Dia Hanya Mengingatku

Kakak Nanli Datang



Kakak Nanli Datang

0Fu Nanli melihat di sekeliling ruang tamu yang berukuran kecil, dinding rumah itu masih utuh, padahal dia sudah membelikan sebuah rumah tepat di sebelah rumah gadis itu untuk direnovasi agar rumahnya lebih luas. Ternyata gadis itu tidak merenovasi rumahnya, wajah Fu Nanli langsung cemberut.     

Pipi Wen Qiao memerah, dan dia tersenyum pada Fu Nanli, "Kakak Nanli datang."     

Wen Qiao yang masih mabuk, menatap Fu Nanli yang tinggi dan tampan, membuat jantung pria itu berdebar-debar.     

Wen Chi dengan cepat bangkit berdiri, "Kakak ipar, duduklah di sebelah kakak."     

Wen Mo sedikit kesal karena dia tidak bisa bersuara dan menyambut Fu Nanli.     

Kakaknya sangat mengharapkan dia untuk dapat berbicara, mengapa dia tidak bisa melakukan hal sederhana seperti itu, rasa frustasi seketika menyelimuti hatinya.     

Fu Nanli dan keluarga Wen Qiao sedang duduk melingkar di depan meja kecil.     

Suasana disini jauh berbeda dengan di Mansion Yuannan. Suasana di Mansion Yuannan begitu penuh dengan pernak-pernik dan juga megah. Langit-langit rumah yang cukup tinggi, meja bundar berukuran besar, beberapa orang duduk santai, dan pelayan yang sedang sibuk mengantarkan hidangan di mana-mana, rumah dihiasi dengan lampu kristal dan lantai yang dialasi dengan karpet persia buatan tangan.     

Sedangkan di sini, di atas meja kayu berukuran kecil, ada tumpukan beberapa tulang yang berantakan, ada sebuah panci di tengahnya yang sesekali masih mengepul, dan lampu pijar yang tergantung di atas meja. Cahaya lampu pijar itu menciptakan bayangan yang bergoyang karena tertiup angin yang masuk setelah tadinya pintu dibuka.     

Karena mejanya berukuran kecil, suasana terasa ramai saat mereka sedang makan bersama. AC yang sudah kuno mengeluarkan suara bising. Fu Nanli melepas mantelnya, dan Wen Qiao hanya mengenakan sweater tipis dengan posisi tubuh yang dekat dengan pria itu, hawa menjadi terasa panas.     

Fu Nanli tidak bisa menahan diri, dia menggenggam tangan kekasihnya di bawah meja, lalu menundukkan kepala dan bertanya padanya, "Kamu minum anggur ya?"     

Wen Qiao menganggukkan kepala, "Ini perayaan malam tahun baru Imlek, jadi aku minum sedikit."      

Wen Chi dan Wen Mo tidak merasakan ketidaknyamanan dengan kehadiran Fu Nanli.     

Tapi bagi Su Yun dan Ji Mingyuan yang sudah dewasa, mereka pernah merasakan kehidupan sosial yang kejam, sudah lama mereka merasakan ujian yang berat untuk tunduk kepada orang yang lebih berkuasa.     

Oleh karena itu, saat Fu Nanli duduk, setelah Su Yun memperkenalkan Ji Mingyuan dengan suara pelan, mereka berdua merasa tidak nyaman saat dekat dengan Fu Nanli.     

Ji Mingyuan membawa botol anggur dan bertanya dengan hati-hati, "Apakah Tuan Fu mau minum?"     

Wen Qiao berkata, "Paman Ji, jangan berikan itu kepadanya, dia dibesarkan di luar negeri dan terbiasa minum anggur merah daripada anggur putih."     

Dari perkataannya, tersirat bahwa gadis itu melindunginya.     

Hati Fu Nanli menghangat, jari-jarinya menyentuh tangan lembut Wen Qiao sampai ke pergelangan tangannya, dia dapat merasakan suhu tubuhnya, merasakan ritme denyut nadinya, sambil mengusapnya dengan lembut.     

Fu Nanli suka melihat gadis ini melindunginya, seperti anak serigala kecil yang melindungi wilayahnya. Setiap kata dan setiap tindakan gadis itu sangat menyentuh hatinya.     

"Aku sudah makan malam." Jawab Fu Nanli.     

Kekasihnya sudah melarangnya minum, sehingga dia tidak segan menolak dan berterima kasih kepada Ji Mingyuan yang sudah menawarinya minum.     

Su Yun berkata, Baiklah, kami juga sudah selesai makan, kalau begitu kita bisa bereskan meja sekarang."     

Su Yun dan Ji Mingyuan membawa mangkok dan sumpit ke dapur.     

Wen Chi mendekati Fu Nanli, "Kakak ipar, apakah perlu kami untuk mengurus kakak?"     

Fu Nanli mengambil mantel Wen Qiao, "Tidak perlu, aku akan membawanya pergi sampai gang rumah sampai dia sadar dari mabuknya."     

Fu Nanli membawa Wen Qiao keluar rumah.     

Di tengah tiupan angin dingin, sebagian besar pengaruh alkohol sudah berkurang. Di sekitar mereka ada anak-anak yang memegang kembang api dan berlarian di jalan-jalan serta gang-gang. Pintu-pintu gang di sini semuanya terbuka, dan samar-samar terdengar suara meriah pembawa acara Festival Musim Semi.     

Suasana tahun baru yang sangat khas.     

Wen Qiao bersandar di dinding halaman bata biru yang tidak rata, dan Fu Nanli menatapnya, "Kenapa kamu tidak merenovasi rumahmu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.