Dia Hanya Mengingatku

Siapa Bilang Pernikahan Kedua Tidak Boleh Dirayakan?



Siapa Bilang Pernikahan Kedua Tidak Boleh Dirayakan?

0Di jalan Shuying, kediaman keluarga Wen Qiao, suasana hangat menyelimuti Wen Qiao dan keluarganya saat sedang menikmati makan malam tahun baru Imlek, dan Paman Ji juga hadir untuk meramaikan suasana malam itu, dia juga membawa beberapa makanan ke sana.     

Su Yun mengambil taplak meja dan melebarkan taplak itu hingga menutupi seluruh sudut meja. Paman Ji membuka tutup panci dan berkata sambil tersenyum, "Ikan dan domba segar dalam pot, kamu bisa mencobanya, rasanya sangat segar. Kalian juga harus coba cicipi sup daging kambing dan ikan segar ini, baunya tidak kalah segar."     

Su Yun menuangkan sup untuk Wen Qiao, "Coba cicipi."     

Wen Qiao memegang mangkuk dan memandang mereka sambil tersenyum, "Ma, kapan mama akan menikah dengan Paman Ji?"     

Ji Mingyuan tersenyum dengan sederhana dan jujur, "Paman berniat untuk mengadakan pesta pernikahan, tetapi mamamu tidak setuju."     

Wen Qiao terkejut, "Kenapa mama tidak setuju?"     

Su Yun menghela nafas perlahan, "Ini adalah pernikahan kedua kami, untuk apa mengadakan sebuah pesta pernikahan?"     

Wen Chi berkata, "Apa salahnya? Artis barat masih mengadakan pesta untuk pernikahan kedua mereka, pernikahan ketiga, bahkan pernikahan keempat mereka."     

Su Yun meliriknya, "Apakah cocok jika kamu membandingkan kehidupan disini dengan kehidupan artis barat? Kita menjalani hidup yang tidak semewah mereka."     

Ji Mingyuan mengedipkan mata pada Wen Qiao dan memberi isyarat padanya untuk merayu ibunya.     

Hanya Wen Qiao yang bisa merayu ibunya itu.     

Wen Qiao mengerti maksud Paman Ji, "Paman Ji ingin mengadakan pesta karena dia perhatian dan serius terhadap mama. Asalkan mama bahagia, orang-orang tidak akan peduli jika ini pernikahan adalah pernikahan kedua mama, selain itu tidak ada suatu larangan untuk seseorang mengadakan pesta pernikahan yang kedua kalinya."     

Ji Mingyuan menambahkan Wen Qiao, "Benar, itu benar… Wen Qiao sudah menyuarakan maksud hatiku."     

Wen Qiao berkata, "Jika mama sudah mengadakan pesta pada pernikahan sebelumnya, dan tidak mengadakan pesta di pernikahan yang sekarang, apakah mama tidak membuat Paman Ji merasa bahwa mama menikah dengannya hanya untuk bergantung hidup?"     

Su Yun bersedia menikah dengan Ji Mingyuan sebenarnya bukan untuk bergantung hidup.     

Dia merasa pada usianya yang sudah tidak muda lagi ini, tidak mudah untuk bertemu dengan seorang pria yang memperlakukannya dengan tulus serta sepenuh hati, dan selama beberapa tahun belakangan, pria ini tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cintanya.     

Su Yun saat ini memasuki usia empat puluh tahun dan bukan seorang yang tidak berperasaan. Dia tahu bahwa alasan Ji Mingyuan baik kepadanya adalah karena pria ini mencintainya, dia juga mencintai pria yang murah hati dan baik hati ini dan ingin bersamanya dengan serius.     

Su Yun sedikit tergerak hatinya, "Kalau begitu mari kita bicarakan lagi."     

Ji Mingyuan mengedipkan mata ke arah Wen Qiao, dan menghela napas lega, akhirnya Su Yun setuju untuk mengadakan pesta pernikahan. Memang hanya Wen Qiao yang bisa meyakinkan ibunya itu.     

Ji Mingyuan merasa senang, jadi dia membuka sebotol maotai, Wen Qiao menyodorkan gelas, Su Yun segera menepuk tangan putrinya itu, "Kamu masih belum cukup umur, tidak boleh minum anggur."     

Wen Chi berkata, "Ma, dia sudah berpacaran, bukan anak kecil lagi."     

Ji Mingyuan berkata dengan riang, "Sekali-kali tidak akan jadi masalah, biarkan Qiaoqiao minum segelas kecil."     

Mereka berlima merayakan perayaan Imlek dengan makan malam bersama dan minum anggur. Wen Qiao dapat melihat kebahagian di mata Xiao Mo. Sekarang Xiao Mo sudah dianugerahi dan dikelilingi dengan banyak kasih sayang, hal itu membuat kondisinya semakin hari semakin membaik.     

Suasana hati Wen Qiao sedang gembira, dan dia sudah meminum dua gelas anggur.     

Terdengar suara ketukan pintu, di saat Wen Qiao mengangkat wajahnya yang sudah memerah ke arah Wen Mo, sambil mengusap kepala adiknya itu, "Ayo sekarang panggil aku kakak."     

Wen Mo meletakkan sumpitnya dan mengerucutkan bibirnya, dia seperti sedang berada dalam pergulatan batin di dalam dirinya, bibirnya bergerak, kedua tangannya mengepal, dan bibirnya perlahan terbuka. Wen Qiao mengusap kepalanya lagi, "Oh aku sudah mendengar dari dalam hati Xiao Mo, kamu sudah memanggilku kakak."     

Ji Mingyuan pergi untuk membuka pintu, dan terkejut ketika dia melihat seseorang yang datang dan mengetuk pintu itu adalah Fu Nanli, "Anda mencari siapa?"     

"Wen Qiao, saya adalah kekasihnya."     

Ji Mingyuan bergegas memberitahu orang rumah.     

"Kekasih Qiaoqiao datang." kata Ji Mingyuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.