Dia Hanya Mengingatku

Para Penumpang, Bersiaplah Untuk Terjadi Tabrakan



Para Penumpang, Bersiaplah Untuk Terjadi Tabrakan

0Fu Nanli tidak mencecarnya dengan berbagai pertanyaan lagi, lalu dia hanya berkata, "Lusa aku ada jadwal penerbangan, ikutlah denganku."     

"Kalau begitu aku izin untuk tidak masuk."     

"Iya, izinlah untuk dua hari."     

Kali ini Fu Nanli akan pergi ke Helsinki, dia berpartisipasi dalam asosiasi penerbangan internasional untuk menerima sebuah penghargaan.     

Di ruang perjamuan yang dapat menampung lebih dari seratus orang, ada karpet merah gelap. Dia mengenakan pakaian formal dan dasi, dan ketika dia naik ke panggung untuk menerima penghargaan, ketampanannya membuat orang-orang eropa tidak bisa mengalihkan pandangannya kepada Fu Nanli.     

Ketampanannya terkenal bahkan sampai lintas negara.     

Fu Nanli naik ke atas panggung, dia berpidato dengan menggunakan bahasa inggris, dengan pelafalan yang sangat tertata dan bagus. Wen Qiao mendengar ada orang yang berbisik di belakang, saat dia menoleh kebelakang, ternyata seorang wanita paruh baya sedang bercanda sambil memandang ke arah Fu Nanli dengan pandangan mata yang sedang tergila-gila.     

Ketampanan yang ada pada diri Fu Nanli memiliki daya tarik yang kuat.     

Dia adalah orang yang rendah hati. Di atas panggung, dia hanya mengucapkan beberapa patah kata saat menerima penghargaan, dengan menyebutkan Dongchuan Airlines, dan berterima kasih kepada beberapa Otoritas Penerbangan atas kebaikan mereka.     

Setelah acara penghargaan selesai, Fu Nanli memberikan piala penghargaan itu kepada Wen Qiao, "Ambilah buat kamu main."     

Piala yang terbuat dari kristal, terlihat indah dan sangat jernih, juga didesain dengan bagus. Wen Qiao menerima piala sambil menggerutu, "Aku bukan anak kecil."     

Tapi Wen Qiao tetap suka pialanya.     

Dalam perjalanan kembali, dia terus memegang piala itu, Fu Nanli memberikan penghargaan yang dia dapat untuknya, meskipun Wen Qiao menggerutu bahwa dia bukan anak kecil, tetapi dia sangat bahagia di dalam hatinya.     

Sepuluh jam lagi, pesawat akan mendarat di Bandara Dongpu, Haicheng.     

Fu Nanli berkata, "D1005 izin mendarat, mohon petunjuk menara pengawas."     

Menara pengawas menjawab, "D1005 diizinkan untuk mendarat, landasan pacu 03 benar, dan angin darat adalah 30 kilometer."     

Pada pukul sembilan malam, salah satu staf darat menara meminta cuti, dan dilimpahkan kepada staf lain yang membuat pekerjaannya menumpuk, sehingga dia tidak menyadari bahwa ada sebuah pesawat yang sedang diparkir di ujung kanan landasan pacu 03 dan ada pesawat yang penuh penumpang sedang bersiap untuk lepas landas.     

Pesawat mendarat perlahan, dan Fu Nanli berkata, "Turunkan roda pendarat."     

Xu Shen menjawab, "Roda pendaratan telah diturunkan."     

Sepintas, ia melihat ada sebuah pesawat yang berkapasitas setidaknya tiga ratus orang sedang berada di ujung landasan pacu.     

Fu Nanli juga memperkirakan bahwa pesawat itu jelas akan menghalangi proses pendaratan pesawatnya saat ini.     

Dia dengan tenang bertanya kepada menara pengawas, "Apakah Anda yakin melakukan pendaratan di landasan 03 ?"     

"Yakin."     

Fu Nanli memegang tuas manual di tangannya dan bertanya lagi, "Tolong konfirmasi lagi."     

Baru pada saat itulah staf menara menemukan bahwa dua pesawat penumpang bisa bertabrakan.     

Dia panik, dan keringat dingin muncul di dahinya, "D1005, pesawat yang akan lepas landas dari London diparkir di sebelah kanan landasan 03, Anda..."     

Tidak ada waktu lagi.     

Fu Nanli tahu bahwa dia tidak perlu lagi untuk mendengarkan perintah dari menara pengawas itu. Tepat di depan ada pesawat penumpang yang penuh dengan 300 orang, dengan gudang di sebelah kiri dan sebuah shuttle bus sebelah kanan.     

Tidak ada waktu untuk menimbang, tidak ada waktu untuk ragu-ragu.     

"Menara pengawas, segera perintahkan pengemudi shuttle bus untuk turun."     

"Siap."     

Staf di menara berusaha menggunakan walkie-talkie untuk memanggil satu-satunya pengemudi yang sedang berada di shuttle bus, "Tolong segera turun dari shuttle bus No. D1005, segera turun dari bus, pesawat No. D1005 dalam situasi berbahaya."     

Ketika pengemudi shuttle bus mendengar kabar tersebut, seketika dia bergegas turun dari bus dan melarikan diri.     

Di kokpit, Fu Nanli menyalakan siaran ke seluruh penumpang dan berkata, "Pesawat akan mendarat, harap bersiap untuk terjadinya tabrakan."     

Semua orang di kabin tercengang ketika mereka mendengar kata-kata sang kapten. Zhao Yuan segera meminta para pramugari yang bertugas untuk memeriksa apakah semua penumpang sudah mengenakan sabuk pengaman. Seketika suasana di dalam kabin seolah-olah membeku untuk sementara waktu.     

Wen Qiao menjadi gelisah, dan umumnya pesawat terbang paling rentan terhadap kecelakaan saat dalam proses lepas landas dan juga saat mendarat.      

Dia tidak tahu apakah yang terjadi sebenarnya pada Fu Nanli di kokpit, hingga dia membuat sebuah keputusan yang meminta semua penumpang mempersiapkan diri untuk terjadinya tabrakan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.