juga bersebelahan.     

Wen Qiao berpikir bahwa ini adalah takdir yang buruk.     

Wajah Fu Nanli terlihat tidak senang, dan dia jelas tidak menginginkan kondisi seperti ini.     

Hotel ini terletak di pegunungan, dengan sumber air panas pegunungan yang dapat dilihat saat sedang berdiri di jendela, posisi kamar mereka juga sangat strategis untuk melihat kilauan aurora.     

Selama perjalanan, Zhuang Yan melihat sepasang kekasih itu memadu kasih, selama ini dia belum pernah melihat sosok Wen Qiao yang lembut dan penuh perhatian. Sikap Wen Qiao kepada Tuan Muda Fu itu membuatnya cemburu, kecemburuannya itu sampai membuatnya merasa saat ini dia sedang pada titik kesepian.     

Dia kembali ke kamarnya dan mengabaikan dua orang yang sedang berada di pemandian air panas sebelah.     

Melihat cahaya aurora juga bergantung pada faktor keberuntungan, beberapa orang mungkin tidak dapat melihatnya walaupun sudah menginap selama lebih dari sepuluh hari.     

Wen Qiao dan yang lainnya cukup beruntung karena dapat melihatnya pada malam pertama dia di hotel.     

Aurora Borealis merupakan suatu pemandangan yang indah, Wen Qiao duduk di karpet yang ada di depan jendela dengan perasaan terkejut melihat pertunjukan visual ini.     

Dia lalu tertidur dan digendong masuk ke kamar oleh Fu Nanli.     

Fu Nanli menyelimuti gadis itu, dia duduk di samping tempat tidur dan mengawasinya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Wen Qiao dengan hati-hati dan menikmati wajah kekasihnya itu. Gerakan tangannya lembut, lalu timbul kekesalan di dalam hatinya, dia menundukkan kepalanya untuk mencium Wen Qiao.     

Kamu dulu pernah menyukai laki-laki itu, dan sekarang kalian dipertemukan lagi disini, hingga membuatku merasa tidak tenang. Fu Nanli berkata dalam hati.     

Ketika mereka kembali ke Haicheng, untungnya mereka tidak bertemu lagi dengan Zhuang Yan. Wen Qiao akhirnya menyadari perilaku Fu Nanli selama perjalanan di kereta, pria itu sengaja mengumbar kemesraan di depan Zhuang Yan.     

Fu Nanli bukan orang yang suka menunjukkan kasih sayang di depan umum. Pria itu memiliki sifat yang tertutup dan bisa menahan diri, jadi bisa disimpulkan pada waktu pria itu menyuapi dan menciumnya, itu semua dia lakukan untuk menunjukkan bahwa Wen Qiao adalah milik Fu Nanli seorang.     

Tiga hari sebelum perayaan Imlek, mereka sudah sampai di Haicheng.     

Fu Nanli duduk di mobil dan berkata sambil membenahi kerah baju Wen Qiao, "Aku akan pergi ke Yuannan Mansion untuk makan malam dengan nenek di malam tahun baru nanti, jadi aku tidak bisa menemanimu."     

Wen Qiao mengangguk, "Iya, lebih penting jika kamu menemani keluargamu."     

"Aku akan datang menemuimu setelah makan malam."     

"Baiklah, aku akan menunggumu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.