Dia Hanya Mengingatku

Calon Ibu Mertua Ingin Bertemu



Calon Ibu Mertua Ingin Bertemu

0Sesampainya di pintu, Su Ying dipapah oleh temannya, bajunya menjadi basah, dan rambutnya juga basah terguyur hujan.     

Dia langsung merasa kesal begitu melihat Wen Qiao, "Kamu kenapa begitu kejam?"     

Wen Qiao kebingungan, "Apa maksudmu?"     

"Kamu kembali kesini untuk menertawakan aku yang terjatuh, kan? Kenapa kamu begitu kejam?"     

Wen Qiao memegang ponselnya, "Aku kembali kesini untuk mengambil paket. Kamu berpikir terlalu jauh."     

Selesai berbicara, Wen Qiao dan teman-temannya berjalan memutar dari hadapan Su Ying dan berjalan menuju laci paket.     

Su Ying menjadi murka hingga kepalanya terasa sangat pening.     

Di depan laci paket, Wen Qiao memasukkan kata sandi. Saat laci berhasil dibuka, dia mengeluarkan sebuah kotak. B site yang telah mengirimkan kotak itu, dia menjadi lebih penasaran.     

Kenapa B site mengirimkan paket untuknya?     

Lu Youyou mengeluarkan ponselnya, "Kamu sudah memiliki seratus dua puluh ribu penggemar di B site, dan B site akan mengirimkan hadiah plakat bagi kreator yang bisa memiliki lebih dari seratus ribu penggemar. Wah, Qiaoqiao, kamu hebat sekali bisa mendapatkan lebih dari seratus ribu penggemar dalam waktu yang cukup singkat."     

Mereka kembali ke asrama dan segera membuka isi paket itu, ternyata isinya adalah plakat silver dari B Site, plakat itu adalah sebuah penghargaan yang ditujukkan untuk kreator yang memiliki penggemar sebanyak seratus ribu ke atas.     

Lin Xiang berkata, "Kamu masih belum teratur mengunggah konten. Terkadang kamu hanya mengunggah satu video setiap minggu, terkadang setiap setengah bulan sekali. Jika saja kamu lebih teratur mengunggah konten, penggemarmu akan meningkat jauh lebih cepat. Lebih tekunlah dalam membuat video."     

Wen Qiao mengusap plakat silver itu sambil berkata, "Aku akan berusaha lebih tekun lagi mengunggah video setiap minggu."     

Dia meletakkan plakat itu di laci meja, tiba-tiba ponselnya yang di atas meja berbunyi. Pada saat melihat nama pengirim pesan di ponselnya, raut wajahnya seketika berubah.     

Nyonya Besar Fu yang mengirimkan pesan kepadanya.     

Dia membuka pesan itu, pesan itu berbunyi, Xiao Wen, apakah bibi boleh bertemu denganmu?     

Wen Qiao bingung harus menjawab apa, Fu Nanli tidak suka jika dia bertemu dengan ibunya. Tetapi ibu Fu Nanli memohon kepadanya secara sopan seperti ini, dia tidak tahu harus bagaimana untuk menanggapi permintaan ini.     

Ada masalah apa, Bibi?     

Bibi ingin berdiskusi denganmu mengenai masalah kecelakaan pesawat yang dialami oleh Nanli beberapa waktu lalu.     

Wen Qiao bingung, lalu dia memutuskan untuk memberitahu Fu Nanli terlebih dulu.     

Dia pergi ke apartemen Fu Nanli, sesampainya di depan pintu, dia memasukkan kata sandi, lali dia masuk ke ruangan. Sekarang pukul enam malam lebih, ruangan masih gelap, tidak ada penerangan satu pun yang menyala.     

Dia sudah tahu jadwal penerbangan Fu Nanli, hari ini dia terbang kembali ke Haicheng, sekarang pasti dia sedang beristirahat di rumahnya.     

Dia mengetuk pintu kamar tidur, tetapi tidak ada jawaban dari dalam, jadi dia memegang kenop pintu dan membukanya sendiri dengan perlahan. Tirai di kamar tidur itu setengah terbuka, dan tetesan air tipis di kaca jendela memantulkan cahaya. Cahaya lampu jalan yang ada di luar jendela memantul ke tempat tidur.     

Wen Qiao pergi ke sisi tempat tidur dan duduk di atas kasur sambil berbisik, "Kak Nanli."     

Tidak ada jawaban dari pria yang sedang tertidur lelap di atas kasurnya itu.     

Wen Qiao mengusap wajah pria itu dengan lembut, "Kamu tidur lelap ya?"     

Tiba-tiba tangan besar itu bergerak dan meraih pergelangan tangannya, dia berbalik dan jatuh ke dada yang lebar dan hangat. Wen Qiao mendengus dan kemudian membuka matanya untuk bertatapan dengan mata pria itu yang dalam dan gelap.     

"Kamu memanggilku Kak Nanli, itu terdengar bagus."     

Wen Qiao berkata, "Bukankah kamu tidak suka aku memanggil Fu Cheng dengan panggilan Kak Fu Cheng?"     

Si rubah kecil ini tidak memahami maksudku lagi. Pikir Fu Nanli.     

"Apakah dia sebanding denganku?" Karena Fu Nanli sedang tidur, jadi suaranya sedikit berat dan serak.      

Hati Wen Qiao menjadi gugup ketika dia berbicara begitu dekat dengan pria itu. Dia kemudian menjawab, "Tidak sebanding."     

"Mulai sekarang panggil aku 'Kak Nanli'."     

"Baiklah."     

"Coba panggil aku sekarang."     

"Kak Nanli." Gadis ini patuh seperti boneka yang ada di etalase toko.     

Fu Nanli memeluknya sambil bertanya, "Ada perlu apa kamu datang kesini."     

Wen Qiao tidak sadar jika Fu Nanli memeluknya di atas kasur dalam posisi berbaring, dia lalu berkata, "Mamamu ingin bertemu denganku, aku tidak tahu bagaimana cara untuk menolaknya, sehingga aku datang kesini untuk berdiskusi denganmu."     

Fu Nanli sudah bisa memperkirakan apa yang ingin ibunya sampaikan kepada Wen Qiao, dia menjawab, "Bertemulah dengan mamaku. Berhati-hatilah dalam berbicara dengannya, apa kamu mengerti?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.