Dia Hanya Mengingatku

Kalian seperti paman dan keponakan



Kalian seperti paman dan keponakan

0Sepertinya begitu, Dongchuan Airlines kehilangan ratusan juta dolar karena insiden itu, arus penumpang menjadi merosot sangat tajam, dan Nanyun Airlines adalah pihak yang mendapat keuntungan paling banyak, pasti dialah pelakunya.     

Untung saja waktu itu tidak sampai terjadi kecelakaan, Direktur Wu tega membahayakan nyawa banyak orang demi keuntungan bisnis.     

Boikot Nanyun Airlines!     

Boikot Nanyun Airlines!     

Wu Junyuan merasa frustasi karena dihujat oleh banyak orang. Dia telah berjuang mati-matian, sampai akhirnya berhasil merebut posisi Dongchuan Airlines.     

Di Bao Yan Lou, luka di kepala Wen Qiao sudah jauh membaik setelah lima hari dibalut oleh obat, jadi dia tidak perlu lagi dibalut kasa.     

Meskipun saat ini adalah musim dingin, dia merasa tidak nyaman dengan rambutnya yang belum dicuci selama berhari-hari. Dia hanya memakai topi, dan juga memakai pakaian dengan gaya kasual.     

Ketika berdiri di samping Fu Nanli yang sedang mengenakan mantel panjang berwarna abu-abu, terlihat perbedaan usia yang sangat jelas diantara mereka berdua.     

Ji Xianzheng tidak bisa menahan diri untuk berkomentar, "Kalian seperti paman dan keponakan."     

Wajah Fu Nanli tiba-tiba berubah muram.     

Ji Xianzheng dengan cepat berkata, "Aku hanya bercanda, jangan kau anggap serius."     

Ji Xianzheng tidak memahami betapa gugupnya sepupunya itu tentang hubungan ini, sebuah lelucon sudah cukup untuk membuat orang yang biasanya selalu tenang, langsung percaya dan menjadikan dirinya runtuh seketika.     

Fu Nanli menoleh melihat Wen Qiao. Gadis itu mengenakan sweater hoodie yang dirangkap dengan jaket putih, dipadukan dengan celana olahraga putih dengan motif garis-garis. Dia juga memakai sepatu model Chunky Sneaker dan topi berwarna merah muda.     

Wen Qiao tidak merias wajahnya dengan kosmetik apapun, dia terlihat seperti anak kecil.     

Penampilannya menyerupai siswa SMA.     

Ji Xianzheng berjalan ke arah Wen Qiao dan berkata dengan perhatian, "Apakah luka di kepalamu sudah lebih baik?"     

Wen Qiao bersandar di sandaran kursi, "Sudah membaik, lukanya sudah membentuk kerak, jadi tidak perlu mengganti perban lagi. Dokter mengatakan kerak itu akan basah dalam dua hari."     

"Baguslah kalau begitu. Perjamuan hari ini dikhususkan untukmu dan aku belum menyampaikan rasa terima kasih kepadamu."     

Wen Qiao melambaikan tangannya, "Kamu tidak perlu berterima kasih padaku karena hal sepele ini."     

Beberapa orang yang hadir di perjamuan itu adalah petinggi dari Dongchuan Airlines dan sekretaris Ji Xianzheng yang bernama Sun Qi. Mereka bersulang untuk Wen Qiao, tetapi tentu saja, Wen Qiao minum jus buah.     

Hanya Sun Qi yang bersikap cuek, tidak seperti para petinggi yang memperlakukan Wen Qiao dengan hangat dan ramah.     

Wen Qiao menyadari bahwa pria di sebelahnya tidak terlihat senang jadi dia membungkuk dan berbisik, "Apakah kamu masih mengalami shock karena kejadian kecelakaan itu? Apakah kamu ingin menemui seorang psikolog?"     

Wen Qiao tahu bahwa pada umumnya korban kecelakaan udara perlu menerima konseling psikologis.     

Terlebih lagi, Fu Nanli dan rekannya yang saat itu berada di kokpit, posisi mereka paling beresiko, tidak peduli seberapa kuat mental seseorang, mereka juga pasti memiliki batas kekuatan.     

Fu Nanli memegang tangannya, "Aku baik-baik saja."     

Hal yang paling membuat Fu Nanli shock adalah ketika dia melihat Wen Qiao jatuh terkapar di lantai dengan kepala yang berlumuran darah. Sedangkan Insiden tabrakan itu sebenarnya sudah tidak membekas di ingatannya, masa lalu adalah masa lalu.     

Ketika akan memulai makan, Wen Qiao mendengar petinggi Dongchuan Airlines memujinya.     

Gadis ini telah menyelamatkan nyawa seorang anak kecil, apalagi dia adalah kekasih dari Tuan Muda Fu, jadi mereka harus memuji Wen Qiao.     

Wen Qiao dipuji setinggi langit hingga dia merasa tidak nyaman, Fu Nanli menghela nafas pelan, "Ayo, kita mulai makan saja."     

Setelah selesai makan, para petinggi Dongchuan Airlines berjalan keluar mengantar kedua Tuan Muda Fu dan Wen Qiao.     

Wu Junyuan berpikir, kenapa nasibnya bisa sial seperti ini?     

Terakhir kali saat dia bertemu dengan Tuan Muda Ji, dia masih bisa menyombongkan dirinya.     

Tapi kali ini, saat dia melihat Ji Xianzheng, wajahnya langsung berubah menjadi muram, dia merasa bahwa takdir macam apa yang membiarkan dia dan musuh bebuyutannya bisa bertemu?     

Kedua orang itu saling bertemu di persimpangan jalan.     

Ji Xianzheng memasukkan satu tangannya di sakunya, dan mengarahkan pandangannya ke orang di depannya, "Direktur Wu."     

Wu Junyuan menggertakkan gigi dan menyapa balik sambil tersenyum, "Direktur Ji, lama tidak bertemu."     

"Direktur Wu ingin bertemu dengan saya?".     

Wu Junyuan menjawab sambil tersenyum, "Kita bekerja di bidang yang sama, tentu saja kita akan sering bertemu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.