Dia Hanya Mengingatku

Wen Qiao: Aku Menjadi Bertanya-tanya



Wen Qiao: Aku Menjadi Bertanya-tanya

0Saat sampai di depan pintu asrama, ada beberapa bus yang terparkir di depan pintu, penumpang bus itu adalah mahasiswa dari Universitas Fukai, mereka sedang mencari koper mereka di kompartemen bagasi Bus.     

Su Ying menemukan kopernya, kemudian dia menengadahkan kepala, dan melihat keberadaan Wen Qiao. Su Ying menatapnya dari atas ke bawah, dia tidak suka dengan gaya berpakaian Wen Qiao. Wen Qiao memakai sweater krem, mantel hijau tua di luar bagian luar, celana olahraga, dan sepatu kets.     

Gaya berpakaiannya tidak bagus sama sekali.     

Wen Qiao tidak seperti Su Ying, sepupunya itu mengenakan mantel, rok pendek, sepatu hak tinggi, dan memakai tas ransel berbentuk persegi kecil diagonal, produk terbaru dari merk Coach.     

Yao Heng, kekasih Su Ying, mengambil koper dari tangan Su Ying dan membantu membawakan tas ranselnya, Su Ying menikmati pandangan iri dari teman-teman sekelasnya.     

Su Ying membawa tas kopernya, berjalan di hadapan Wen Qiao dengan sepatu hak tingginya, "Bantu aku membawa koperku ke lantai lima."     

Aku menjadi bertanya-tanya? Pikir Wen Qiao.     

Lu Youyou kesal, "Kamu kira Qiaoqiao adalah kuli angkut, apa susahnya jika kamu membawanya sendiri? Kamu bisa membawanya sendiri, tapi masih menyuruh orang lain untuk membantumu membawanya."     

Su Ying menjawab dengan percaya diri, "Aku memakai sepatu hak tinggi, aku pasti akan kelelahan jika naik sampai ke lantai lima. Wen Qiao adalah sepupuku, apa salahnya jika aku meminta bantuan darinya?"     

Wen Qiao rasanya ingin menertawakan sikap sepupunya itu, paman dan bibinya telah mendidik putri mereka menjadi gadis yang arogan.     

Lu Youyou mencibir, "Kamu sudah tau jika akan pindah ke lokasi sekolah yang baru, tapi masih saja memakai sepatu dengan hak tinggi, bukankah kamu sudah menyulitkan dirimu sendiri?"     

Wen Qiao menahan Lu Youyou, dan berkata kepada Su Ying, "Di rumah dan di depan kekasihmu, kamu bisa saja menjadi seorang putri seperti yang kamu mau, tetapi di luar, tidak ada seorang pun yang mau menuruti segala keinginanmu. Kamu bawa sendiri kopermu ke atas atau kamu tunggu kekasihmu turun setelah dia selesai menaruh kopernya. Lain kali kalau kamu berani memerintahku melakukan sesuatu untukmu lagi, aku tidak akan bicara sehalus ini kepadamu. Apa kamu mengerti?"     

Teman-teman Su Ying melihat peristiwa ini, perkataan Wen Qiao itu membuat Su Ying merasa malu, saat dia masih ingin mengatakan sesuatu sambil masih menggertakkan gigi, Wen Qiao langsung memasukkan tangannya ke saku dan berbalik badan pergi meninggalkannya.     

Orang-orang yang sedang berada di sekeliling Su Ying seketika memandangnya dengan tatapan yang kurang mengenakkan.      

Dia kesal hingga menendangkan kakinya sambil mengumpat di dalam hati, Dasar Wen Qiao, si brengsek.     

Teman di sampingnya mendekatinya dan bertanya, "Apakah dia sepupumu? Dia cantik sekali."     

Pikir Su Ying, Kalian lebih baik diam saja kalau tidak pintar berbicara? Diriku juga cantik. Mereka seperti tidak pernah bertemu dengan gadis cantik sebelumnya.     

"Apa gunanya menjadi cantik? Dia orang yang tidak tahu berterima kasih. Ketika dia masih kecil, kedua orang tuanya bercerai, dan jika bukan karena keluarga kami yang dengan besar hati menerima mereka, mereka mungkin akan mati beku."     

"Ternyata begitu."     

"Dia ternyata orang yang cukup kasar."     

Su Ying hendak naik ke lantai atas, dia membawa kopernya sendiri ke koridor, karena dia memakai sepatu hak tinggi dan lantai dalam keadaan licin karena hujan sedang turun, akibatnya dia terpeleset, dia jatuh telentang dan berguling lurus menuruni tangga.     

Kejadian ini membuatnya makin merasa malu.     

Wen Qiao dan teman-temannya baru saja masuk ke aula, dan ketika mereka mendengar suara keras dari arah belakang, mereka melihat ke arah belakang bersamaan, Lu Youyou dan Chun Xiao tidak bisa menahan diri untuk tertawa.     

"Tuhan memang tidak tinggal diam. Pepatah yang berbunyi orang jahat pasti mendapat balasan yang setimpal ternyata ada benarnya juga." Lu Youyou menanggapi insiden itu.     

Ponsel Wen Qiao berbunyi, dia mendapat pesan bahwa ada sebuah paket telah datang.     

Wen Qiao bingung, dua hari ini dia tidak membeli barang apapun, tapi kenapa bisa ada paket datang?     

"Aku pergi dulu untuk mengambil paket."     

Lu Youyou berkata, "Aku akan temani kamu ambil paket."     

Mereka lalu mengikuti Wen Qiao berjalan keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.